"Ia sendiri yang mengusulkan tidak menyalakan lampu, yang menyebabkan kesalahpahaman oleh Baekhyun!"

"Hei, dongsaeng!" Kata Tao saat ia gelisah dengan lengan bajunya, "semuanya disebabkan oleh Baekhyun, tidak ada gunanya menyalahkan kami, pada akhirnya ini hanyalah masalah Baekhyun yang tidak memercayai kami, ia berpikir bahwa kami akan keluar untuk membunuh mereka di tengah malam! "

"Bukan begitu ....." kata Baekhyun saat ia menangis, aku pikir dia psikopat........ "


"Kau tidak pantas menilai kepolosan dan cela Baekhyun" Chanyeol memandang lantai, bukan Tao, "Leader sendiri pasti memaafkannya, karena itu tidak disengaja."

"Tentu saja bukan hakku,"mata Tao memerah lagi, "kalian semua tidak pernah ingin berada satu team denganku."

"Huang Zitao berhenti berbicara!" Teriak Luhan dalam bahasa Cina.

"Jika kau tidak ingin berada di tim ini,harusnya kau bilang tadi," komentar Jongin sambil berjalan kedepan, "Kami tidak membutuhkanmu."

"Kau pikir aku tidak mengatakannya?" Mata Tao mencerminkan kemarahan sambil berjalan beberapa langkah ke depan.

"Kenapa?? Kau ingin berkelahi denganku?Hah???" mata Jongin yang juga penuh kemarahan.

"Kau pikir kau akan menang?" Tao memiringkan kepalanya dan menatapnya.

"Cukup." Kataku dingin.


Kyungsoo membantu Baekhyun berdiri, dengan wajah basah karena air mata, ia berbalik untuk melirik Junmyeon, Yixing berjalan menarik Tao mundur. Tao memandang Yixing dengan sinis, sementara Yixing hanya menggeleng.

Chanyeol tidak pernah menanggalkan tatapannya dari Baekhyun sementara Jongin hanya menempel ke lantai, terpaku, tak berniat untuk bergerak sedikitpun.


"Ini juga merupakan segmen dari permainan." Kataku pada Jongin.

Luhan menatap kami berdua sebelum datang ke depan menarik Jongin, "Ayo kita bawa leader ke ruang bawah tanah."


Meninggalkan kami dengan ekspresi yang ingin bersaing, Jongin berbalik dan mengangkat Junmyeon ke ruang bawah tanah bersama Chanyeol. Luhan bergegas untuk membantu membuka pintu ruang bawah tanah. Kyungsoo membungkuk untuk membersihkan jejak darah, dan beberapa potong kaca yang masih tersisa dinding, memantulkan wajah kami yang terpecah pecah.


Semuanya kembali tenang seperti sebelumnya. Chanyeol dan lainnya bergegas kembali ke atas, aku meraih tangan Luhan.

"Apakah ada air di lantai atas?" Tanyaku padanya.

Ia menggeleng tak sabar, "aku memeriksa, bahkan tidak ada air di kamar mandi,hanya ada banyak alcohol dan berbagai minuman keras."


Liquor? Mabuk bukanlah pilihan yang benar-benar buruk, tetapi jika aku mabuk sesudahnya, papan hitung mundur itu mungkin sudah menunjukkan angka 0.

"Kami punya makanan di sini," kata Yixing pada Luhan, aku menatap Yixing, mencoba tetap memperhatikan.

"Oh benarkah?" Luhan membungkukkan kepalanya, dan tetap diam.

"Apakah kau lapar?" mata Yixing melebar dan bertanya pada Luhan dengan suara sangat tertekan. Hanya beberapa tahun yang lalu, Yixing diminta untuk menurunkan berat badan dalam persiapan untuk debut dan Luhan telah mencuri sebungkus mie instan, saat itu, ia berkata "Kamu pasti lapar," dengan nada yang sama persis.

48 HOURS [EXO Fanfiction]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt