5

193 21 20
                                    

Author's note: Haii, kalo kalian emang lupa ceritanya sampe mana, mendingan baca previous chapternya dulu. Soalnya ini udah sebulan gak gua lanjut, takutnya pada lupa dan emang chapter sebelomnya agak gantung ceritanya. Ty.

----

Wajahku berada di belakang punggung Louis dengan kesepuluh jariku mencengkram bajunya. Bisa kulihat Louis tertawa pelan, lalu berjalan dengan gagah di depanku ke arah pintu. Mungkin orang yang di berdiri di depan pintu rumahku sekarang adalah orang gila, atau perampok. Ia menekan bel terus menerus membuat seisi rumahku berisik.

Louis mengintip melalui lubang pintu dan tak beberapa lama kemudian langsung mendesah. Dia melepaskan jariku dari bajunya kemudian mendorongku untuk melihatnya sendiri. Tanpa melihatpun, aku tau siapa orang gila di luar. Satu-satunya orang yang bisa membuat Louis mendesah seperti itu.

Aku membuka pintu dan menatap Liam dari atas sampai bawah. Mungkin Liam memang ingin membangunkanku dan Louis. Untuk apa ia menekan bel? Jelas ia mempunyai kunci rumahku. Dan keberadaan Liam dan Louis bersama-sama di rumahku dalam kondisi seperti ini bukan merupakan keuntungan bagiku.

"Son of bitxh," gumam Louis yang langsung masuk kembali ke kamarku setelah memutar matanya.

Setelah tinggal kami berdua, Liam hanya menatapku datar dan aku tidak mengerti maksudnya. Akhirnya kutarik Liam ke kamarku, dan aku menemukan Louis sudah pindah dari sofa ke atas tempat tidurku. Oh, tentu saja.

"Kau mau apa?" tanyaku pada Liam.

"Tidur."

"Di sini?"

"Kurasa aku harus menjagamu malam ini. Entahlah," jawab Liam yang langsung mengambil alih bagian tempat tidurku yang sebelah kanan menyisakan ruang kosong untukku di tengah-tengah Liam dan Louis. Tidak, aku tidak akan tidur di sana. Jangan suruh aku ke sana.

Pun aku duduk di sofa sambil menatap mereka berdua yang saling memunggungi. "Aku akan di sini saja...."

Dan akhirnya mereka tidur bersama sampai pagi. Kejadian terlucu adalah pukul 5 lebih, Louis memeluk Liam dan aku berhasil mengabadikannya. Sayangnya aku tertawa terlalu keras sehingga membangunkan mereka yang langsung menatap jijik satu sama lain.

////

"Marzia!"

Tiba-tiba sebuah bola kertas jatuh di atas rambutku, membuatku menghentikan aktifitas tidurku saat ini. Saat aku membuka mata, aku menemukan Mr. Corden menatapku jengkel dan aku baru sadar aku tertidur di pelajarannya. "Keluar!"

Tidak ada gunanya berdebat dengannya, pun aku mengucek mata dan langsung berjalan keluar kelas. Kusandarkan tubuhku ke dinding dan memejamkan mataku lagi. Semalaman tidak tidur membuatku tidak mampu membuka mata saat ini. Ah.

Tidak lama, kurasakan seseorang juga ikut bersandar di sebelahku. Pun aku membuka mata dan menemukan Harry yang juga menoleh ke arahku. Harry Styles, dia salah satu orang yang tidak kupedulikan dan bahkan kuhindari di kelas. Dia nakal.

"Hai, Marzia," senyumnya padaku. Aku hanya mengangguk dan kembali mencoba terlelap. Entah kenapa, saat menutup mata, aku melihat bayang-bayang Louis dan Liam terus berbicara di kepalaku. Mungkin itu yang membuatku sulit tidur.

Setelah menyadari Harry tetap menatapku untuk beberapa lama, aku menoleh dan mengangkat satu alisku padanya, "ada yang bisa kubantu, hm?"

"Aku yang menyebarkan fotomu dengan Louis," ucapnya santai. "Ya, aku orangnya."

Aku langsung membuka mata dan menatapnya tajam, "kau? Harry?"

"Ya. Tetapi, aku bukan penggemar Louis," katanya. "Aku penggemarmu, entah dari kapan. Aku minta maaf, ya?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 16, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LILOWhere stories live. Discover now