1. Abang datang

5.4K 361 7
                                    

***

Mark menghela nafasnya pelan sembari meremat kopernya kuat

Ia menatap pintu rumah yang sudah sangat lama tidak pernah ia lihat

Entah, bahkan ia lupa bentuk rumah ini karena sejak kecil ia sudah tidak tinggal dengan keluarga ini

"Kenapa bengong?" Tanya doyoung yang baru menurunkan koper mark

"Abang beneran harus ngurus mereka pah?"

"Yaiyalah, kamu abangnya"

"Kemarin kemarin juga mereka hidup sendiri"

"Karena kamu belum gede, sekarang udah kan?"

"Masih kelas 1 sma"

"Udah jangan ngeyel, sama adek sendiri kok gamau" ujar doyoung sambil membuka pintu

Suasana rumah mereka benar benar dingin, sepi dan sunyi

Mark sempat merinding sebentar melihat kosongnya rumah itu

Yang pertama ia lihat hanya ruang tamu yang terisi tv dan sofa

Berbeda sekali dengan rumah doyoung dan keluarganya, ruang tamu yang selalu terisi dengan mereka, dindingnya pun dipenuhi banyak sekali foto foto keluarga, ada kabel ps yang berceceran dan snack snack yang terletak diatas meja

"Kenapa kosong?"

"Belum pulang mungkin" ujar doyoung

"Papa nginep dulu kan?" Tanya mark

"Engga dong, ntar chenle sama jisung nangis"

Mark menghela nafasnya lalu menatap papanya sedih

"Terus nanti abang kenalan sama merekanya gimana?"

"Lah? Kaya sama siapa aja" ujar doyoung

Ia lalu membantu mark memasukkan barang barangnya ke kamar dan menyusun baju bajunya

"Besok kamu udah mulai sekolah, jangan lupa anterin adik adik kamu, supir udah ga kerja lagi"

"Kenapa harus di berhentiin sih sama ayah"

"Biar kalian belajar dewasa"

"Ini mah abang doang yang belajar dewasa, bukan mereka"

Doyoung tertawa renyah lalu mengusak rambut mark membuatnya berantakan

"Jangan terlalu keras ya sama mereka bang, beda sama kamu, mereka belum pernah ngerasain punya keluarga" ujar doyoung

"Mereka tinggal berempat aja udah cukup rame buat bikin keluarga" ujar mark sebal

"Ingat, disini kamu kepala keluarganya bang, kamu paling besar, jangan jadi anak anak lagi" ujar doyoung

"Abang juga gamau, lagian ayah udah gapernah ngurusin abang sekarang malah nyuruh nyuruh"

"Gaboleh gitu ya, kamu kan anak baik"

Mark mendengus sebal lalu merapikan kamarnya

"Tuh suara motor" ujar doyoung

"Lah anak smp pake motor?" Ujar mark kaget lalu mengintip keluar jendela

Mark lupa siapa yang ada di garasi, tapi ia tahu bahwa itu adalah salah satu adiknya

"Samperin gih" ujar doyoung

Mark hanya menurut dan keluar kamar bertepatan saat anak itu membuka pintu

Keduanya sama sama terlihat kaget, namun bedanya anak itu memilih diam dan tak acuh

Ia melangkah pergi meninggalkan mark yang baru mau menyapanya

Doyoung terkekeh melihat wajah kaget mark

"Ren, mana yang lain?" Tanya doyoung

Renjun hanya mengangkat bahunya dan berjalan masuk ke kamarnya

"Astaga, kenapa dia gasopan banget" ujar mark tidak suka

Doyoung mendelikkan bahunya lalu merangkul mark

"Harus sabar, okay?"

Mark mencebik sebal lalu melepaskan rangkulan doyoung dan masuk kembali ke dalam kamarnya

***

Malamnya hanya tersisa mark sendiri

Ia tidak jago masak selain masak nasi, sehingga ia membeli lauk di luar saja

Ia sudah menyiapkan makan malam sedemikian rupa mengingat kalau jam 7 malam biasanya ia dan keluarga doyoung sudah berkumpul di meja makan

"Pada kemana sih" gumam mark bingung karena belum ada tanda tanda dari mereka

Ia berjalan menaiki tangga menuju kamar renjun, karena hanya anak itu yang sudah pulang

Tok tok tok

Mark sedikit kaget saat mendengar suara pintu terbuka

Ia sedikit canggung melihat renjun yang menatapnya datar

"Eng, itu, adek adek kamu mana?"

"Tadi gue udah jawab gatau kan?" Ujar renjun yang merasa pertanyaan mark aneh

"Coba telfon, masa anak smp jam segini belum pulang"

Renjun tak banyak bicara, ia kembali masuk ke kamarnya untuk mengambil ponsel

Mark sedikit mengintip ke dalam kamar renjun, anaknya sangat rapi dan tertata

Banyak sekali alat musik disana yang mark tidak tahu dari mana anak itu mendapatkannya

"Telfon sendiri" ujar renjun

"Eh, eng, ini nomornya yang mana?" Tanya mark heran

"Cari aja namanya" ujar renjun

Rasanya mark seperti tertembak oleh pistol listrik

Gawat kalau renjun tau bahwa ia lupa nama nama mereka

Renjun mendecak sebal lalu merebut ponselnya membuat mark kaget

Anak ini benar benar kasar fikirnya

Tiba tiba saja renjun menyodorkan ponselnya yang sudah tertera panggilan terhubung

Haechan

"Eh? Ha halo?"

"Kenapa?"

"Ini abang"

"Abang?"

"Kenapa belum pulang?"

"Apaansih"

Mark melotot karena panggilan tersebut sudah terputus begitu saja

"Tuh si bontot pulang" ujar renjun saat mendengar suara pintu rumah terbuka

"Namanya jaemin kalo gatau"

"Ih siapa yang masak" ujar jaemin dari lantai bawah

Baru saja mark akan berbicara renjun malah bersiap menutup pintu

"Makan dulu"

"Ga" ujar renjun lalu segera menutup pintu

Mark rasanya ingin memakan renjun hidup hidup, bukannya terlihat dingin anak itu malah terlihat menyebalkan di mata mark

"Loh? Bang mark?"

Mark tentu kaget karena namanya di sebut

"Oh, abang yang masak makanan dibawah?" Tanya jaemin

"Eh, engga, itu beli"

"Ooh, gue ganti baju dulu ya bang, nanti aja makan" ujar jaemin dengan nada sedikit ceria lalu segera masuk ke kamarnya

"Eh?"

Mark terdiam sedikit karena akhirnya ada yang sedikit normal diantara lainnya

abang  pulangحيث تعيش القصص. اكتشف الآن