BAB 26

638 15 2
                                    

"Sering kali kita hanya melihat satu waktu saat kita sakit dan melupakan 99 kali saat kita sehat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sering kali kita hanya melihat satu waktu saat kita sakit dan melupakan 99 kali saat kita sehat. Kapan saja kita kehilangan rasa syukur, maka kita akan kehilangan sifat iman kita."
  -Sheikh Kamaluddin Ahmed.

***


Di sisi itu, Nabila sedang terbaring lemah di rumah sakit dengan dinding yang berwarna putih.


"Bil, kamu kapan bangunnya sih, abang kangen sama kamu, dek ayo bangun ya kita ngaji bareng, sholat bareng sama Abi, kamu gak kangen apa sama abi?" ucapnya.

Lalu sedikit demi sedikit jari jemari Nabila bergerak, membuat Agam dan Rizki tersentak kaget dan bersyukur.

"Dek... bangun dek, DOKTER!" teriak Agam.

Lalu Nabila membuka matanya secara perlahan.

"Alhamdulillah, kamu bangun juga dek," ucap Agam tersenyum dan menangis bahagia.

"Jadi...gimana dok keadaan adek saya?" tanya seorang kaka kandung Nabila.

Dokter itu pun memeriksanya kembali. "Alhamdulillah, sekarang kondisinya sudah sedikit membaik tapi--"

"Tapi? gimana maksud nya dok?" tanyanya heran.

Kemudian dokter mengajak Agam untuk pergi ke luar, agar Nabila tidak syok mendengar keadaannya.

"Jadi... pasien ini ternyata mengalami kanker stadium 4, Pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi dalam kondisi stadium 4, memiliki angka harapan hidup hingga 10 bulan ke depan. Sementara bila tak diobati, angka harapan hidupnya diperkirakan 3 bulan," ujar sang dokter membuat agam kaget dan juga merasa sakit mendengar penjelasan sang dokter.

"J-jadi, adek saya mengalami kanker?"

"Iya, kalo begitu saya permisi dulu ya."

"Gam, Lo jangan nangis di depan adek lo, nanti dia khawatir dan cemas, jadi Lo harus tersenyum dan buat dia bahagia," ujar Rizki.

"I-iya."

Lalu mereka menghampiri Nabila.
"Dek, kamu ngerasa sakit nggak? ada yang sakit gak kamu?" Dengan beberapa pertanyaan itu sontak membuat Nabila sedikit kaget, ada apa dengan kakaknya sendiri? mengapa dia terlihat sangat khawatir?

"Eum Bila sedikit pusing, nyeri dada, dan sakit punggungnya Bila kak," jawabnya.

"Ya sudah, Nabila sayang kamu istirahat dulu ya, nanti setelah itu kamu makan ya dek," pesannya.

"Ki, Lo tolong carikan makanan buat adek gue ya," suruhnya.

"Beres gam," ucap Rizki dengan mengacungkan jempolnya.
Lalu Rizki pun pergi untuk mencari kan makanan.

"Dek, Abang mau tanya, sebelum kamu bangun, apa yang terjadi sebelumnya waktu kamu koma?"

"Hah, emang aku koma?" tanyanya heran.

"Ya. tanpa kamu sadar, kamu koma selama 8 bulan," jawab Agam kepada adiknya.

"Lama ya ternyata."

"Iya, kamu tau gak Abang sampe nangis dan suka nungguin kamu di sini, tapi kamu gak bangun bangun," ucapnya mengerucutkan bibirnya, membuat wajah Agam terlihat lucu.

"maaf ya kak."

"Iya, sekarang ceritain dong."

"Bila bermimpi bertemu dengan Umi, Nabila sempat pelukan dengan Umi dan sering bermain main, tapi setelah itu Umi pergi meninggalkan Nabila di suatu tempat yang indah, Nabila menangis lalu Umi muncul lagi, dia mengatakan..."

"Mengatakan apa dek?" tanya Agam semakin di buat penasaran.

"Kata Umi, Nabila masih harus di dunia, banyak orang yang menunggu Nabila di sana, tapi pasti suatu saat nanti Bila akan bertemu sama Umi lagi, jadi di dunia Nabila harus bijak dalam menggunakan waktu, dan perbanyak ibadah lagi ketika di dunia, agar bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain," lanjutnya.

"Masya Allah, pesan nya bagus banget," sahut lelaki dengan berinisial A itu.

"oh ya bang, kalo suatu saat nanti yang pulang duluan Nabila, tolong maafkan atas semua kesalahan Nabila, dan tolong jangan sebarkan aib Bila, dan juga kirimkan Nabila alfatihah atau bacaan surat dari dalam Al Qur'an yang lainnya ya," katanya.

"Dek, kamu jangan ngomong gitu, kita akan sama sama oke, kalo kamu ngomongin itu lagi Abang jadi sedih, ntar nggak ada temen dong Abang jadinya kesepian," katanya.

"Kak, mati itu pasti, tetapi waktu dan cara mati itu tidak pasti. Kita harus selalu siap untuk menghadapinya."

"Kita semua memiliki waktu yang terbatas di dunia ini, maka gunakanlah waktu tersebut dengan bijaksana, sebelum ajal menjemput," katanya lagi.

"Masya Allah na'am adek ku, ya sudah ini makanannya udah datang, jadi ayo di makan dulu,"

"Bang, Nabila mau buka cadar dulu, tapi tolong kak rizki suruh keluar dulu dong," bisik nabila

"Oh baiklah."

"Ki, Lo keluar dulu ya, Nabila mau gue suapin," ucapnya.

"Iya gue keluar," jawabnya dengan wajah cemberut.

Lalu Agam dan Nabila tertawa kecil.
Kemudian Agam menyuapinya pelan.
"Dek, kamu tau gak sih, rizki itu suka sama kamu," ucap Agam membuatnya kaget.

"Uhuk."

"Duh, kalo makan hati hati dek, jadinya keselek kan, nih minum," dumelnya.

"Ih itu juga gara gara Abang, kan abang ngomong gitu bikin Bila kaget," sahutnya.

"Iya iya deh maaf, cowo selalu salah."

"Bukan cowo selalu salah, maksudnya kan bang Agam emang salah, gimana sih," kesalnya.

"Iya iya cantik, iya," jawabnya pasrah dengan sedikit tertekan.

______________________________________

Maaf kalo ada kata yang typo ya, terimakasih sudah membaca part ini.

Tunggu part selanjutnya!!!

Janlup Folow akun penulis dan votement nya ya!

DI JODOHKAN DENGAN WANITA BERCADAR Where stories live. Discover now