part 4

1 1 0
                                    


'Aku tidak akan pergi. Rotasi ku ialah dirimu.'

_Keinya Rai.

🐣

Happy reading

  Suara motor yang masuk ke dalam perkarangan rumah yang kini terkesan mewah dan elegan. Di halaman rumahnya tertanam bermacam-macam bunga yang indah dan apabila terkena sinar matahari pagi, maka akan terlihat lebih menyejukkan. Seorang lelaki membuka helm yang ia pakai setelah memarkiran motor nya di bagasi. Ia turun sambil menenteng dua plastik yang berisi seblak dan minuman chocolate.

Di punggung nya ada gitar yang ia ambil dari apartemennya sebelum menuju ke rumah sahabatnya itu. Ia berjalan pelan dengan wajah datarnya, padahal masih pagi. Namun seperti nya matahari tak di sambut baik oleh sang pemilik wajah datar.

Tok tok tok

Ke-tiga kali nya baru pintu terbuka dengan pemilik yang kini tangan kirinya menenteng satu makanan snack.

"Loh? Udah ke sini? Emang libur?" tanya Kei heran. Ia menyuruh masuk sang tamu dan menutup pintu nya kembali.

"Ke mana mama sama papa?" tanya Rai tanpa menjawab pertanyaannya.

"Mama lagi istirahat, baru pulang dari restoran, kalo papa lagi ke kantor." Rai mengangguk mengerti dan menaruh seblak di tumpukan bungkusan makanan yang berserakan di atas meja.

Ia berjalan ke arah dapur untuk mengambil mangkok, sendok dan segelas air. Kei yang melihatnya tersenyum lebar, saking lebarnya matanya tenggelam tidak terlihat.

'Cocok jadi calon suami gue,' pikirnya.

"Gak usah senyam-senyum kek gitu lo, mata lo ilang," celetuk Rai membuat Kei cemberut.

"Eh lo bawa gitar?" tanya Kei dengan mata berbinar. Ia sangat menyukai permainan gitar Rai.

Rai mengangguk dan menyuruh gadis di depannya ber balik badan memunggungi nya.

"E-eh ngapain lo?! Jangan aneh-aneh ya, mama gue ada di kamar, kalo lo macem-macem gue bisa teriak," peringat Kei waspada.

Rai mendengus tidak terima. Dari dulu mereka selalu berdua kapanpun dan di manapun. Dan mengapa baru sekarang bocil nya itu memakai jurus waspada padanya, apakah wajahnya sekarang terlihat seperti penjahat?

"Yang bilang lo bisu siapa?"

"Y-ya gak ada sih, terus ngapain nyuruh gue balik badan?" tanya Kei balik.

Rai tidak menjawab dan melepas pita satin warna cream yang Kei pakai di rambutnya. Ia menyatukan semua rambut milik Kei dan mengikatnya memakai pita satin tadi. Dia terlihat lihai. Ia menyuruh Kei menghadap pada dirinya dan merapikan anak rambut milik Kei.

"Cantik." Kei terlena dengan tatapan teduh milik sahabatnya itu.

Hatinya menghangat. Rasanya ia ingin selalu bersama lelaki di depannya ini. Ia yang selalu menjadi tameng ketika ia terluka. Makhluk tampan yang di ciptakan melalui senyuman indah sang pencipta.

Rai ber deham dan menjauhkan tangannya dari wajah Kei. Ia selalu gagal mengontrol perasaan nya ketika bersama sahabat nya itu.

Ia menyibukkan diri dengan membuka kan bungkusan seblak dan menuangkannya ke dalam mangkok. Ia mengaduk-aduk sebentar dan memberi suapan pada Kei.

Kei & RaiWhere stories live. Discover now