𝗖𝗧-𝟮𝟲

4.4K 424 47
                                    

Happy Reading

•••

"Kenapa nggak lo aja yang mati?" John yang semakin muak dengan Drama penuh air mata yang Aliana mainkan mulai buka suara.

Aliana menatap ketujuh pria itu yang hanya menatapnya datar terlihat tidak merasa simpati dengan Drama penuh air mata yang baru saja Dia mainkan, Aliana yang mulai lelah karena menangis dan menahan sakit di tangannya merasa jika memang tidak ada lagi belas kasihan yang akan para pria tampan itu berikan, akhirnya menyerah.

"Fine, gue nyerah. Gue bakal mati seperti yang kalian mau, tapi gue mau mati dengan overdosis obat-obatan nggak dengan cara lain."

"Udah mau mati aja banyak mau."

"Terserah gue kan yang mau mati gue bukan kalian."

"Belagu banget anjir rasanya pengen gue cabik-cabik." Geram Roger.

"Jangan-jangan pas tadi lo mau masukin banyak obat-obatan sekaligus ke dalam mulut lo itu usaha lo untuk bunuh diri."

Aliana menganggukan kepalanya tidak menyangkal ucapan yang Brendon lontarkan "Ya, gue panik pas dengan suara tembakan lalu pintu depan kaya terbuka. Gue rasa kalian udah nemuin gue dan gue nggak mau mati di tangan Iblis kaya kalian, jadi gue rasa mati dengan Overdosis obat-obatan nggak terlalu buruk."

"Udah tau kita iblis tapi lo malah berani main-main dengan para iblis ini."

"Ya, itu salah satu kesalahan terbesar dalam hidup gue."

"Kenapa pas kita masuk ke sini nggak ada penjagaan sama sekali, gue kira lo nyewa banyak orang untuk lindungin lo."

Aliana terkekeh hingga kekehannya terhenti menjadi senyum miris "Gue nggak punya duit untuk bayar orang lagi, duit gue habis untuk bayar Dokter palsu dan Hacker yang selama enam bulan ini jadi rekan gue untuk nyelakain Aleana, sayangnya duit gue kebuang sia-sia bukannya Aleana yang celaka tapi gue."

"Punya duit pake buat seneng-seneng bukan buat ngerencanain pembunuhan terhadap kembaran lo."

"Hm gue nggak nyesel sih pake duit itu, buat nyelakain Aleana. Mungkin jika waktu dapat diputar kembali gue bakal tetep ngelakuin hal yang sama tapi dengan rencana yang jauh lebih sempurna."

"Lo gila."

"Yes, i'm Crazy."

"Kenapa lo bisa iri sama Lea sampe sebenci ini?"

Mendengar pertanyaan dari Nick, Aliana mulai membayangkan kehidupan Aleana "Aleana terlalu sempurna dan gue benci itu. Gue kembarannya, tapi kenapa hidup gue nggak sesempurna Aleana? KENAPA?!"

"Karena hidup lo terlalu berpatok pada Aleana kenapa lo jadiin Aleana sebagai Standar kehidupan lo, saat lo ngerasa nggak mampu untuk mencapai Standar itu."

"Hahaha itu bukan salah gue hahaha, salah Aleana yang terlalu sempurna hahaha." Aliana mulai tertawa entah karena apa.

"Wah gilanya kumat." Ucap Brendon menatap miris Aliana yang masih tertawa terbahak-bahak, padahal tidak ada yang lucu.

Tidak lama setelah merasa puas tertawa Aliana menghentikan tawanya lalu kembali berucap "Maaf buat kalian nunggu, abisnya lucu jadi gue ketawa. Kok kalian pada nggak ikut ketawa?"

"Apasi gila lo."

"Oh, gue kan emang gila."

"Ada ya orang gila ngaku gila."

"Ada lah gue orangnya." Ucap Aliana dengan percaya dirinya.

"Lo dapet duit dari mana buat bayar Dokter palsu sama Hacker? Nggak mungkin kan dari Papa dan Mama, gue yakin bayar Dokter palsu dan Hacker itu buat lo ngeluarin banyak duit."

"Jual diri lah." Aliana berbicara dengan santai tanpa mengetahui ucapannya mampu membuat ketujuh pria tampan itu terkejut.

"L—lo udah nggak perawan?"

"Nggak, kenapa cewek harus perawan kalo cowok aja kadang udah nggak perjaka. Gue yakin kalian juga udah nggak perjaka, mau coba main bareng? Gue kasih gratis deh, asal kalian setuju persyaratan gue tadi kalo gue bakal mati dengan Overdosis obat-obatan!"

Lagi-lagi Aliana mampu membuat para pria itu terkejut dengan ucapannya yang terdengar tidak tahu malu.

"Sembarangan lo, gue masih perjaka." Ucap Brendon tidak terima di tuduh tidak perjaka.

"Gue juga."

"Gue juga."

"Gue juga."

"Gue juga."

"Gue juga."

Keenam pria tampan yang sudah mengaku jika mereka masih Perjaka itu langsung menatap Blake yang hanya diam.

"Blake, lo udah nggak perjaka? Wah nggak nyangka gue, lo ternyata diam-diam menghanyutkan."

Blake memutar bola mata malas dengan ogah-ogahan Blake pun ikut berucap "Gue juga, masih perjaka."

'Kenapa mereka jadi membahas hal seperti itu, memalukan.' Batin Blake.

"Dokter gadungan yang lo kirim itu siapa sebenarnya?" Tanya Gama yang sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Oh, Dokter itu ya—"

"Nama aslinya Bimo bukan Bima, Bima itu nama kembarannya yang udah mati di bunuh oleh Bimo karena suruhan gue."

"L—lo gila!"

"Apaan si ngomong itu mulu, udah dari tadi gue ngaku kalo gue emang gila."

"Kenapa lo nyuruh Bimo buat bunuh kembarannya?"

"Karena gue mau Bimo yang bukan Dokter gantiin kembarannya yang merupakan Dokter asli yang Keluarga Nelson pekerjakan untuk ngerawat Aleana."

"Maksud lo, Bimo pake identitas kembarannya yaitu Dokter Bima. Untuk kerja ngerawat Lea, yang sebenarnya Bimo itu kerja atas suruhan lo bukan keluarga Nelson."

"Iya kira-kira gitulah, pinter juga lo." Ucap Aliana memuji Nick.

"Tapi kenapa Bimo dengan teganya bunuh kembarannya sendiri? Kenapa Dia mau-mau aja lo suruh, padahal yang Dia lakuin itu tindakan kriminal."

Aliana tersenyum lebar lalu Dia membalas ucapan John "Semua orang mau dapet banyak duit dengan cara yang gampang, walaupun itu tindakan kriminal selagi dapet duit kenapa nggak. Begitupun dengan Bimo yang memang butuh duit karena udah setahun lebih Dia jadi pengangguran, hingga numpang tinggal dan makan di Rumah Bima. Mungkin Bimo pikir jika Dia membunuh Bima, semua yang Bima miliki bisa jadi milik Dia juga. Entah itu Identitas, Profesi ataupun Properti."

"Gila bener-bener gila."

"Semua orang akan gila pada waktunya, begitupun gue dan mungkin kalian."

"Kalo mau gila yaudah nggak usah ngajak-ngajak."

"Dari tadi gue terus yang ngomong panjang gimana kalo sekarang tinggal kalian."

"Apa mau lo?"

"Jelasin kapan dan bagaimana bisa kalian tau rencana yang gue rasa udah sempurna ini."

"Oh rencana pembunuhan itu?"

"Ya, gue mau tahu sebelum gue mati. Senggaknya gue nggak mau mati penasaran."

"Jadi—"

-Bersambung-

Aliana masa ngaku kalo Dia emang gila, apa Aliana udah cocok di sebut Crazy Twin?

Di part selanjutnya, bakal di ceritain Flashback!

𝗖𝗿𝗮𝘇𝘆 𝗧𝘄𝗶𝗻 Where stories live. Discover now