Menagih

2.7K 252 50
                                    


Mansion megah dengan nuansa yang mewah, yang biasa dihuni lelaki tertampan di dunia. Kini, terdengar cukup ramai. Orang tua keduanya baru saja pulang dari luar negeri. Tuang Kim dan istrinya yang keturunan eropa, serta adik ipar mereka.

Ketiganya punya perusahaan sendiri yang berada di luar negeri. Waktu mereka lebih banyak di sana daripada di rumah. Hari ini mereka pulang, itu pun hanya sehari, untuk mengenang satu tahun kematian adik mereka.
Kim Yeonjun putera satu-satunya dari sang almarhumah selama ini tinggal bersama anak semata wayang keluarga Kim.

Tapi tingkah mereka jauh berbeda, Kim muda sangat dingin dan jarang bicara, sementara Kim Yeonjun sungguh perusuh luar biasa, bukan hanya di mansion tapi juga di sekolahnya.
Satu-satunya hal yang sama dari mereka adalah ketampanan yang haqiqi, dan kompak soal kemesuman. Itu bukan satu hal, tapi dua hal.

"Ayah, paman, bibi hanya sehari di sini? Kenapa tidak seminggu saja, nanti Jun-jun temanin kalian jalan-jalan di Busan? Sudah lama kan kalian tak pulang?" seru Yeonjun semangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayah, paman, bibi hanya sehari di sini? Kenapa tidak seminggu saja, nanti Jun-jun temanin kalian jalan-jalan di Busan? Sudah lama kan kalian tak pulang?" seru Yeonjun semangat. Dengan ponsel yang terpegang erat di tangannya.

"Paman dan bibimu sibuk." Kim muda menyahut. Sangat singkat dengan muka datar, sedatar papan reklame.

"Ayah juga, Jun. Perusahaan sedang berjuang sekarang untuk bangkit setelah pandemi." Tuan Kim menyahut.

"Iya iya, kalian semua sibuk. Appa sibuk, paman sibuk, bibi sibuk, Taehyung juga sibuk. Pagi dia di kantor, malam entah ke mana."

Semua mata tiba-tiba menatap Taehyung mendengar ucapan Yeonjun. Si sulung kebanggan Tuan Kim. Suhu serasa naik beberapa derajat celcius, sementara Yeonjun tetap santai bermain game di ponselnya. Tak menghiraukan sepupunya yang siap diserang oleh pasukan tua.

"Taehyung, apa benar kata adikmu?" Ibu Taehyung mulai bertanya menatap Taehyung yang mengkerut alisnya.

"Aku lembur di kantor, eomma," sahut Taehyung dengan wajah memelas, berbanding 180 derajad saat berbicara dengan orang lain. Taringnya mengkerut di depan ibunya.

"Kau itu calon presdir di kantor, wakil direktur, bukan buruh pabrik. Kau bisa serahkan pekerjaanmu pada karyawanmu. Kenapa malah meninggalkan adikmu yang kecil ini?" Ibu Taehyung berpidato, lengkap dengan raut muka serius.

Sebenarnya anak eomma siapa, aku atau Yeonjun? Gerutu Taehyung dalam hati.

Sementara objek yang disebut anak kecil, dengan pintarnya membuat akting mimik wajah seolah ia bayi yang harus dilindungi.

"Kemarilah Jun, sayang. Laporkan saja pada bibimu ini, jika Taehyung tidak menjagamu dengan baik."

Yeonjun menganggukkan kepala dengan mata sok polosnya. Taehyung meliriknya tajam.

Dasar bajingan licik.

.
.
.

Jadi, di sinilah Jungkook pagi-pagi sekali. Berdiri di depan kantor Kim Company jam 7 pagi. Ya, tak salah, ini masih jam 7, tapi pria manis itu sudah tak sabar untuk menagih hutang pada mantan klien yang pernah menikmati tubuhnya.

Debt Collect Sex (Tamat Di Pdf) Where stories live. Discover now