prolog

16 7 0
                                    

'Aku memilih meringkuk di atas kasur daripada mencaci maki hujan yang tidak bersalah'

_Bubu denatra

🐣

Happy reading

Embun di pagi hari membuat suasana menjadi lebih nyaman dan pikiran tenang. Suara kicauan burung menjadi sapaan untuk setiap orang yang membuka jendela kamar atau sekedar keluar rumah. Di sela-sela kecil setiap ruangan akan membuat cahaya matahari masuk dan menghangatkan di dalamnya.

Tiba-tiba cuaca perlahan berubah. Awal yang cerah menjadi mendung dan angin terasa dingin menyengat kulit. Rintik hujan turun sedikit demi sedikit mulai membasahi tanah menimbulkan aroma khasnya. Sebagian orang ada yang mengeluh dan ada pula yang bersyukur, tergantung dengan cara kita menyambut tamu dari langit. Namun lebih baik tidak usah memaki apalagi mengeluh berlebihan, syukuri saja tanpa harus mencaci maki hujan. Nanti di sambar petir baru tahu rasa.

Pis. Becanda.

Hujan semakin deras. Dua anak kecil berbeda gender kini tengah berloncat-loncat di bawah guyuran hujan sambil tertawa lepas. Mereka tidak saling kenal, namun salah satu dari mereka, matanya tak bisa bohong jika ia tertarik pada teman main hujannya itu.

"Kamu mau gak jadi sahabat aku?" tanya anak lelaki itu dengan tatapan berharap. Suaranya teredam suara hujan namun mampu membuat temannya mendengar.

"Aku? Kamu ngajak aku?" tanya gadis itu menunjuk dirinya sendiri yang di angguki dengan semangat.

"Boleh." Jawaban gadis itu membuat anak lelaki itu tersenyum senang dan menggenggam jemari mungil yang kini keriput karena kedinginan.

Ia menatap penuh arti sambil menyeringai. "Mine," batinnya.







Tbc.

Tandai jika ada typo bestie....




Kei & RaiOnde histórias criam vida. Descubra agora