5. Sakit perut

2.8K 262 16
                                    

***

Renjun memasuki kamarnya dengan perasaan yang aneh

Ia masih mengingat semua perkataan mark tadi

Rasanya hatinya sakit sekali

Ia duduk di ujung kasur sambil menatap keluar jendela

"Kenapa gue yang salah?" Gumamnya pelan

Padahal renjun selalu berusaha keras menjadi yang terbaik

Kenapa selalu ada cela untuk membuatnya terlihat gagal?

Ia juga tidak pernah meminta lahir duluan?

Kenapa mark menyalahkannya atas kesalahan saudara saudaranya?

"Ssshhh" Renjun mendesis pelan saat perutnya kembali terasa sakit

Setelah menjalani hari yang sibuk dan berat renjun bahkan lupa untuk makan

Tubuhnya benar benar lemas sekarang, bahkan untuk mengganti baju saja ia tidak sanggup

Walau begitu renjun tidak pernah mau tidur dengan tubuh yang kotor

Ia berjalan sedikit tertatih ke kamar mandi untuk membersihkan diri

Bahkan setelah sesi bersih bersih pun renjun masih terus terngiang perkataan mark

Rasanya malam ini ia lalui dengan sangat panjang

Selain tidak bisa tidur karena perkataan mark, perutnya juga sakit bukan main

"Sialan" gumam renjun kesal

***

Keesokan paginya haechan, jeno dan jaemin sudah berkumpul di meja makan dan memakan lontong yang tadi mark beli di depan komplek

"Renjun kenapa belum turun?" Tanya mark

Ketiganya menggeleng tanda tidak tahu

"Ck, nanti telat gimana" ujar mark kesal lalu berjalan menaiki tangga

"Renjun" panggil mark sambil memasuki kamar renjun

"Loh? Kamu kenapa?" Tanya mark heran melihat renjun yang tengah duduk bersandar di kasurnya

"Gapapa" jawab renjun pelan

Jelas sekali anak itu berbohong, bibirnya pucat dan keningnya dipenuhi bulir bulir keringat

"Ren? Kenapa? Kamu sakit?" Tanya mark sambil menyentuh kening renjun

Tidak hangat, namun wajah renjun sangat pucat

Renjun menggeleng lalu bangkit dari kasurnya

Ia berjalan perlahan untuk mengambil tasnya

"Kalau sakit gausah sekolah" ujar mark

"Gue ada rapat" ujar renjun lalu keluar dari kamar

"Ren, sarapan dulu" ujar mark saat renjun sudah di lantai satu

"Di sekolah aja" ujar renjun

***

Renjun berbohong, ia tidak sempat sarapan di sekolah, ia bahkan tidak sempat untuk belajar

Karena sesampainya di sekolah ia langsung ke toilet karena perutnya yang sangat sakit

Dan sekarang sudah kelas kedua dan renjun masih berusaha memuntahkan isi perutnya

Ia hanya memuntahkan cairan bening karena perutnya kosong

"Ngghhh" erangnya sakit karena ia terus merasa ingin muntah padahal sudah tak ada lagi yang bisa ia keluarkan

Ia terus menekan perutnya yang terasa sakit

Bahkan kepalanya terasa sangat sakit karena menahan sakit di perutnya

Tok tok tok

"Halo? Siapa ya di dalem? Kenapa muntah muntah? Sakit ya?"

Renjun menyandarkan tubuhnya di dinding bilik

Ia bersyukur karena ada orang yang masuk ke toilet karena rasanya ia sudah tidak sanggup lagi

"Haloo? Lo ga pingsan kan?"

Renjun mencoba sekuat tenaganya untuk membuka pintu toilet dengan sisa siaa tenaganya

Beruntung ia bisa membukanya

"Tolong" hanya itu yang bisa renjun ucapkan

"RENJUN"

Renjun baru sadar bahwa yang sedari tadi memanggilnya adalah jaemin

"Ren? Kenapa? Astaga lo kok pucet banget?" Ujar jaemin cemas

Ia langsung membantu renjun duduk saat badannya hampir merosot

"Gue udah ga kuat... sakit banget" ujar renjun pelan karena perutnya sakit

Jaemin benar benar panik, hanya satu nama yang muncul di benaknya

Ia segera mengeluarkan ponselnya namun ternyata ia tidak menyimpan nomor mark

Rasanya jaemin benar benar takut, air matanya mengalir begitu saja

"Renn... gue harus apa"

Renjun menatap jaemin dengan mata sayunya

"Jangan nangis" ujarnya pelan

"Gue gapunya nomor abang, gue harus apa" ujar jaemin dengan nada bergetar

"Ke uks dulu yuk" ujar renjun berusaha selembut mungkin agar si bungsu tidak semakin menangis

"Tapi gue gabisa gendong lo" ujar jaemin kembali menangis

"Telfon jeno atau haechan dulu aja... gapapa, gue masih kuat kok" ujar renjun benar benar lembut

Jaemin masih menangis, ia segera membuka hpnya lagi dan menelfon jeno

***

Tok tok tok

Seluruh atensi kelas mark beralih kearah pintu kelas

Mark mengernyitkan dahinya melihat haechanlah yang mengetuk pintu kelas mereka

"Permisi buk, saya mau manggil abang saya"

"Untuk apa? Pelajaran sedang berlangsung, kamu gabisa seenaknya ya"

"Tapi saudara saya pingsan buk" ujar haechan dengan nada bergetar

Jantung mark rasanya benar benar diuji belakangan ini

Ia langsung bangkit dari duduknya

"Buk, saya permisi dulu" ujar mark tanpa perduli jawaban dari sang guru

Ia berlari bersama haechan menuju uks di gedung smp

"Siapa yang pingsan?"

"Renjun"

Sial, seharusnya mark sadar kalau sejak tadi pagi renjun tidak baik baik saja

Saat ia sampai di uks rasanya kakinya semakin lemas melihat kondisi renjun

"Abang" lirih jaemin yang masih menangis

"Ini kenapa?" Tanya mark cemas

"Kita lagi panggil ambulance bang, harus dibawa kerumah sakit" ujar petugas uks

Mark semakin pusinh rasanya, terlebih lagi melihat renjun yang harus memakai selang oksigen

"Udah jangan nangis dulu" ujar haechan yang kesal melihat jaemin terus menangis

"Gimana bisa!" Ujar jaemin kesal namun tetap menangis

Pintu uks terbuka dan menampilkan satu lagi petugas uks lainnya

"Ambulancenya datang"

abang  pulangWhere stories live. Discover now