SKYNARA: 08

142 7 1
                                    

Halo guys! HAPPY READING YA!!

***

Hah? Anara menatap wajah sang suami dengan perasaan yang tidak percaya. Melarangnya untuk kuliah? Apa ia salah dengar?

Ia segera bangkit dari pangkuan Sky dengan amarah yang tak terima. "Maksud kamu apa sih kak? Kamu larang aku buat kuliah?" Hardiknya tak terima.

"Oke. Kamu boleh kuliah, tapi aku mau punya anak setelah kamu lulus. Gimana?" Kata Sky masih kekeuh untuk memiliki anak.

Sumpah demi apapun. Menikah muda tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, apalagi memiliki anak diusia sedini ini? Apa semesta tengah bercanda dengannya? Ia menghela nafas kasar, lalu mengabaikan Sky—berbaring di ranjang sambil memunggungi suaminya. Baru saja menyandang seorang istri, ia sudah menghadapi perdebatan dengan suaminya.

"Jangan buat aku marah, Nar."

"Apa sih?! Aku mau tidur!" Balasnya naik beberapa oktaf.

"Kamu gak boleh tidur sebelum kita bahas ini baik-baik," ucap Sky berusaha keras untuk memendam amarahnya. Ia ikut berbaring di sebelah sang istri, menarik tubuh istrinya dalam dekapannya. "Maaf, udah buat kamu marah. Aku cuma mau kita obrolin ini baik-baik Nar," bisiknya seraya menciumi puncak kepala Anara.

"Aku belum siap jadi ibu, kak. Kamu tolong ngertiin aku," balas Anara terdengar lirih.

"Gapapa, pelan-pelan. Nanti kalau udah siap, bilang ya?"

Anara mengengguk pelan, tangannya bergerak mengelus punggung tangan Sky yang melingkar di lengannya. "Tapi aku boleh kuliah kan kak?" Tanyanya sembari menoleh sejenak pada Sky.

"Kita bahas itu kapan-kapan. Kamu aja baru kelas dua belas."

"Iya udah."

Sky membalikkan tubuh Anara, keduanya saling tatap kemudian kening mereka menyatu. "Nar? May I?" Tanya Sky seraya membelai pipi gadis dalam dekapannya ini.

Anara meneguk ludahnya. Waktu itu Sky memang hampir melakukannya, namun kali ini ... Keadaannya sudah berbeda, tak perlu ada rasa cemas karena keduanya sudah sah. Tapi kenapa ia takut?

"Jangan takut Nar, " ucap Sky lagi, seolah paham apa yang ia rasakan kini. "Kita main aman oke?"

Akhirnya, Anara mengangguk. Selain menyerahkan masa depannya pada lelaki yang telah menjadi suaminya kini, ia juga tak lupa untuk memenuhi kebutuhan batin suaminya.

"I love Nar. You're always mine," bisik Sky lalu memberi lumatan pada bibir Anara.

***
Kedua mata Anara melotot seketika melihat kondisi dada hingga lehernya. Sky kenapa se-brutal itu?! Ia berdecak sebal, tapi tidak bisa marah pada sang suami karena memang ini tugasnya sebagai istri. Pipinya merona saat mengingat tentang semalam. Sky benar-benar menjamin ketenangan padanya sehingga ia tak lagi merasakan ketakutan dalam pengalam pertamanya.

Selain mampu mengerti apa yang ia rasakan, Sky juga memperlakukannya layaknya ratu. Ah, betapa beruntungnya ia memiliki Sky dalam hidupnya.

"Sayang! Udah belum? Aku mau mandi juga nih," seru suaminya dibalik pintu kamar mandinya. Ia bergegas memakai bathrobe nya, lalu keluar kamar mandi.

"Udah. Bentar ya, aku siapin baju kamu dulu, kak," kata Anara.

Sky mengangguk pelan, mencium sudut bibirnya lalu memasuki kamar mandi. Jantungnya selalu berdegup tak karuan saat mendapatkan sentuhan-sentuhan spontan Sky seperti ini. Ia masih belum terbiasa.

"Duh! Kenapa deg-degan terus sih," gumamnya seraya berjalan menuju lemari, mengambil kaos putih polos dengan celana bahan dibawah lutut milik Sky. Untuk masalah perlengkapan Sky, sudah ada beberapa yang telah tertata rapi di kamarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SKYNARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang