GOMBALAN GARING

74 24 133
                                    

“ Mas anaknya jangan di cuekin, kasian.” Shafiyyah memperhatikan seorang lelaki yang sibuk berbicara di telpon tanpa memedulikan anak lelaki yang mencoba menarik bajunya sedari tadi.

“ Dia bukan anak saya mba.” Adnan yang baru saja menutup telpon menatap anak lelaki itu dan beralih ke arah gadis yang menegurnya.

“ Kalau bukan anak mas, lalu anak siapa?” Sedari tadi Shafiyyah terus memperhatikan anak kecil yang memanggil ayah ke lelaki itu.

“ Anak kita di masa depan nanti.” Adnan tersenyum memperhatikan gadis yang mukanya terlihat datar namun sangat cantik di hadapannya.

“ Tapi maaf mas, masa depan saya belum tentu dengan anda.” Balas Shafiyyah dengan ketus.  Sarah yang di sampingnya menutup mulutnya menahan tawa mendengar gombalan lelaki itu di balas ketus oleh Shafiyyah.

“ Maaf mas dia anak saya.” Seorang laki-laki menghampiri anak itu dan mengendongnya membuat Shafiyyah merasa bersalah telah berprasangka buruk terhadap lelaki didepannya ini.

“ Nggak papa mas, karena anak mas saya bertemu calon istri saya. “ Ucap Adnan yang memperlihatkan deretan gigi putihnya membuat Shafiyyah menatap tajam ke lelaki di depannya ini. Urat malunya  mungkin sudah mati.

Langkah Shafiyyah dan sarah mulai ingin menjauh sebelum akhirnya terhenti karena suara lelaki itu.

“ Mbak nama lengkapnya siapa?” Suara Adnan yang kini menatap Shafiyyah.

“ penting?” Shafiyyah hendak menjauh.

“ penting, supaya saya bisa latihan nyebut nama mba dan bapak mba nanti.” Adnan tersenyum manis membuat Sarah yang salah tingkah.

“ Shafiyyah Azzahra.” Langkah Shafiyyah pergi, nafasnya terembus panjang, baru kali ini Shafiyyah bertemu langsung dengan lelaki yang gombalannya bisa mematikan logika wanita. Tapi tidak semudah gombalan itu untuk menghancurkan dinding kokoh pertahanan Shafiyyah.

“ Sarah kamu kenapa tertawa.” Shafiyyah melihat heran kepada Sarah yang kini tertawa lepas.

“ mbak liat kan, cowo tadi itu ganteng banget mba, sarah tebak dia orang kantoran” Kaki sarah masih menyamai langkah Shafiyyah yang berjalan.

“ Terus apa hubungannya sama kita?” Shafiyyah menatap Sarah bertanya membuat Sarah menghela nafas panjang. Memang sulit jika bercanda tentang lelaki terhadap Shafiyyah ini.

" Cepatlah, kita harus cepat sampai di panti sekarang." shafiyyah menggenggam erat buku-bukunya langkahnya semakin cepat hingga Sarah di sampingnya hampir tertinggal.

" Mba tunggu aku." Sarah kini berlari kecil mengejar langkah Shafiyyah.

****

Ali sedari tadi terus menatap arloji, sudah hampir 20 menit tapi gadis yang di tunggunya sedari tadi belum juga menampakkan diri.

" Shafiyyah." Suara pelan Ali hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri, senyumnya merekah ketika melihat wajah teduh itu memasuki aula panti yang menunggunya sedari tadi.

Anak-anak panti asuhan permata hati mulai bertepuk tangan ketika Shafiyyah menunjukkan novel  yang baru saja di terbitkannya bulan ini.

" Hari ini kita akan bedah novel dengan judul Jodoh menuju Surga bersama kak Shafiyyah Azzahra." Sarah yang kini  menunjuk Shafiyyah membuat anak-anak bersorak bahagia.

Untuk 1 jam lebih Shafiyyah menghabiskan waktunya bersama anak-anak panti asuhan permata hati.

Hingga kini dirinya berdiri di hadapan Ali.

" Terima kasih Shafiyyah telah mau meluangkan waktumu untuk anak-anak panti hari ini." Ali tersenyum menatap Shafiyyah yang terus menundukkan wajahnya.

" Sama-sama mas Ali." Shafiyyah tersenyum di balik cadarnya.

" Bagaimana Umroh mu kemarin Shafiyyah?" Ali mencari pembicaraan untuk menahan Shafiyyah yang hendak beranjak pergi. Lelaki itu tidak pernah bosan mengobrol dengan gadis ini, apalagi jika Shafiyyah membutuhkannya. Maka dengan senang hati Ali akan membantunya.

Tapi tidak, Shafiyyah adalah gadis mandiri dan pekerja keras yang jarang membutuhkan uluran tangan orang lain. Dia yang lebih suka mengulurkan tangannya untuk membantu orang lain. Itulah salah satu yang membuat Ali jatuh cinta kepada Shafiyyah. Shafiyyah seorang penulis yang memiliki banyak pesona di balik karya-karyanya.

" Alhamdulillah, mas Ali berjalan lancar." Shafiyyah menatap Ali sekilas sebelum Sarah menepuk pundaknya dan membuatnya kaget.

" Mba Shafiyyah, anak-anak ingin berfoto denganmu." Sarah kini hendak menarik Shafiyyah.

" Boleh saya ikut?" Ucap Ali yang dihadiahi senyuman oleh sarah.

" Boleh dong mas, kan mas penyelenggara acara dan anak pemilik yayasan ini." Sarah kini menatap Shafiyyah yang menatapnya tajam.

Mereka berfoto dengan anak-anak panti.

" Boleh saya berfoto dengan shafiyyah sambil memegang novel karyanya." Ali kini berbicara kepada Sarah dan fotografer di depannya.

" Bagaimana mba Shafiyyah apakah boleh?" Kini semua mata menoleh ke Shafiyyah hingga gadis itu menganggukkan kepalanya.

" Beri jarak." Ucap Shafiyyah yang terdengar di telinga Ali. Membuat lelaki itu tersenyum dan langkahnya memberi jarak di antara mereka.

" Terima kasih Shafiyyah." Ali kini memberikan buku itu kepada Shafiyyah.

" Boleh aku membeli semua karyamu yang ini?" Ali menatap Shafiyyah yang kini menatapnya.

" Bisa mas Ali, untuk berapa pcs novel? Nanti bisa konfirmasi ke Saya."
Ucap Shafiyyah dingin membuat Ali semakin tersenyum.

" Boleh saya minta nomormu?" Ucap Ali yang kini mengeluarkan ponselnya.

To be continued..

JODOH MENUJU SURGAWhere stories live. Discover now