(8) setelah mereka pergi #3

17 2 0
                                    

Haduh, habis chapter #4 konflik dan bakalan darting sih. Tapi menurut aku nggk se emosi itu kok😭🙏 cuma mereka tuh ...... gitu dan berakhir ...... karena Yena masih kekeh sama opininya.

Now playing : TWS - Plot Twist


🦊🐤--



"Bro, bangun bro. Gue mau berangkat kuliah. Jangan lupa makan, kalo nggk makan gue do'ain kentut lo bau sampe benua Antartika!"

Wooyoung menutup telinganya dengan guling, tidak mau bangun pagi-pagi. Yena reflek mencibikkan bibirnya lalu meraih tasnya, pergi meninggalkan laki-laki itu dan menemui Yeonjun. Mereka pun segera berangkat agar tidak telat masuk kelas.

"Lo kapan observasi? "

"Nggk tau, masih belum dapat izin. "

"Ya udah, gue cabut dulu. "

Yena sendiri juga bingung dengan konsep kuliah kerja nyata ini, sudah berulang kali dijelaskan tuh kek susah banget ya. Perempuan itu juga bertumpuk tugas dari kuliah maupun dari kerjanya, kuliah sih parah. Sampai muka Yena mulai berjerawat karena terlalu memikirkan tugas.

"Gw kemarin asli lupa kalo lo istrinya si Wooyoung. "

"Ya terus? "

"Hamil lo? "

Yena mendelik, Yeri auto menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Apakah dia salah bicara? Bukankah itu pertanyaan yg cukup umum untuk mahasiswi semester lima yg usai menikah?

"Gw belum suka dia, begitupun sebaliknya. Kita belum siap. "

"Dewasa banget sih kalian, " Yeri terharu, asli terharu. Dari sudut Yeri sebagai anggota OSIS, dua anak ini selalu bikin onar dan tidak ada yg menduga bahwa masa depan mereka adalah sebagai suami istri. Si parallel satu dari jurusan IPS berjodoh dengan cewek onar yg hokinya bisa masuk ke kampus favorit mendiang kakak kembarnya.

"Apaan sih? Dia yg dewasa bukan gw." Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Wooyoung bersifat kekanak-kanakan itu lebih dewasa daripada Yena. "Dia yg buatin makanan, dia yg cari uang, dia yg ngatur keuangan juga.... Pokoknya Kawuyo semua deh! "

"Gw gebet boleh kali ya?, " Goda Yeri beserta alisnya yg naik turun. Yena mengacungkan jempol, membuat Yeri tidak percaya dgn reaksi si bebek itu.

Yena memajukan bibirnya, "dia cari istri yg lebih baik dari gw aja, gw ikut seneng. Gw istri yg nyusahin, kekanak-kanakan, dan tukang rusuh."

"Memang bener sih lo tuh beban tapi lo harus bersyukur Bek. Lo ngerasa seperti ini, coba liat yg dibawah lo. Pasti ada yg punya cita-cita jadi lo kayak punya suami direktur, jadi CEO di aplikasi terkenal, dan lo hoki bgt bisa masuk kampus sini. "

"Halah biasa aja tuh. "

"Biasa? Tapi bagi mereka yg bermimpi jadi lo tuh luar biasa. Lo harus bersyukur jadi lo sendiri, lo harus bangga jadi diri lo sendiri. Ingat, kalo lo benci diri lo sendiri berarti lo juga benci pencipta lo karena semua ciptaan Tuhan adalah wujud paling sempurna. "

Ucapan itu, Yena benar-benar mengingatnya dgn baik. Perempuan itu mengingat bagaimana senyuman Wooyoung di tengah gempuran rasa kantuk kemarin malam cukup membuatnya meleleh.

Di tengah memikirkan Wooyoung, ponsel cewek bebek itu bergetar. Mata Yena melirik sebuah pesan email datang menghiasi pesan notifikasi. Mendapatkan pesan aneh dari seseorang tidak dikenal, Yena buru-buru pergi meninggalkan Yeri yg nampak bingung.

"Lo mau kemana? "

Merasa Yena sudah berjarak jauh dengannya tanpa menjawab pertanyaan darinya, Yeri hanya menatap punggung perempuan bungsu Choi. Mengapa?





































Berdamailah Dengan Dirimu (Wooyoung Yena) |B×G|Où les histoires vivent. Découvrez maintenant