15

859 27 0
                                    

"Frank...".

Desah Larine yang berusaha mendorong tubuh Frank menjauh. Kesadarannya datang dan ia sungguh sangat menyesali ini. Frank melepas ciumannya dan menangkup pipi Larine dengan lembut.

"Aku mencintaimu Lar...".

"Tidak Frank! Kau hanya terbawa suasana atau mungkin kau kesepian!".

"Aku mohon percayalah padaku Lar. Aku jatuh cinta padamu jauh sebelum aku menikah dengan Elena. Hanya saja aku tidak berani saat itu karena hidupku belum apa-apa ".

Larine tetap menggeleng. Ia bergerak menjauh ke sudut. Ia menatap langit yang kembali gelap tanpa semarak kembang api.

"Aku tidak ingin tahu apapun Frank. Ini salah dan kita harus mengakhiri ini sebelum segalanya bermasalah. Jika memang apa yang kau katakan barusan itu benar, itu tak akan mengubah apapun Frank. Kau tetaplah suami Elena".

Suara Larine bergetar saat menyebutkan nama Elena. Ia membayangkan reaksi sepupunya itu jika tahu apa yang barusan ia lakukan. Ia mendesah.

Frank mendekat dan memegang kedua bahunya. Ia menatap tepat di bola mata Larine.

"Kalau aku katakan padamu bahwa aku tidak pernah bahagia selama pernikahanku dengan Elena, apakah Kau percaya padaku?".

Larine membuang wajahnya ke sembarang arah. Dadanya berdebar tak karuan karena aroma nafas Frank.

"Tidak! Jangan berusaha meyakinkan aku dengan apapun karena keputusanku tidak akan berubah. Kau milik Elena dan anak-anakmu. Kembalikan segalanya seperti biasanya".

Frank menarik Larine ke dalam pelukannya.

"Aku tahu itu tapi bisakah kau memberi ku kesempatan untuk menunjukan padamu bahwa aku benar-benar mencintaimu? Hanya sebuah kesempatan Lar. Aku akan meminta Tuhan untuk menghukum aku untuk permintaanku ini".

Larine tidak bisa menyangkal kejujuran dari ucapan Frank tapi ia tetap sadar bahwa ini semua salah dan ia tidak akan jatuh hanya karena perasaan asing yang mulai terselip di dalam nuraninya.

"Ayo pulang ke mansion. Paman Harold akan cemas jika aku pulang terlalu larut".

Frank melepas pelukannya dan mengecup kening Larine. Kemudian menarik tangan Larine masuk ke dalam. Ia menutup pintu balkon dan tirai.

Frank membuka kulkas dan mengambil air mineral dan memberikan satu untuk Larine. Lalu ia pergi ke sebuah ruangan lain dan kembali dengan sebuah amplop besar di tangannya.

"Ini hadiah Tahun Baru dariku. Jangan tolak. Kau bisa membawanya atau meninggalkan itu di sini".

Larine mengulurkan tangannya dan menerima amplop itu dan membukanya. Ia membacanya sekilas dan mengembalikan itu pada Frank.

"Aku tidak mau. Jangan gila! Tidak ada hadiah seperti itu".

"Namamu sudah tertulis dalam sertifikat ini. Aku tidak bisa mengubahnya. Jika kau tidak suka kau bisa menjualnya atau...".

Larine merampas amplop itu dan meletakkannya di meja. Ia menarik tangan Frank menuju pintu keluar.

Frank tidak melepaskan tautan tangan itu hingga ke basemen. Dengan kesal Larine langsung masuk ke mobil. Frank menatapnya dengan senyum.

"Lupakan apapun yang kau rencanakan karena aku tidak akan setuju Frank. Buang wajah konyolmu itu!".

Mobil bergerak dan melaju di jalan raya. Frank terus saja tersenyum bahkan bersiul.

"Apa kau mau makan sesuatu? Ada restoran enak di dekat sini".

Larine menoleh dan memukul lengannya.

"Pulang ke mansion!".

SECOND HOME (TAMAT)Where stories live. Discover now