BAB 27

643 9 1
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Pada siang harinya Ibunya Fahri segera memesan taksi online untuk pergi ke rumah Abinya Nabila, namun sesampainya di sana ia terheran karna rumahnya sangat sepi sekali.

Suara ketukan pintu terdengar dari dalam.

"Assalamualaikum," ucap Mama Lia, terus menerus mengetuk pintu sembari mengucapkan salam, namun sudah berapa kali pun tak ada jawaban dari dalam.

Hingga akhirnya datanglah dua orang Ibu Ibu sedang berjalan seperti akan pergi ke supermarket, lalu Mama Lia segera menghampiri ibu ibu tersebut, kemudian menanyakan sesuatu.

"Assalamualaikum Bu."

"Wa alaikumussalam, ada apa ya Bu?"

"Ini saya mau tanya kok rumah ini terlihat sepi dan tak ada orang ya? saya sudah beberapa kali memanggilnya namun tak ada jawaban apa pun, apakah Ibu tau orang yang tinggal dari rumah ini pergi ke mana?" tanyanya.

"Oh boleh Bu, emang nya Ibu gak tau ya, ini Abinya neng Nabila itu udah meninggal beberapa Minggu lalu, dan katanya sih kalo gak salah neng Nabila nya juga lagi di rawat di rumah sakit."

"Hah, Nabila sedang sakit ya Bu?"

"Iya Bu."

"Kalo boleh tau rumah sakit mana ya Bu?" tanyanya lagi.

"Katanya sih di luar negeri, karna dia udah pergi ka beberapa rumah sakit terbaik di sini namun tak ada hasilnya, jadi kata dokternya di sarankan ke sana, saya hanya tau nya gitu sih Bu, selebihnya saya kurang tau kalo tentang Nabila," ujarnya.

"ya udah terima kasih atas informasinya ya Bu, maaf kalo saya mengganggu."

"Iya sama sama, kalo gitu kami permisi ya Bu Assalamualaikum."

"Wa alaikumussalam."

Kemudian Mama Lia segera pergi ke rumahnya, ia kecewa kepada putranya yang telah berbohong kepadanya.

Di mobil, ia hanya menangis mendengar kejadian yang di alami oleh menantu nya.

"Ya Allah Bil, kenapa kamu nggak hubungi Mama aja? Mama kangen sama kamu nak, Mama khawatir sama kamu, gimana keadaan kamu sekarang ya? maafin Mama Bil, maafin Mama, karna gara gara perjodohan ini hidup kamu jadi seperti ini," batinnya

"Mama udah anggap kamu sebagai putri Mama sendiri, kenapa kamu menjadi seperti ini nak?"  Wanita itu terus menangis dalam diam.

Hingga sesampainya di rumah, ia segera pergi ke kamar lalu berbaring, kemudian ia berniat untuk menghubungi Nabila.
Namun, ternyata no nya tidak aktif.

***

Pada jam 12.00, Fahri baru saja pulang dari kantornya larut malam, dan ya ternyata ibunya telah menunggunya sampai tertidur di kursi.

"Duh, apa jangan jangan Mama tau apa yang terjadi ya?" batinnya cemas.

Kemudian ketika ia hendak pergi ke kamar, ibunya malah terbangun.

"Fahri..."

"Gawat gimana ini? Mama bangun lagi," paniknya.

"eum i-iya ada ya Ma?" tanya berpura-pura polos seakan akan tidak ada yang terjadi terhadapnya.

"Kamu baru pulang ya?" tanyanya.

"I-iya," jawabnya hingga berkeringat dingin.

"Fahri, kamu kenapa bohong sama Mama sih? harusnya kamu jujur, kenapa kamu sembunyikan masalah sebesar ini," ucapnya kecewa.

"M-maksud mama?" tanyanya bingung.

"Udah deh, kamu jangan pura pura nggak tau, kamu kok gak bilang sama Mama kalo Abinya Nabila udah meninggal, dan keadaan Nabila sekarang sedang di rawat di rumah sakit."

"A-apa!?" kagetnya.

"Kok kamu kayak kaget? emang kamu gak tau apa?" heran Mama Lia

"I-iya Fahri mau jujur sama Mama," ucapnya, kemudian Fahri menceritakan kejadiannya dari awal, membuat ibunya kaget dan juga sedih.

"KAMU TEGA BANGET FAHRI."

"Bahkan Papa kamu juga gak pernah ngajarin kamu main tangan sama perempuan, Papa kamu juga gak pernah tuh memperlakukan Mama kayak gitu, kamu itu---"

"Ini bukan salah Fahri Ma, ini itu salah Mama dan Papa sendiri! Mama dan Papa paksain Fahri buat nikah sama Nabila."

"Padahal, kalian tau di samping itu Fahri dan Nesa masih pacaran, coba gimana rasanya kalo Mama di posisi Fahri!? GIMANA MA?"

"Di saat kita sudah mempunyai seseorang yang membuat kita nyaman dan sangat kita cintai, lalu pada saat itu pula, kita terpaksa harus melupakan seseorang yang sudah menjadi rumah bagi kita. Dan juga di paksa untuk menyukai orang baru pilihan orang tua sendiri."

"Menurut Mama lupain seseorang apakah semudah itu?"

Ibunya Fahri menarik nafas sejenak, apa yang di katakan putranya tidak salah juga, ini salah dirinya dan suaminya, tapi bagaimana pun yang ia lakukan demi kebaikan putranya, karna ia sudah mengetahui sifat Nesa yang Fahru tidak tahu.

"Ya, Mama akuin perbuatan Mama dan Papa itu salah nak, tapi bagaimana pun kami mempunyai alasan di balik semua itu, ini juga demi kebaikan kamu," ujarnya.

"Alah demi kebaikan apa nya? justru itu membuat Fahri menjadi tersiksa dan meluapkan semuanya kepada Nabila Ma... kepada dia yang tidak tau apa apa," katanya.

"Maaf karna semua kesalahan Fahri Ma, untuk hari ini Fahri nggak mau di ganggu! Fahri cape, Fahri mau istirahat di kamar."

Lalu Dia segera pergi ke kamar meninggalkan ibunya dengan sangat kesal.

______________________________________

Aduh maaf yaa lama up nya🙏
Aku lagi fokus ujian jadi ga keburu up

Karna ujian telah selesai, aku update bab selanjutnya.

Terimakasih yang udah dukung aku dan masih tetap baca cerita ini, aku mengucapkan banyak-banyak berterimakasih.

Gimana ujian yang kalian hadapi?

Apakah sangat sulit?

Besok hari libur jadi mari kita bersenang-senang!😄

DI JODOHKAN DENGAN WANITA BERCADAR Where stories live. Discover now