02 - ARTURO DEMETRIO

388 76 14
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lo benar-benar rugi kalau gak datang ke arena malam ini, Tur.”

“Semenarik apa taruhannya yang mengharuskan gue datang kesana?” Decakan pelan terdengar dari bilah bibir laki-laki yang duduk santai di kursi gamingnya.

“Motor. Taruhannya Kawasaki Ninja ZX10-R. Jadi, yakin gak datang kesini?”

Wajah tanpa minat tadi langsung berseri kala mendengar taruhan balapan malam ini. “Bilang ke yang lain, gue yang bakal turun malam ini.”

“Nice. Kita semua tunggu kedatangan lo. Pertandingan jam 01.05, jangan telat.”

“Aman.”

Sambungan telpon terputus membuat laki-laki itu langsung bergegas bangkit, mendekat ke lemarinya untuk memilih baju yang akan dikenakan ke arena sebentar lagi.

Tok. Tok. Tok.

“Abang, belum tidur? Tadi Bunda dengar suara dari kamar kamu.”

Yang dipanggil mendekat ke pintu dan membukanya, mendapati seorang wanita cantik kesayangannya tersenyum teduh menatapnya. “Tadi habis ngobrol sama teman, Bunda. Bunda kenapa belum tidur?”

“Bunda udah mau tidur, tapi barusan habis dari dapur malah dengar suara dari kamar kamu. Ternyata kamunya belum tidur.”

Arturo tertawa kecil merangkul sang Bunda. “Sekarang emang mau tidur kok, Bunda.”

“Yaudah, tidur ya. Besok kamu sekolah, jangan tidur larut malam,” balas Bunda mengusap pipi putranya itu.

“Siap, selamat malam, Bunda.”

“Malam, Sayang.”

Melihat Bunda yang sudah menjauh dari kamarnya, Arturo kembali menutup pintu dan menukar pakaian. Hari kian larut, jam menunjukan pukul 12 malam lewat 15 menit. Dirasa keadaan sudah aman untuk pergi,  Arturo memakai jaket denim kesukaannya lalu meraih helm dan membuka pintu secara perlahan.

“Oh, shit.” Arturo mengumpat pelan kala melihat Ayahnya duduk membelakangi sambil menonton televisi yang menyiarkan pertandingan bola.

Terpaksa laki-laki itu merendahkan tubuh seraya melangkah dengan amat pelan. Terdengar suara dengkuran yang cukup keras membuat Arturo menghela nafas lega. Ayahnya tertidur.

Jadi dengan segera Arturo melangkah ke pintu utama dan keluar dari rumah, tak lupa mengunci pintu. Arturo pastikan ia akan kembali ke rumah sebelum keluarganya bangun.

AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang