CLAUDIAS

0 1 0
                                    


.



.



.


.

15 tahun kemudian.

   “Satu...dua...tiga... Tembak!!." Perintah guru pelatih. Semua anak melepaskan anak panah ke bidikan.

Bukan hanya rakyat, tapi putra-putri kerajaan juga ikut berlatih. Empat bersaudara itu, kini sedang memeluk satu sama lain. Karena melihat hasil yang sedikit membaik dari sebelum nya.

Siapa lagi kalau bukan bella dan ketiga saudaranya. Mereka sangat tampan, lucu dan juga cantik.

Lalu di kejutkan seseorang dari arah belakang.

"Bagaimana latihan kalian?." Tanya nya lembut. Dia Xezhas----- menyapa anak-anak nya yang tengah menginjak dewasa.

"Bunda! Kau tau? Ini sangat-- menyenangkan!." Seru anak perempuan dengan pipi chubby.
"Ya! Aku setuju dengan lizza." Kata lelaki remaja diantara mereka berempat.

"Eumm-- ibu tau? Aku, Ranch, Bella, dan Lizza menduduki angka delapan saat membidik." Bangga nya.
"Peningkatan yang hebat, bukan? Varnan?." Kata Ranch, kepada Varnan dengan senyuman yang menawan.

Xezhas tentu sangat senang mendengar ocehan dari anak-anak nya. Padahal mereka sudah remaja tapi masih sering mengadu untuk hal- hal kecil. Entah yang sedih maupun bahagia, kecuali-----
Yap! Atensi Xezhas beralih kepada Bella. Dia yang paling tertutup diantara keempat anaknya.

'Vaisha---anak kita terlalu mandiri,,, dia sangat tertutup dengan segala sesuatu.... Itu yang membuatku selalu khawatir berlebihan pada nya.' batin keibuannya berkata lirih.

"Hai cantiknya bunda! Bagaimana dengan mu? Hm?." Lembut Xezhas mengusap surai Bella.
"Itu bagus." Jawab Bella tersenyum. Sempurna! Tidak terlihat kekurangan dari paras si bungsu.

"Wah!! Coba lihat itu---- jika dia bukan adikku, aku akan menandainya untuk menjadi pasangan ku." Puji Varnan, selaku yang paling tua di antara mereka. Selisih nya 5 tahun dengan Bella.

"Kau harus bersaing dengan ku,,, saudara------hahahaha..." Balas Ranch. Yang memiliki selisih 1 tahun dengan Varnan.

"Hei!! Aku juga akan melawan kalian! Aku akan berubah menjadi laki-laki, untuk mendapatkan nya." Sambung lizza. Selisih nya dengan Ranch dan Bella sama, yaitu 2 tahun. Dengan Bella menempati tempat paling muda.

Bella sudah tersipu sejak tadi. Xezhas hanya menggelengkan kepalanya gemas melihat mereka menggoda si bungsu. Bukan hanya sekali tapi terlalu sering mereka membuat adik kecilnya malu.

“Baiklah! Mari waktu nya pulang." Kata seseorang yang baru datang. Mengundang perhatian mereka ke belakang.

"AYAAHH!." Seru lizza. Berlari menghampiri Rhen, dan memeluk nya. Diikuti oleh dua putra nya, mereka bergantian untuk memeluk sang ayah. Kecuali si Vampire bungsu.
Ia hanya diusap kepalanya oleh Rhen, itu pun dipaksa Xezhas lewat kode mata.

"Mari kita kembali." Ajak Rhen. Semua berenjak pergi, Rhen merangkul lizza dengan ranch dan Varnan di kanan kiri mereka. Xezhas hanya menghela nafas menyaksikan itu. Bella jalan disamping nya sambil menunduk dalam, membuat nya merasa sakit pada hatinya. Ia mengusap bahu Bella sambil tersenyum di kala anak nya menatap wajah nya. Bella tentu membalas senyuman sang ibunda, menurutnya hanya Xezhas tempat terhangat nya saat ini dan seterusnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 22, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EXTANDEAR✪☬Where stories live. Discover now