Tanda Bucin 1

1.6K 155 19
                                    

Satu kaos oblong, celana kolor, dan dua pakaian dalam tanpa merk. Sabun muka, sikat gigi, minyak telon dan bedak bayi. Semua sudah masuk ke dalam tas ransel milik Soobie.

"Ada yang kurang?" Jeon Jungkook bertanya pada adiknya yang sedang memasang celana olahraga.

"Tidak mau bawa camilan?"

"Soobie mau kinder joy, hyung!"

"Sepertinya ada di kulkas. Selain itu?"
"Tidak ada hyung."

"Oh iya bawa masker dan botol air. Jaga jarak dengan Jun-jun sialan itu. Jika ia berbuat jahat lagi teriak minta tolong pada gurumu."

"Siap hyung."

Jeon Jungkook menghidupkan mesin motornya, memasang helm ke kepala adiknya. Sebelum menarik gas, ia memastikan Soobin sudah duduk di boncengannya dengan tenang.

Kendaraan yang dibawa Jungkook bergerak dengan tenang, melewati jalan beraspal yang mulai ramai.

Di persimpangan lampu merah menuju kota dan sekolah, sebuah mobil mewah berhenti di dekat mereka. Kaca jendelanya diturunkan, seseorang berseragam sama dengan adik Jungkook tersenyum tanpa mengeluarkan permen lolipop dari mulutnya.

"Mau berangkat denganku saja?" Ia menawarkan diri, tapi kedua kakak beradik itu mengabaikannya. Memilih berfokus pada lampu lalu lintas yang sudah berubah kuning.

Mobil di belakang mereka bergerak pelan, mensejajarkan diri dengan motor Jungkook yang kecepatannya konstan.
Sesekali penumpangnya melambai sambil memberikan kecupan jauh. Soobin memutar bola matanya, malas menanggapi siswa gila penggemar permen kaki itu.

"Apa dia selalu mengganggumu seperti ini?" Jeon Jungkook bertanya di antara deru kendaraan yang berlalu lalang, juga bunyi klakson yang sengaja dihidupkan oleh supir Jun-jun sialan itu.

"Dia sudah lama tidak menggangguku lagi di sekolah, hyung."

"Jangan ladeni, anggap dia makhluk astral!!"

Setelah perjuangan berpura-pura tuli dari panggilan Yeonjun. Mereka akhirnya sampai di depan gerbang sekolah.

Soobin turun dari motor, berpamitan pada kakaknya sebelum masuk ke halaman sekolah. Sementara siswa bermobil itu, juga turun dari kendaraannya bukan bersama supir, tapi bersama pria lain yang tidak diduga Jungkook sebelumnya.

Pria itu memakai kacamata hitam, jas mahal, dengan wajah datar, menyenggol lengan Jungkook saat melewatinya.

Saat akan kembali ke mobil ia masih menyempatkan diri di sela kesibukannya sebagai calon presdir untuk berbisik di telinga Jeon Jungkook.

"Aku minta cicilan hutangmu malam ini. Bersiaplah selagi adik-adik kita berkemah!"

Jeon Jungkook tiba-tiba merinding mendengarnya.

.
.

Bisik-bisik karyawan terdengar di sebuah ruangan di kantor milik Kim Taehyung. Untungnya karyawan yang sedang menggosipinya adalah teman sekaligus sahabatnya sendiri, Kim Namjoon dan Kim Seokjin.

"Dia sedikit aneh akhir-akhir ini." Seokjin memulai pembicaraan selagi atasannya belum datang.

"Aku juga merasakannya, dia jarang datang lebih pagi. Alasannya mengantar adik sepupunya."

"Tidak mungkin, mana mau dia meluangkan waktu untuk Yeonjun. Yeonjun itu sudah punya supir pribadi."

"Aku juga tidak tahu, tapi aku memang pernah melihat mobil Taehyung, berbelok dari arah sekolah Yeonjun."
Seokjin menyikut lengan Namjoon saat terdengar bunyi lift dari ruangan Taehyung. Itu pertanda Kim Taehyung sudah datang. Satu-satunya ruangan yang terhubung dengan kantor pribadi Taehyung adalah meja kerja Seokjin.

Debt Collect Sex (Tamat Di Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang