Waktu

23 3 3
                                    

"Waktu, ..." kataku dalam hati.

"Kapan semuanya akan berhenti? kapan Anda akan memberi saya istirahat?  Saya sungguh tidak ingin hidup dengan perasaan bersalah ini" sambungku sambil menggerutu.

Hari ini saya kembali terbangun dijam yang sama. Lagi-lagi, saya mendapatimu berada disampingku. Suasana pagi tidak pernah nyaman semenjak kami berkomitmen. Saya dan waktu adalah satu kesatuan. Demi membuat suasana hatiku tenang, ia selalu memberiku ruang untuk kembali membangun rasa semangat. Ia menyingkir sejenak, namun tetap ada disitu.

Rutinitasku adalah  merenung namun dikacaukan oleh dirinya. Kali ini saya tidak ingin meresapi malangnya hidup. Mungkin adalah ide bagus untuk mulai mendekatkan diri padanya. Saya punya hal untuk mengetahui lebih dalam tentang rekan saya itu. 

"Mengapa Anda selalu diam?" tanyaku. Saya  berharap ia mau bergeming dan membalas pertanyaan ku.

"Saya hanya ingin tahu lebih dalam, berikan saya petunjuk!" pintaku. 

Suasana kemudian hening. Hal yang saya minta adalah sesuatu yang mungkin terlalu besar. Namun entah bagaimana ia berhasil memberikan sudut pandangnya. Hingga sampailah nalarku pada pemahaman yang seperti ini, ... 

Merasa dilecehkan oleh dunia ia tidak tahu berapa lama lagi harus memendam. Kegiatan terlarang ini telah menjadi bagian dari dirinya. Berapapun purnama yang berlalu ia akan menganut takdirnya dengan penuh kekhusukan. Ia memiliki segalanya, mulai dari pengakuan, kuasa dan pengetahuan. Namun masih saja merajai ketidaktahuannya. Ia memilih untuk diam sebab menurutnya kehidupan bukanlah jalan untuk merenung, melainkan hal yang destruktif untuk segala sebab akibat yang dihasilkannya.

Yang paling berkuasa sekalipun takluk dibuatnya. Yang maha mengetahui akan menjadi pengikut setianya. Siapakah dia yang paling diagungkan? Yang memengang kendali pada setiap makhluk, namun luput dari kesadaran beberapa individu?

Waktu adalah hal yang paling jujur. Ia akan menunjukkan kebenaran melalui cermin yang ia berikan pada setiap hal. Tidak ada yang luput darinya. Ialah yang terbenar dari setiap hal yang salah. Yang memberikan kejelasan pada hal yang hanya dapat dibuktikan dari kesetiaan. Ia tidak bisa dikendalikan, justru selalu menentukan jalannya sendiri. Ia selalu mengambil keputusan berdasarkan kebenaran, cepat atau lambat ia akan menarik setiap pengikutnya untuk taat pada ajarannya. Oleh karena itu ia patut dihargai sebab keteguhannya berani menampar alam.

...

Kembali terjebak dalam lamunan. Saya naik pitam akibat hasil dari perenungan. Tersadar bahwa hal yang saya sampaikan diatas adalah kebenaran dari sang penguasa masa. Ia tidak lain adalah waktu yang sekali lagi menjerumuskan saya pada masalah.

"Saya tidak tahu mengenai situasi terkini. Selama ini saya pikir Anda selalu mengalah namun ternyata sayalah yang demikian. Sayalah yang tunduk pada Anda, yang membiarkan Anda mendorong saya untuk cepat bertindak, yang selalu menyudutkan pada pilihan yang kurang menguntungkan. Kekejian yang Anda miliki dikemas halus sehingga naluri akan teralih pada harapan yang Anda iming-imingkan. Anda meracuni pikiran dengan menjanjikan sesuatu yang lebih baik kedepannya." benakku.

Saya duduk terdiam, meresapi hal terjadi barusan. Dengan berseteru dalam diri, saya membiarkan waktu terbuang sia-sia. Kali ini ia menang lagi namun saya, ... saya jatuh pada perangkapnya. Perenungan yang dalam ini tiada usainya.

...

Waktu membawa pikiran meresapi situasi yang sedang dialami. Ia telah menampung segalanya dalam asripnya. Memori tentang situasi yang telah terjadi, saat terjadi dan belum terjadi semuanya ia rekam tanpa persetujuan dari yang bersangkutan. Sayangnya setiap mahkluk memiliki keterbatasan sehingga untuk mengkases hal tersebut diperlukan visualisasi dalam pikiran atau relaksasi yang mendalam, ...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dark ForceWhere stories live. Discover now