Chapter O2

48.2K 2.2K 30
                                    


Pertama kali masuk kuliah, saat sedang pengenalan mahasiswa baru disaat itulah Lia berkenalan dengan Hito. Saat tau bahwa Hito adalah calon dokter, Lia langsung kagum. Saat kecil ia terbilang sering sakit, karena hal itu ia ingin mempunyai pasangan dokter agar bisa memeriksanya.

Perasaan Lia saat itu hanya kagum, hingga lama-lama ia malah sangat mencintai Hito bukan hanya karena ia adalah dokter. Tapi benar-benar karena Hitonya sendiri. Hingga sekarang perasaan menyayangi dan mencintai Hito masih melekat pada hatinya. Beberapa kali Hito mengatakan bahwa Lia ini hanya terobsesi bukan cinta.

Lia tidak merasa obsesi ia hanya terlalu takut kehilangan Hito. Ia bahkan tidak perduli saat Hito mengatakan akan menikah dengan wanita lain, ia tetap memaksa Hito untuk menolak semua itu. Hito tidak menjawab dia hanya diam dan menjauh.

Tidak lama Lia mendengar bahwa cewek yang akan dijodohkan untuk Hito itu pergi ke luar negeri, saat itu Lia terus berusaha membuat Hito luluh dan mau langsung menikahinya.

Tuntutan dari tantenya untuk menikah dengan Hito jika tidak menikah dengan Hito tantenya berniat menjodohkannya dengan orang lain. membuat Lia jadi tidak sabar untuk bisa menikah dengan Hito, bahkan tidak peduli saat Hito hanya bisa menikah secara siri dan pernikahan ini akan disembunyikan.

Lia kira setelah beberapa bulan menikah ia tidak akan menjadi istri siri lagi tapi sampai melahirkan Rian masih saja sama. Lia beranjak bangun dari duduknya setelah memastikan Rian sudah tidur dengan nyaman di atas kasur. Lalu Lia berjalan ke sisi lain kasur tepatnya di dekat Hito, lalu memegang tangan Hito.

"Ada apa lagi?" tanya Hito dengan nada kesal, ia tidak suka dengan Lia yang sepertinya akan membahas tentang hal yang paling ia benci sekarang. Pasti Lia akan kembali membahas tentang hubungannya dengan wanita itu. Lia terus memaksa Hito untuk melepaskan wanita itu, tapi Lia tidak tau saja bagaimana susahnya Hito melakukan itu.

Semua kecerewetan Lia membuat Hito tidak nyaman, ia tidak suka dengan wanita yang terlalu banyak menuntut. Bahkan wanita itu juga meminta untuk pernikahan mereka disahkan secara hukum dan diumumkan dengan alasan bahwa kasian Rian. Padahal Hito tau itu hanya kepentingan untuk Lia saja.

"Maafkan aku Mas." Lia mengambil tangan Hito lalu mencium dengan lembut.

Membuat Hito untuk mempertahankannya saja Hito tidak bisa, pria itu ragu. Seperti dengan drama yang sudah ditonton, saat pria mencintai seseorang maka akan membuat cara apapun agar bisa selalu bersama.

Ini tidak sepenuhnya salah Hito, Lia sadar akan itu. Ia tidak akan mengatakan bahwa Hito brengsek, setelah ia mendengar semuanya ia sadar ini semua sulit karena Hito bisa kehilangan semuanya yang dia miliki jika tetap mempertahankan Lia. Ia rasa semua yang dimiliki Hito lebih berharga daripada Lia? Ia tidak merasa seperti wanita sempurna hingga sulit untuk dilepaskan. Memilih harta dan jabatan bagi Hito lebih berharga, Lia sadar diri. Ia tidak bisa membanggakan diri hanya karena istri Hito.

Lia harus menelan kepahitan atas apa yang sudah ia lakukan. Apa lebih baik ia menikah dengan orang yang mau dijodohkan dengannya dulu? Mungkin saja Lia akan hidup bahagia karena pria itu sendiri mengatakan sangat mencintainya. Hanya pemikiran sesaat setelahnya Lia langsung menggeleng, ia tidak mau memaksa hatinya.

Pilihan yang benar adalah seharusnya Lia kabur saja saat itu bukan malah memaksa Hito untuk menikah dengannya.

Betapa sangat rumitnya kehidupan Hito setelah adanya Lia, sekarang ia sudah memiliki buah hati yang sangat ia cintai jadi tidak ada yang perlu disesali. Ini ia anggap sebagai pelajaran hidup saja agar tidak memaksa seseorang untuk ikut hadir dalam kehidupan kita.

Beban Hito sangat berat, Lia seperti ikut merasakan sebagai anak angkat. Rasa seperti ingin terus menuruti keinginan keluarga angkat. Setelah kebaikan mereka bagaimana bisa kita membantah?

Hubungan Hito dan Lia sangat aneh dan jarang romantis, Hito tidak bersikap sebagai suami yang sering dilihat di drama. Hito terlalu banyak rahasia, mengetahui suaminya hanya anak angkat saja baru tadi ia tahu dan itu juga karena mendengar secara diam-diam. Jika saja Lia tidak menguping sampai meninggalkan pun Lia tidak akan tau apa-apa.

Air mata Lia tumpah saat ia mengingat bahwa ia bukan tempat untuk suaminya bercerita dan bukan tempat untuk berkeluh kesah. Hito tidak merasa nyaman dengannya, lalu kenapa Lia terus egois memaksa Hito agar terus bersamanya. Ia harus membiarkan Hito bahagia, pria itu berhak menikah dengan wanita yang bisa membuatnya nyaman.

Masalahnya juga sangat menambah beban Hito, mungkin Lia tidak akan sanggup jika berada di posisi Hito.

Ia menyesal sungguh menyesal, ia merasa salah pada suaminya. Ia tidak marah saat Hito tidak memikirkannya, suaminya itu hanya menyayangi anaknya. Lia tidak marah, ini pantas ia dapatkan. Yang penting Hito sayang pada Rian.

"Tidak usah pikirkan lagi tentang aku, tidak usah ajukan pernikahan kita secara hukum ya. Secara agama saja sudah cukup, aku ikhlas Mas. Tidak apa ini semua juga salahku, jadi Mas tidak usah lagi memikirkan semua tuntutan yang aku berikan pada Mas. Menikahlah dengan wanita pilihan papamu, tidak usah pikirkan aku. Kejarlah masa depan yang Mas inginkan." Walaupun terasa berat, tapi hanya ini yang bisa Lia lakukan untuk membantu Hito.

Lia menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya dengan pelan. Ia mengelus rambut lebar Hito dengan sayang. Lia ikut melihat wajah Hito yang terlihat terkejut.

Lia kembali tersenyum ia sudah melakukan tindakan yang benar. Dengan begini tidak ada lagi beban yang menganggu Hito, walaupun begini bukan berarti Lia ingin dimadu. Hidupnya hanya akan semakin menderita pasti, apalagi ia hanya sebagai istri siri.

Lia takut jika nanti akan dibenci oleh keluarga Hito dan istri Hito nantinya, setelahnya pasti Lia akan dihina dan diremehkan.

Dihina dan diremehkan sudah sering didapatkan sekarang. Saat pulang kampung saja orang kampung itu menuduhnya hamil di luar nikah. Karena hanya tantenya saja yang tau tentang pernikahannya itu. Lia berusaha menulikan telinganya dan tetap berperilaku biasa saja. Tidak beda jauh saat di kampung, di sini pun Lia terkadang diremehkan. Hito emang membawanya ke sebuah rumah yang sederhana dan bertempatan di tempat yang tidak terlalu ramai hanya ada beberapa orang saja. Teman Lia juga beranggapan bahwa ia adalah simpanan om-om hingga mempunyai anak.

"Kenapa terlalu mendadak?" tanya Hito dengan tercekat, inilah yang dinamakan sebuah solusi? Solusi yang terus ia pikir tapi tidak pernah ia dapatkan. "Apa kamu serius mau dimadu?"

"Tapi Lia tidak mau dimadu," balas Lia membuat Hito mengeram kesal, ia menghempaskan tangan Lia dari rambutnya. Apa wanita ini ingin bercerai? Apa semudah itu untuk mengakhiri sebuah pernikahan. Lagi pula apa yang terjadi? Lia itu sangat terobsesi dengannya, apa Lia sudah memiliki pria lain? Aneh padahal Lia itu baru melahirkan, apa Lia sudah memiliki selingkuhan sejak lama.

"Kamu sudah memiliki pria lain? Sudah memiliki penggantiku? Secepat itu?"

Lia menggeleng kuat, ia tidak terima dituduh. "Tidak aku tidak selingkuh, talak saja aku setelah Mas akan menikah dengan Wanita itu."

"Maumu apa hah?" Hito membentak Lia, wanita ini tidak memberikan solusi.

Lia tidak tau kenapa jadi begini, ia benci dengan pria yang mau dua wanita sekaligus.

"Aku bisa hidup berdua dengan anakku Hito, kamu juga bisa kembali dengan dia. Aku ingin kamu bahagia." Lia heran sekarang, apa pria seegois itu hingga ingin kedua wanita sekaligus? Kenapa mereka tidak cukup dengan satu wanita saja? Mungkin emang ada orang yang bisa tahan saat dimadu, tapi Lia tidak bisa. Ia adalah orang yang pencemburu hebat, tidak bisa ia harus selalu memandangi pemandangan saat di mana Hito dengan wanita lain.

"Apa kau sudah memiliki pria lain yang lebih kaya dari pada aku? Jika ingin pergi dengan pria itu pergi! Jangan malas beralasan ingin membuatku bahagia. Sana, menjauh mengesalkan sekali saat melihat wajahmu. Sekarang keluar dari kamarku, dan bawa anakmu itu."

Lia menggigit bibirnya menahan tangis. "Aku tidak ada pria lain," ujar Lia dengan bibir yang bergetar karena menahan tangis.

"Kau selalu memintaku untuk hanya menjadikanmu istri satu-satunya lalu meminta untuk mengesahkan pernikahan kita ke pengadilan. Dan setelahnya kau malah seperti ini, mana ada orang yang percaya dengan mulut orang sepertimu?"

Tidak tau apa yang harus ia balas sekarang ini, karena Hito pasti tidak akan percaya dengan semua pembelaan Lia. Ia mengangkat bayinya yang masih terlalu kecil itu, lalu membawanya ke kamar samping. Saat Hito marah, suaminya itu pasti akan mengusir Lia dari kamar. Di dalam kamar Lia setelah menidurkan Rian dengan nyaman, Lia duduk di atas kasur sambil memegang perutnya. Bekas jahitan masih terasa sakit, Lia merebahkan tubuhnya ke atas kasur lalu ikut tidur bersama anaknya.

Hidden MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang