๑ 1 ๑

695 61 53
                                    

Deram halus dari mesin motor dan bunyi cucuran air panas dari dispenser yang turun ke dalam mug berisi bubuk kopi mengisi pagi cerah di ANBU GARAGE. Tempat ini merupakan salah satu bengkel sparepart terbaik di kota Ommo City, sebuah kota kecil yang menghubungkan Tokyo dan Sapporo. Mereka buka hingga jam sore, mengingat lokasinya yang cukup strategis sebab terletak di pinggir jalan lintas.

"Kopimu mana, Nar? Biasanya ada latte ada rokok."

"Mau berbuat baik tidak, Shik?"

"Apa? Menyeduh kopi untukmu lagi?"

"Bijak sekali anak Pak Nara."

"Matamu lah, Nar!"

"Wah, kasar!"

"Lama-lama profesiku berubah." Empat pasang mata serempak menengok dia. "Jadi pelayan pribadi si Tuan Uzumaki sialan!"

"Hahaha." Sontak suasana di situ ramai oleh tawa empat pemuda sebaya yang saling bersusul-susulan. "Ya jangan mau kalau terpaksa, Shik."

"Modusmu sudah kebaca, Nar. Bilangnya jangan mau kalau terpaksa--mukamu apa bisa dikondisikan supaya tidak memelas?!" Kembali, Naruto tertawa lantang dengan tidak elitnya. "Minum punyaku sajalah, aku buat yang baru."

"Loh, mana bisa begitu. Masa aku dikasih yang bekas bibirmu?!"

"Biar romantis kali, Nar." Si pemuda berambut cokelat menyambung, sengaja main mata dengan pemuda pucat yang duduk di balik meja kasir.

"Kapan lagi 'kan bisa ciuman secara tak langsung dengan Shikamaru?!" Beginilah tujuan si pemuda berambut cokelat, agar teman mereka yang paling putih ini bisa mengeluarkan kata-kata kesumatnya.

"Kupotong gajimu, Sai! Orang lagi enak-enaknya minum juga." Alhasil Naruto berdecak kesal sambil memperhatikan dengan malas jumper di tubuhnya yang barusan ketumpahan latte. "Lengket lagi--argh!"

"Jangan dong Yang Mulia! Anak istri saya makan apa nantinya?!"

"Kiba rela bagi-bagi katanya, dia selalu stok pelet buat Akamaru."

"Nar, astaga! Si raja tega memang, bukan makanan anjing jugalah, Nar. Entar kalau lidahku menjulur terus bagaimana?"

"Ya gampang, Sai. Tinggal minta Kiba buat mengelapnya. Dia sudah terlatih soal mengurus piaraan."

"Saya dislike sama lambe Anda, pedasnya bikin nyeri hati!"

"Kalem, dude! Ada mobil menuju ke sini. Semuanya yang fokus ya, tolong!"

"Idih, gayamu, Panda merah!" Sai yang kepotong ucapannya, kontan merengut di meja kasir.

Suasana balik terkendali damai, mereka siaga menunggu pengendara yang sungguh jelas sedang mengarah ke bengkel mereka. Dan Kiba adalah montir di barisan depan sebagai penyambut setiap kendaraan yang singgah.

"Kib, pakai jurus Tuan Krab! Biar mesin kasirnya cepat penuh!"

"Ahoi, Sai! Kenapa bukan Spongebob?"

"Silakan Kib, silakan! Asal kau tahan jemur gigi seharian."

"Setan bajingan!" Entah sudah ke berapa kalinya mereka kor tertawa di situ. Sejemang berhenti diiringi dehaman keras oleh si Uzumaki, menandakan dia tak ingin adanya lelucon lanjutan. "Selamat pagi, Kak!"

"Ganti oli, full service sekaligus!"

"Hah?" Kiba hanya bisa menganga heran ketika mukanya ditodong kunci. Ini manusia tidak ada basa-basinya apa, ya? Muka doang yang cakep, perilakunya kurang.

"Buruan! Bisa ekspres 'kan? Aku beri tip, tidak masalah dananya sebesar apa."

"Nona, semua pelanggan yang menuntut perlakuan khusus di sini bayarannya jadi naik dua kali lipat." Gaara ikutan nimbrung saat menyadari bahwa klien satu ini tipikal yang banyak tingkahnya.

"Berapa?"

"Seribu yen."

"Gila. Bengkel abal-abal kok mahal benar biaya servisnya. Jangan ngaco, deh!" Hening di sekitar mereka, berbarengan menatap risi kepada gadis cantik yang kelakuannya tak sebanding dengan wajahnya itu. Naruto yang sejak tadi asyik menggosokkan pengkilap cat di permukaan mobil jeep miliknya pun ikut tersentak.

"Maaf, apa maksudnya bengkel abal-abal?! Kalau tidak setuju sama peraturan di bengkel ini, boleh sekali untuk pergi dan mencari tempat yang sesuai seleramu."

"Dasar, montir belagu!"

"Kau bilang apa barusan?"

"Ini, aku bayar pakai debit! Sekali lagi, tidak pakai lama-lama!"

Pandang Naruto tertuju pada kartu tipis di permukaan mobil si gadis. Dia menghampiri, menepis jarak sembari mengamati penampilan pemiliknya, sampai seringai meremehkan muncul di sudut bibirnya.

"Cuma anak manja, sok segala menghina orang! Bawa pulang kartumu, bengkel ini tidak butuh! Kiba, Gaara, kembali ke tugas-tugas kalian sebelumnya."

Kemudian, pagi yang hampir berlangsung buruk itu terselamatkan juga oleh si Uzumaki. Mestinya, gadis tadi berpikir ulang saat hendak berencana memancing sisi kejam dari dirinya bukan?

---✧NaruFemsasu✧---

HOT GARAGEWhere stories live. Discover now