6

48 6 0
                                    

6

Satu minggu setelahnya, Helios tidak bisa tenang.

Ia sudah sepenuhnya sehat dan dapat beraktivitas seperti semula. Hari ini, ia dan anggota Maerda yang bertugas meliput di lapangan, tengah berada di Balai Kota untuk menunggu pidato singkat Wali Kota Pandawa yang baru saja dilantik.

Akan tetapi, ia tidak hanya berdua dengan Ruby.

Pergantian penugasan membuatnya harus bekerja sama dengan Jaevano dan anak laki-laki yang baru saja menjadi anggota komunitas, Shaidan Arjuan.

"Kau kenapa, sih?" Jaevano yang berada bersama Helios di barat Balai Kota melihat tingkah aneh sahabatnya. "Helios, cepat rekam Wali Kota dengan benar!"

Kamera yang semula tidak diperhatikannya akhirnya mendapat perhatian penuh Helios.

"Sejak tadi pagi kau bersikap aneh," bisik Jevano.

"Aku tidak suka Ruby dekat-dekat dengan Shaidan."

Jaevano tertawa. "Astaga, apa hanya karena Shaidan mengantar Ruby menjengukmu, kau jadi takut ia menyukai Ruby juga?"

Kaki Jaevano yang tak bersalah tiba-tiba ditendang oleh Helios.

"Romanov! Jaga sikapmu!"

Helios mencibir, "Diam, Lentino!"

"Ck, kau tidak perlu risau. Dia hanya anak baru yang perlu bimbingan, dan Ruby ditugaskan untuk membimbingnya."

Hal itu benar. Gabriel sendiri yang menunjuk Shaidan agar masuk dalam kelompok liputan di lapangan bersama dengan Helios, Ruby, dan Jaevano. Tak hanya itu, Mark juga berpendapat agar Shaidan dibimbing dulu di lapangan oleh Ruby yang memiliki banyak pengetahuan dan tentunya kesabaran dalam mengajarkan orang lain.

"Itu dia! Kenapa Gabriel repot-repot menyuruh Ruby mengajarkannya banyak hal? Apa dia tidak bisa melihat kehadiran kita?"

"Ruby jelas lebih sabar dibanding kau."

Helios memutar bola mata kesal. "Yang jelas, aku tidak suka padanya."

"Itu urusanmu. Aku suka padanya."

"Sialan kau!"

***

Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore ketika Helios dan kawan-kawannya sampai di Universitas Pandawa seusai meliput acara pidato oleh Wali Kota baru mereka. Baik Helios maupun kawannya yang ikut bersamanya dalam tugas kali ini langsung saja segera memasuki ruangan Komunitas Maerda yang ternyata di dalamnya ada Mark, Mire, Lia, dan Gabriel.

"Ruby!" Lia mendekati sahabatnya. "Kau pasti sangat lelah. Mau aku belikan soda?"

"Tidak perlu Lia, Helios sudah mengajak kita makan di Kedai Ramen milik Snow."

Lia mengangguk-angguk. "Ah, baiklah."

Gabriel menyambut kedatangan mereka dengan senyum merekah. "Good job! Tugas kedua kalian di semester ini memuaskan. Laman kampus telah banyak diakses untuk melihat liputan kalian. Oh, dan selamat pada Shaidan, kau sudah menyelesaikan tugas pertamamu dengan baik."

Shaidan menjatuhkan dirinya di bangku kosong di samping Mark, lalu tersenyum kecil mendengar pujian Gabriel padanya.

"Aku bisa keluar sekarang?" tanya Jaevano.

"Kau mau ke mana?"

"Mama menyuruhku mengantarkan beberapa lauk untuk Snow dan Isaiah."

Sepeninggal Jaevano, Gabriel lantas memberikan rapat singkat mengenai program kerja mereka. Ia juga menyampaikan tugas-tugas mereka dengan lebih rinci. Tak hanya itu, Gabriel Wang, selaku ketua dari komunitas juga memberikan Shaidan kesempatan untuk mengenal anggota yang lain dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dan saling mengobrol.

Voler Haut | Haechan X RyujinOù les histoires vivent. Découvrez maintenant