4

0 0 0
                                    

Feeling like shit again, dan ini datang setelah liburan, setelah bertemu orang baru. Gw merasa tidak produktif, lelah, mungkin juga karena pasangan gw mau pergi lagi lusa. Gw jarang menyuarakan tapi gw suka merasa sepi kalau dia ga di rumah. Kadang ada rasa entitled muncul. Meski gw udah tau semua konsekuensi, yasudah ini yang harus gw jalani. Gw lelah mungkin? Beban baru dalam kerjaan yang gw paksa untuk iyakan karena butuh aktualisasi berujung burn out. Itu yang orang tidak bicarakan tentang burn out. Gosong itu lebih lama untuk tumbuh kembali, dan sekiranya kembali, daya tahannya tidak seperti semulanya. Menyadarinya adalah tantangannya, kapan harus rehat sebelum gosong itu terjadi. Kadang liburan hanya menambah gosong itu. The idea of rest is tricky, karena tidak melakukan apa-apa akan mengikis pikiran, melakukan segala hal yang menyenangkan mengikis fisik. Untuk kembali seimbang di atas titian butuh keduanya. Menarik adalah kerja dan hidup puluhan tahun tidak membuat sadar akan keseimbangan, dimana titik pas titian itu. Kenyataannya titian itu bergerak seiring waktu, seiring umur sehingga balance itu target yang tidak tetap. Balance kita di saat lampau tidak sama dengan balance hari ini titian itu sudah pindah dan tidak ada metode prediktif yang dapat menerka sejauh apa pindahnya. Gw merasa ada beban di atas pundak, lelah yang kritis. Gw bisa berdiri berjalan dan menulis ini hanya karena keinginan murni. Racauan pendek yang mendistraksi dari lelah yang sebenarnya. Gw akan mencuci piring hilangkan waktu sebentar, menunggu pesanan datang. Struktur dan keteraturan. Seperti anjing dilatih menjaga domba agar tidak lari ke rumput tetangga atau dimakan buaya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bagaimana Pikiran BerkataWhere stories live. Discover now