19

578 29 1
                                    

Elena telah memutuskan untuk mencari tahu hubungan suaminya dan Larine. Dengan uang yang dimilikinya, Elena menyewa seorang pria dari sebuah agensi untuk menyelidiki Frank. Tepatnya, membuntuti Frank kemana pun ia pergi.

Namanya Derek. Ia masih muda dan juga tampan. Elena membayar mahal untuk pria ini.

"Aku harap kau tidak akan mengecewakan aku. Dapatkan foto, video dan apapun tentang mereka berdua. Bahkan jika itu adalah tiket membeli kopi atau burger".

Dua foto berbeda Frank dan Larine diserahkan oleh Elena pada Derek di hotel Nobis. Kemudian Elena meninggalkan pria itu dengan gayanya yang elegan.

"Kau tahu apa yang semestinya kau lakukan. Jika ketahuan, aku tidak ingin terlibat. Jadi kau harus berhati-hati".

Elena memakai kacamatanya kemudian keluar dan langsung masuk ke mobil. Ia pergi ke kantor Frank. Dengan rasa percaya diri ia langsung masuk ke ruang kerja suaminya tapi Frank tidak ada.

Mata Elena melihat ponsel Frank ada di sana, di atas meja kerjanya lalu sebuah ide datang. Ia bergegas untuk mengambil ponsel itu dan memeriksanya.

Karena memakai password Elena mulai menerka password ponsel. Ia memasukan tanggal ulang tahun Frank. Tidak bisa. Kemudian tanggal ulang tahunnya. Sama. Ia berpikir sebentar, lalu memasukkan tanggal ulang tahun Shawn dan Mattew. Masih tidak bisa.

Ia menarik napas panjang sebelum mencoba sekali lagi. Tanggal pernikahan mereka. Berhasil.

Dengan cepat jarinya membuka riwayat panggilan dan mulai melihat satu persatu. Tidak ada nama Larine di sana. Ia terus menggeser ke bawah hingga beberapa menit dan masih sama. Akhirnya ia memutuskan untuk memeriksa di aplikasi chat.

Namun sebelum itu, matanya melihat satu panggilan tidak terjawab dari Larine. Elena membuka itu dan menyalin nomor ponsel Larine dengan cepat di ponselnya.

Detak jantungnya semakin cepat saat membuka aplikasi chat. Hampir sama dengan aplikasi telepon. Nama Larine bukan yang teratas tapi ia yakin mereka pasti memiliki riwayat percakapan teks.

Benar saja. Tak lama kemudian ia me temukan percakapan itu. Bukan percakapan panjang tapi mampu membuat emosi Elena terusik.

Aku merindukan kalian...

Kalimat ini yang ditulis Frank sebagai balasan untuk Larine yang memberitahunya bahwa ia dan Sena sedang ada di taman bermain di akhir pekan.

"El?".

Suara berat Frank membuat Elena terkejut dan hampir menjatuhkan ponsel dari tangannya.

"Oh...".

"Kapan kau datang?".

Frank berjalan maju dan melihat ponselnya ada di tangan Elena. Kecurigaan muncul tapi ia ingin bersikap normal seolah-olah tidak melihatnya.

"Itu...aku baru menghubungimu dan ternyata ponselmu ada di sini!".

Kalimat Elena terdengar aneh bahkan suaranya sedikit gemetar. Ia menyimpan ponsel Frank di meja.

"Ada apa?".

Elena menggeleng cepat.

"Aku hanya ingin mengunjungi dirimu. Kau tidak pulang ke Naerum di akhir pekan".

Frank menuang dua cangkir kopi dan memberikan satu untuk Elena. Ia memilih duduk di samping istrinya. Ia menyeruput kopinya dengan tenang. Hal itu membuat Elena semakin gelisah. Entahlah tapi ia merasa Frank berbeda.

Biasanya Frank akan protes saat ia memegang ponselnya tapi kali ini tidak. Itu membuat Elena tidak nyaman. Padahal tadi sewaktu Frank datang, ia telah berpikir cepat bahwa jika Frank protes atau pun marah maka ia punya kesempatan untuk menyinggung nama Larine di sana.

"Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan. Dan juga anak-anak tidak ada....".

Alasan Frank membuat Elena semakin salah tingkah. Ia meremas cangkir kopinya kuat-kuat.

"Apa kau mau makan siang denganku?".

Frank mencoba menatap Elena dengan tatapan menyelidik kemudian kembali menyeruput kopinya.

"Sebenarnya Theodor sudah memesan makan siang tapi karena kau memintanya maka ayo pergi. Aku ada rapat setelah ini!".

Frank berdiri dan mengambil jasnya kemudian mengambil ponsel dan kunci mobil. Elena buru-buru meletakkan cangkir kopi dan menyusul Frank.

Mereka menggunakan mobil Frank tanpa Theodor. Dari spion Frank melihat sebuah motor hitam terus berada di belakang mereka dengan jarak yang konstan. Otak Frank berpikir ia dibuntuti tapi akalnya menolak itu.

Mobil berhenti di restoran Selma. Frank memutuskan makan siang di sana karena tidak terlalu ramai.

"Kapan Shawn pulang?".

Tanya Frank saat keduanya sedang makan. Elena berusaha menikmati waktunya dan juga makanannya. Belum sempat ia menjawab pertanyaan Frank, matanya melihat Derek di sudut ruangan. Ia gelisah.

Frank menangkap gelagat itu dan tahu jika Elena tidak memperhatikan dirinya. Jadi ia melanjutkan makan. Ada rasa curiga terbersit di pikirannya.

"Aku sudah selesai".

Frank menyeka mulutnya dan menghabiskan wine di gelasnya.

"Oh...Kau makan dengan cepat sayang!".

Seakan baru menyadari situasi sekarang Elena dengan cepat berusaha mengisi mulutnya dengan makanan. Frank mengambil ponsel untuk menghubungi Theodor.

Namun saat membuka layar ponselnya ia menemukan aplikasi chat dengan Larine terbuka. Ia mengangkat matanya untuk melihat Elena sebentar. Ia yakin ini yang dilihat Elena tadi. Dan juga ia mengerti sikap aneh Elena sedari tadi.

Tangannya mengetik pesan dan mengirimnya pada Theodor.

"Aku harus kembali ke kantor sekarang. Theodor akan membawa mobilmu ke sini".

Frank merapikan jasnya dan menepuk bahu Elena pelan sebelum berlalu. Tidak ada kecupan di kening seperti biasanya.

Sebelum benar-benar keluar, ekor mata Frank berusaha melihat siapa yang dipandang Elena tadi.

Saat berada di parkiran Frank tidak langsung pergi, ia menunggu mobil Elena datang. Dan tak lama setelah itu mobil memasuki area parkiran restoran.

"Aku akan memanggil Elena di dalam".

Frank berjalan masuk ke dalam restoran namun baru saja kakinya melewati resepsionis ia melihat meja yang tadi ia duduki ditempati oleh pria lain. Ia sedang bicara dengan Elena tapi wajahnya tertutup topi.

Niat Frank untuk memanggil Elena diurungkan. Ia memilih berjalan kembali ke halaman parkir.

"Dimana Nyonya?".

Tak ada jawaban. Malahan tangan Frank mengambil ponsel dan membuat panggilan.

"Mobil mu sudah di parkiran. Keluarlah jika kau sudah selesai!".

Elena muncul setelah Frank menelepon dengan langkah panjang. Ia bahkan menunduk saat berjalan. Itu bukan kebiasaannya. Frank semakin curiga tapi ia tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan Elena.

"Menyetirlah dengan hati-hati. Kabari  aku jika kau sudah tiba di Naerum".

Ucap Frank sebelum menutup pintu mobil Elena. Tak lama kemudian matanya melihat pria bertopi itu keluar dari restoran dan naik motor.

Sebuah senyum terbit di sudut bibirnya. Ia tahu motor ini yang berada di belakang mobilnya sejak dari kantor.

Ada apa?
Apa hubunganmu dengan Elena?

➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️

SECOND HOME (TAMAT)Where stories live. Discover now