Wedding War : Prolog

42.3K 2.7K 139
                                    


"Seorang pria tidak butuh istri yang pintar. Dia hanya butuh istri yang menurut!"

Oh, ini gila!

Kalau saja malam itu tidak perlu terjadi, kalau saja foto-foto itu tidak perlu muncul di media, kalau saja aku dan dia tidak perlu mabuk, maka ini semua tidak akan terjadi. Tapi bagaimana bisa aku mabuk dengan hanya menyesap seteguk anggur? Dan bagaimana bisa kami berdua mabuk bersamaan hingga terjebak dalam situasi itu?

"Tentu saja itu alasan supaya pria bisa tetap membodohi istrinya kan?" balasku sengit dan langsung dibalas dengan tatapan kejam kedua matanya yang berwarna coklat gelap.

Matanya menatapku semakin tajam. Membuat bulu kudukku yang tersembunyi dibalik kemejaku berdiri. Suasana hangat yang ditawarkan café ini menghilang seketika. Suara nyanyian dari Demi Lovato seakan teredam seketika di sekeliling kami, dan hening yang mencekam meliputi kami. Bahkan para pengunjung yang lain seakan menghilang.

"Tentu saja tidak!" sentaknya keras. Apa dia berharap aku mempercayai kata-katanya barusan? Apalagi yang diharapkan seorang pria dari keinginan seperti itu? Aku mencibir dengan jelas di hadapannya dan itu membuatnya mengutarakan alasan yang tetap tidak akan kupercaya. "Kami para pria harus tetap menjadi pemimpin dalam keluarga. Kami para pria harus tetap memegang tampuk kepemimpinan dalam keluarga, karena itu, aku hanya butuh wanita yang penurut."

Lihat, kesombongan yang begitu nyata. Keinginan untuk menjadi dominan, menjadi alpha dalam segala aspek bahkan dalam kehidupan pernikahan. Akan sangat memuakkan menjadi pasangan dari pria seperti ini. Setampan apapun wajahnya, sebanyak apapun materi yang dia miliki, dan semenarik apapun track record-nya, akan tetap memuakkan menjadi pasangannya. Dia adalah golongan pria yang akan aku hindari sepanjang kehidupan cintaku.

"Kamu pikir para wanita tidak butuh mengeluarkan pemikiran mereka? Terus, kenapa kamu nggak coba mencari wanita yang sesuai keinginanmu? Misal para wanita yang membayar untuk setiap ijazah mereka. Mereka akan cukup bodoh untuk menuruti semua keinginanmu!"

"Sayangnya, gen pintar menurun dari seorang ibu, bukannya ayah. Paling tidak itulah guna kepintaran seorang wanita."

Bagus, setelah mengejek perjuangan setiap wanita dalam mengasah otaknya, menggapai setiap jenjang pendidikan tertinggi yang mampu di dapatkan, sekarang dia menyatakan hal itu. Menyatakan bahwa wanita pintar yang hanya sebagai media keturunan. Apa dia pikir seorang istri itu seperti hewan ternak?

"Kamu gila dan kamu mengerikan. Siapa yang mau menikahi pria dengan pikiran gila seperti ini?" Aku mengernyitkan alisku, memandangnya jijik.

"Menurutmu?" Sebuah senyuman muncul di wajahnya yang seakan berubah memuakkan di mataku, "Jangan lupa statusmu sekarang sebagai istriku, Nyonya Taksa Arkin."

Oh sial, dia benar!


*****

Hollaaaaa olmaipreeen... lama vakum nggak nulis, daku tetiba galau bikin cerita baru. Inspirasinya dapet dari temen, trus di olah sambi ngobrol sama bapake anak-anak dan huwalaaaaa... jadi deh cerita baru ini. semoga pada suka ya, sambil nunggu lanjutan CMV yang lagi aye pikirin, mau dibawa kemana duo somplak ntu... wakakakakakakakkakakakak...

seperti biasa, JANGAN LUPA VOTE + KOMEN OLAIPREEEENNNN (fakir voment beraksi)

AIYOPYU .... AIYOPYUUUU OLMAIPREEENNNN




Wedding WarWhere stories live. Discover now