***
VICENTE bukanlah nama geng motor yang berisi puluhan hingga ratusan anggota dari Sadajiwa atau sekolah lainnya di luar sana. Vicente hanyalah sebuah nama perkumpulan yang diisi oleh tujuh laki-laki yang sudah bersahabat dari kecil. Karena sudah lama mengenal mereka layaknya saudara yang selalu menjunjung tinggi solidaritas.
Di SMA Sadajiwa ada yang lebih menarik dari Nawasena Prateesa—pemegang ranking satu paralel bidang akademik sekaligus best student dan bintang sekolah—yakni Vicente, nama tersebut berarti sang penakluk.
Jujur saja nama perkumpulan mereka sangat sesuai dengan mereka bertujuh. Mereka itu penakluk hati kaum hawa, dengan wajah tampan serta keunggulan yang mereka miliki masing-masing. Bahkan para penggemar dengan sengaja membuat group Vicente Lovers di Whatsapp dan Line.
Setiap paginya di SMA Sadajiwa suasana akan dihebohkan oleh kedatangan Vicente, enam motor dan satu mobil dengan harga yang tidak bisa dikatakan murah itu memasuki kawasan sekolah. Bunyi klakson beradu agar para penghambat menuju parkiran segera menyingkir.
“AGHHH MEREKA DATANG!”
Suara teriakan yang sangat hapal di telinga Vicente terdengar, sambutan yang mereka dapatkan seperti hari-hari sebelumnya.
“Waduh! Ada yang punya motor baru nih!” Helios Juarez—Ketua club Bahasa Jepang sekaligus wibu akut. Matanya mengerling nakal menatap Arturo Demetrio yang tertawa seraya merangkul bahunya.
“Motornya mantap, Bro!” Acungan jempol diterima Arturo dari Vanleoz. Dia Vanleoz Maximillan—salah satu anggota Paskibra yang di waktu lalu terpilih mengikuti kegiatan berbasis Nasional.
“Nave! Mau kemana lo?” tanya Helios menatap temannya yang berjalan terlebih dahulu.
“Kantin.”
“Bentar lagi bel masuk, anjir.” Seruan Helios tidak lagi ditanggapi membuatnya berdecak kesal. “Tu orang masih sakau apa gimana?”
Navelion Orlando, atau yang kerap di sapa Nave. Seminggu yang lalu keluar dari pusat rehabilitas setelah hampir enam bulan terkurung disana. Dia seorang pengguna sebelum diketahui oleh keluarganya.
“Ikutin aja, dia masih butuh pengawasan.”
Helios mendelik. “Ngelebihin anak yang baru lahir, butuh pengawasan segala. Tapi kalau dia berulah, malah kita yang kena.”
“Makanya gak usah misuh-misuh, Bro.” Yang satu ini Jenggala Gunther, panggil saja Gala. Laki-laki dengan wajah tenang ini adalah ketua ekskul Photography.
YOU ARE READING
AFFECTION
Teen FictionTentang Arturo yang memberi banyak afeksi hanya untuk Nawasena. Sena itu pendiam, namun bisa lebih banyak bicara saat bersama Arturo. Semenjak kehidupannya di masuki oleh laki-laki itu, Sena menjadi sadar akan satu hal, kebahagiaan bisa diciptakan...