Rahasia Shafiyyah

50 18 93
                                    

" Peka banget sih, Terima kasih Calon Istriku." Adnan tersenyum manis ke arah Shafiyyah yang wajahnya datar tanpa ekspresi.

" Aduh panas sekali Shafiyyah." Ali mengibas-ngibas kan tangannya ke wajahnya sendiri.

" Ini." Adnan menyodorkan kotak situ ke arah Ali membuat Ali menatap elang ke arah Adnan dan menarik kotak tisu.

" Kamu mau bersaing dengan saya?" Adnan kini menatap wajah Ali, mulutnya didekatkannya ke telinga lelaki di sampingnya.

" Kenapa? Kamu takut kalah?" Kini Ali mengambil lembaran tisu dan mengelap wajahnya yang berkeringat.

" Saya bisa menghidupi Shafiyyah 7 turunan." Adnan kini berbisik pelan dan tersenyum ke arah Ali yang menatapnya.

" Saya bisa menghidupi Shafiyyah 12 turunan, dan membimbing ke surga." Ali kini tersenyum balik memperhatikan wajah Adnan yang mulai menahan amarah.

" Shafiyyah pasti suka saya." Adnan berbisik pelan ke telinga Ali.

" Yakin? Takutnya kamu yang nangis." Ali berbisik pelan di telinga Adnan dengan senyum yang tak kentara.

Tingkah konyol Ali dan Adnan membuat Shafiyyah menggelengkan kepalanya. Benar-benar seperti bocah yang sedang meminta jawaban ulangan, ketika mereka saling berbisik pelan.

" Kalian berdua bikin pusing!" Shafiyyah memijat pelan kepalanya yang mulai berdenyut membuat Adnan dan Ali kini memperbaiki posisinya fokus menghadap ke Shafiyyah.

Sedangkan sarah kini menunduk Canggung, memperhatikan 2 lelaki yang di depannya ini. Tanpa di sadari mereka menjadi tontonan banyak pelanggan bakso.

" Sarah kamu sudah selesai?" Shafiyyah melirik Sarah yang meminum es teh.

" Sudah mba, tapi bentar dulu ada yang mau di sampaikan mas Ali ke mba." Sarah kini menatap Ali.

" Lain kali saja Sarah, sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat." Ali tersenyum melihat Shafiyyah dan Sarah berdiri.

" Jangan Lupa makan kalian di makan. Assalamuallaikum." Shafiyyah berdiri bersama Sarah meninggalkan Ali dan Adnan.

" Pak, punya saya buat bapak saja, ini uangnya, kembaliannya ambil saja." Adnan kini menyodorkan uang 100 ribuan ke arah bapak yang membawa nampan.

" Tapi mas.." Bapak yang membawa 2 mangkok bakso itu mengambil uang dari tangan Adnan.

" Nggak apa-apa pak, saya malas makan di samping dia." Adnan kini menatap sekilas Ali.

" Saya juga ogah makan di samping kamu." Ali menatap Adnan tajam, tangannya menyodorkan uang 100 ribuan ke  bapak yang membawa bakso dan air putih untuknya.

Bapak itu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah 2 pria dewasa yang seperti anak-anak ini.

" Alhamdulillah Rezeki." Bapak itu tersenyum menatap 2 lembar uang 100 ribuan.


Ali masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya menjauh dari tempat bakso. Sedang Adnan terhenti karena harus menerima telpon dari adiknya.

" Tunggu, abang di sana." Adnan mematikan ponselnya ketika mendengar jawaban dari adiknya yang menunggunya di depan sekolahnya.

JODOH MENUJU SURGAWhere stories live. Discover now