"Aku sudah meminta maaf, jangan berlagak tidak pernah berbuat salah." Sudah susah payah Hito menghilangkan rasa gengsinya hanya untuk meminta maaf, sekarang Lia malah berlagak sombong dengan tidak mau memaafkannya.

Lihat benarkan apa yang Lia katakan setelah meminta maaf Hito akan kembali mencari masalah dengannya. Jika orang akan berkelahi sebentar nantinya akan berbaikan, tapi hubungan Hito dan Lia seperti tidak akan pernah membaik.

"Apa emang kesalahan ku padamu? Kesalahanmu lebih besar," jawab Lia, ia tidak pernah berlaku kasar pada Hito. Ia juga tidak pernah berniat untuk menikahi pria lain, jadi tentu kesalahan Hito lebih besar.

"Dengan memaksaku menikahimu, ingat betapa gampangnya kamu."

Lia menjadi sesak hanya untuk mencoba bernafas lega. Hidungnya tersumbat karena keseringan menangis. Semua perkataan Hito tentang ia yang terlalu gampangan dan hal yang mengakibatkan mereka menikah membuat Lia merasa semakin rendah diri, tidak ada lagi kepercayaan diri di dalam Lia.

"Keluar dari kamar ini," ucap Lia, ia tidak bisa terus mendengar setiap perkataan menusuk itu. Ia hanya manusia yang juga merasakan sakit dan lelah.

"Keluar? Ini kamarku bukan kamarmu. Yang harus keluar dari rumah ini." Hito mengucapkan hal itu secara gamblang saja. Ia emang terlalu kejam dengan Lia saja Hito mengakui itu, tapi ini semua pantas didapatkan oleh wanita yang sudah membuatnya menjadi susah seperti ini.

Lia menatap dengan kesedihan ke arah Rian, anak semata wayangnya. Ia kembali diusir tidak ada lagi rasa sayang Hito untuknya atau mungkin memang tidak pernah ada rasa sayang yang pernah pria itu berikan untuknya.

Bayinya masih sangat lemah untuk diajak keluar malam-malam. Ia takut anaknya malah kenapa-napa masuk angin atau apa pun yang membahayakan. Lia pernah mendengar cerita bayi yang meninggal karena kena angin malam.

"Apa tidak bisa menunggu sebentar lagi? Kenapa terus mengusirku, kamu taukan Rian juga masih kecil. Sabar sebentar saja Mas, apa tidak bisa sabar?" Hito terlalu tidak memiliki perasaan, apa pria itu tidak bisa untuk berpikir bahwa sangat bahaya bagi bayi. Karena Lia pun tidak memiliki tujuan yang pas sekarang.

"Jangan bawa-bawa anak, bilang aja kamu itu sudah menyesal mengertaku kan." Hito tersenyum sinis, sekarang saja Lia malah tidak mau pergi dari rumah ini. Sudah beberapa kali Hito mengusir tetap saja Lia tetap berada di sini. Artinya wanita itu tidak ingin pisah dengannya, dengan semua yang ia miliki akan sangat rugi jika Lia pergi dan malah hidup tidak jelas di luar sana.

"Karena aku tidak terpengaruh sama sekali dengan ancamanmu itu Jangan kira setelah mengertaku aku akan takut kamu pergi, jika ingin pergi dengan pria itu langsung pergi saja sekarang juga," lanjut Hito lagi.

Lia menatap Hito dengan raut sendu tidak bisa berkata-kata lagi. Ia salah memilih ayah untuk anaknya. Emang ini semua salah Lia yang memaksa agar Hito mau menikah dengannya, tapi apa harus Hito terlalu melukai Lia hampir setiap hari.

Ia sekarang seperti melihat sosok lain, Hito yang ia kenal dulu tidak memiliki sifat seperti ini. Hito yang ia kenal sangat bijaksana dan melakukan semua tindakan dengan penuh perhitungan. Apa masalah Fira bisa membuat Hito berubah total seperti ini. Apa Hito sengaja membuatnya tidak nyaman agar segera meminta cerai dengan pria itu.

Air mata Lia semakin tumpah, sudah cukup ia menangis tapi rasanya sangat sulit menahan air mata ini. Dengan terisak pelan, Lia mencoba menggendong Rian hati-hati agar Rian tidak terbangun. Ia emang harus pergi meninggalkan kamar Hito, tapi ia hanya akan pergi ke kamar samping saja. Lia masih waras, tidak mungkin ia melakukan hal yang mengancam keselamatan anaknya.

Hito hanya memandangi punggung Lia yang sekarang sudah ikut membawa serta Rian keluar dari kamar. Apa mereka akan keluar rumah karena barusan saja Hito mengusir Lia, ia langsung ke luar kamar mencari Lia jangan sampai mereka harus pergi saat malam-malam begini.

Hito berjalan menuju pintu depan, tapi langkahnya langsung terhenti saat mendengar pintu terbuka dari arah samping. Ternyata itu Lia, mereka tidak ke luar dari rumah hanya berpindah ke kamar lain. Rumah ini hanya memiliki dua kamar saja, satu kamar khusus untuknya dan satu lagi khusus anaknya. Sedangkan Lia? Hito yang akan memerintahkan ke mana wanita itu tidur.

Beberapa kali Hito pernah mengusir Lia, tapi wanita itu tetap saja sering masuk ke kamar Hito. Padahal isi kamar Rian dan Hito sama-sama nyaman tidak banyak yang beda.

Hito mendudukkan tubuhnya dengan kasar ke atas sofa, ia memijat kepala yang sangat berdenyut. Adam sudah sangat keterlaluan ia rasa tindakan Adam itu berlebihan, Hito tidak membutuhkan pertolongan Adam yang ada bisa saja Adam malah memanfaatkan masalah Hito untuk kepentingannya.

Sebaik apapun Adam tetap saja kenangan buruk tetap buruk. Ia terkadang sangat tertekan dengan sifat Adam dulu yang terlalu menekannya apalagi saat Adam ikut menyebarkan kebenaran kepada orang lain bahwa Hito hanya anak angkat. Sejak saat itu orang mengejeknya dan selalu mengungkit masalah itu saat berbicara dengan Hito.

Hito melempar jam tangannya ke sembarang arah. Ia juga membuka baju kaosnya, keringat menetes dari dada Hito. Masalah demi masalah membuat Hito jadi gerah padahal pendingin ruangan hidup. Hito membuka pesan di ponselnya, ia hanya membaca beberapa pesan tapi Hito tidak membalas semuanya. Ia yang memang sudah pusing makin pusing membaca pesan yang sangat menumpuk.

Ingatan saat Lia terluka membuat Hito beranjak bangun untuk mengambil kotak obat, lalu masuk ke dalam kamar. Pandangan Lia sedang menyusui Rian membuat Hito membeku. Ia tidak pernah melihat adegan ini karena Lia sering kali bersembunyi saat menyusui.

Hatinya seakan berdenyut nyeri saat mengingat kembali disaat Lia mengatakan untuk menganggapnya sebagai ibu dari anaknya. Lia benar ia terlalu kejam kepada orang yang sudah melahirkan anaknya, ia terlalu keras kepada Lia hanya karena terus mengingat masa lalu.

Ia sudah terlalu menyakiti hati wanita yang sudah melahirkan anaknya. Hito adalah dokter ia sangat tau gimana sakitnya melahirkan. Ia selalu kasian dengan wanita yang melahirkan tapi kenapa Hito malah tidak kasihan dengan Lia.

Hito memandangi wajah Rian, bibir kecil itu menyusu dengan semangat. Sudah lama tidak memperhatikan anaknya begini, ia juga sudah lama tidak menggendong. Dan alasan Hito menjauh juga hanya karena ia malas karena Rian selalu bersama Lia.

Hito mengambil tangan Lia yang terluka, lalu ia mengobati luka Lia hingga terlihat lebih membaik saat sudah diobati. Melihat Rian yang sudah tertidur, Hito memindahkan Rian, sebelum masuk ke dalam kamar Hito memang sudah lebih dahulu membersihkan diri. Karena virus sangat berbahaya bagi anak bayi.

Hito mencium pipi Rian yang sudah nyenyak tidurnya. Ia tersenyum wajah Rian sangat tampan, wajahnya perpaduan antara Hito dan Lia.

"Maafkan Ayah ya jahat banget sama mama kamu." Hito ikut tidur di samping Rian, ia memeluk tubuh Rian anak kesayangannya. Mau bagaimanapun hubungan antara ia dan Lia tetap saja Rian adalah anak kebanggaannya.

Kalau saja Rian tau bahwa Hito akan menikahi wanita lain, pasti Rian akan sangat marah padanya. Dan yang pasti Rian pasti akan memukul dan membencinya.

Saat akan melahirkan Rian, Lia lebih dahulu meminta agar Hitolah yang membantu proses persalinan itu. Hanya saja saat itu Hito menolak keras, ia tidak mau menjadi dokter untuk Lia saat itu. Saat Lia melahirkan Hito memilih untuk membantu persalinan orang lain saja

Bukan tanpa alasan Hito menolak ada banyak alasannya salah satunya Hito tidak mau karena ia tidak bisa fokus karena ia akan membantu melahirkan anaknya sendiri.

Terlalu fokus dengan Rian, membuat Hito agak lupa dengan Lia yang belum tidur dengan benar. Ia mendekat ke arah Lia mengangkat tubuh itu sedikit agar tidur lebih nyaman. Lalu Hito memasangkan kancing baju Lia yang terlepas dan menyelimuti tubuh Lia.

Hito berencana tidur di kamar ini saja malam ini. Ia sudah terlalu lama tidak berdekatan dengan Rian maupun Lia.

***

Tekan bintang biar lancar bab selanjutnya. Komen juga ya supaya aku semangat hehe ☺️

Hidden MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang