Loser

31 3 1
                                    

"Sebentar Yoongi Oppa, Dia memanggilku."

Kalimat itu membuat hatinya mencelos. Lagi-lagi ia di tampar kenyataan. Sekarang gadis yang selama ini hanya ia anggap miliknya sudah memiliki pilihannya sendiri.

Yoongi tak pernah menyangka akan terjadi hal seperti ini karena sikap 'pecundangnya' ia benar-benar menyesal tidak menyadari perasaanya jauh sebelum Mira bertemu dengan lelaki itu.

"Oh baiklah, akhiri saja telponnya, aku juga ada urusan dengan managerku."
Yoongi, kembali menjadi pecundang, ia berbohong untuk menghindar.

"Oh baiklah. Selamat malam Yoongi Oppa."

"Selamat malam juga Mirasii."

Tak lama Yoongi segera menutup telponnya.
Wajahnya ia tenggelamkan di antara tangannya yang ia lipat di atas meja.

"Ahh ayolah hyung jangan menyerah." Suara itu terdengar nyaring di ruang studio milik Yoongi.

Yoongi perlahan mengangkat kepalanya melihat orang tersebut. Ia menerima minuman kaleng yang di sodorkan lelaki itu.
"Apa yang kau mengerti tentang perasaan Jungkooka~"

Jungkook adalah rekan sesama idol, ia berteman baik dengan Yoongi. Selain kepada Jin, Yoongi juga sering bercerita kepada Jungkook.

Jungkook meneguk minuman kalengnya.
"Aish. Kau meremehkanku. Aku lebih berpengalaman darimu Hyung!"

Yoongi hanya tertawa kecil meresponnya.

"Jadi bagaimana?"

"Bagaimana apanya maksudmu?"

"Hubunganmu dengan gadis itu."

"Seperti biasa tidak ada yang berubah."

Jungkok berdecak mendengarnya.
"Ah payah." Ia memukul pelan pundak Yoongi.

"Sudahlah, lebih baik kau mentraktirku. Itu akan membuat kondisiku jauh lebih baik."

"Aishh, baiklah. Ayok kita pergi!" Seru Jungkook sambil mengayunkan tangannya dan berjalan lebih dulu.

Yoongi hanya tersenyum melihatnya dan mengikuti langkah jungkook.

————————————————————————

"Hentikan Jeonghan!" Teriak wanita paruh baya di ujung jalanan buntu yang sepi.
"Dia anakmu." Sekali lagi ia berteriak dengan terus terisak, ia memeluk erat bocah perempuan yang sedari tadi berusaha ia lindungi.

"Berikan dia padaku." Lelaki paruh baya berpengawakan tinggi dengan keadaan yang hancur dan membawa sebotol alkohol di tangannya mencoba merebut anak perempuan itu dari tangan wanita yang sedari tadi mendekapnya erat.

"Tidak, aku tidak akan membiarkan kau menjualnya. Dia anakmu Jeonghan! Sadarlah."
Anak perempuan itu terus menangis ketakutan memeluk erat ibunya.

"Ibu.. ibu aku takut, ada apa dengan Ayah?"

"Ji Ah berikan dia kepadaku atau aku akan berbuat kasar." Ucap Jeonghan dengan penuh tekanan di setiap kalimatnya.

AmygdalaWhere stories live. Discover now