2

1 0 0
                                    

Entah obatnya atau bertemu orang-orang lama membantu atau keduanya. Masih ada rasa pilu namun kini bercampur dengan ketidakpedulian.

Gw mencoba bertemu dengan beberapa teman yang kebetulan pindah ke pulau ini. Mungkin rasa cemas sedikit turun karena gw melakukan apa yang gw lakukan dulu pas muda: menyerap energi lawan bicara. Ga mistis sih, lebih ke bagaimana interaksi manusia kadang bisa merangsang energi. Mungkin perasaan berguna karena bisa jadi pendengar yang baik. Yang satu baru cerai tetapi dengan terpaksa atau tidak tetap tinggal bersama pasangannya hingga menemukan tempat tinggal baru. Yang satu hubungannya renggang dengan pasangannya karena pasangannya baru dilayoff, dan solusi teman saya ini adalah mengambil tugas dinas keluar kota, ke pulau ini, meninggalkan pasangan dengan anaknya. Gw paham banget bagaimana manusia mencoba menyelesaikan masalah dengan menambah potensi masalah. Emang itu kita aja, kita adalah epitoma dari segala pilihan buruk yang kita ambil. Sialnya, kita selalu bertahan dan selamat. Keselamatan yang kita atribusikan pada pilihan buruk sehingga kita berpikir kita pikir pilihan buruk itu tidak buruk-buruk amat. Semacam survivorship bias tapi menyangkut trajektori hidup.

Olahraga juga mungkin membantu. Tiga hari kemarin gw latihan muay thai. Lebih ke ngobrol dengan trainernya yang membantu gw, ketimbang apapun. Olahraga fisiknya membantu meredakan stres tapi seperti kata dokter gw kehilangan support sistem di pulau ini.

Hari ini gw meledak, hampir ngelempar gelas. Gw ga paham kenapa dia begitu selfish, meski mungkin gw pun enabling dia. Gw cuman capek mungkin. Capek minta maaf, padahal tau cuman perlu itu buat menyelesaikan semuanya. Mungkin gw bs begitu nanti, sekarang gw perlu nulis. Gw marah tapi, ga semarah itu, karena terbiasa mungkin 10 tahun menerima itu. Sejujurnya masih menerima itu, cuman terkadang berharap dia bisa mikir, berintrospeksi, mengerti dirinya sendiri. Gw ga bisa ngasih itu. Ga bisa dan bukan tempatnya. Tidak ada manusia yang berhak "mengatur" atau "mengarahkan" manusia lain ke "jalan benar". Semua hal adalah self discovery, lo cuman bisa ada,  menyarankan, membagi opini. Gw capek, gitu aja, untuk tidak capek gw gatau perlu apa. Mungkin waktu sendirian? Dia ngerasa tidak berguna, siapa yang bisa menyalahkan orang yang hidup selalu dilayani. Kenyataan tiap orang berbeda, gw ingin bisa merasakan dan memahami tiap kenyataan itu. Imaji rekayasa otak berasaskan pengetahuan, pengalaman, dan kepercayaan. 

Bagaimana Pikiran BerkataOù les histoires vivent. Découvrez maintenant