SKYNARA: 07

120 8 3
                                    


HAPPY READING!! DON'T FORGET TO VOTE, COMMENTS, AND SHARE!

***

Semuanya terasa begitu sangat singkat. Ia tidak paham kenapa semulus ini? Padahal baru kemarin ia mengenal Sky, lalu kini ia tengah duduk dengan beberapa perias yang tengah merubah wajahnya di hari yang spesial ini. Ya, hari pernikahannya dengan Sky.

Namun diwaktu yang terasa singkat ini, cukup melelahkan. Ia harus menghadapi ujian kenaikan kelas lebih dulu, menentukan tanggal pernikahannya, lalu mempersiapkan rentetan pernikahannya; seperti fitting baju, memilah-milah tamu undangan dan yang pasti menyiapkan mental.

Mama Rainy yang akan menjadi mertuanya sebentar lagi itu tak ada hentinya untuk mengingatkannya akan sebuah pernikahan. Angel, nikah itu kayak dipenjara. Jadi kamu harus siap melepaskan kebebasan kamu untuk suami kamu, rela memberikan waktu kamu sama dia, dan pastinya semuanya akan berubah.

Entah kenapa tiba-tiba ia takut. Takut jika tidak bisa menghadapi sebuah pernikahan nantinya. Kalau ada apa-apa, jangan lupa hubungin mama ya? Sekarang kan, mama Sky juga mama kamu. Pokoknya kalau kamu udah bingung ngatasin masalah rumah tangga, datang ke mama. Jika mami kandungnya tak lagi memperdulikannya, setidaknya semesta telah mempertemukannya dengan sosok Mama Rainy.

Ia berkaca sembari melihat riasan pada wajahnya yang sedikit lagi selesai. Ia menertawakan dirinya sendiri. Miris sekali, di hari pernikahannya, sang mami malah tidak ada di sisinya. Apa salahnya sehingga maminya tidak pernah merindukannya?

Tidak apa-apa. Setidaknya sang papi selalu ada untuknya.

"Ya ampun anak papi!" Suara itu memecahkan lamunannya. Ia menoleh pada Papi Arya yang kini melihatnya penuh takjub. "Cantik banget deh anak papi ini."

Ia tak bisa lagi menyembunyikan rasa sedihnya, lalu ia memeluk tubuh sang papi dari samping. "Papiii. Angel sayang banget sama papi."

Papi Arya mendongakkan wajahnya, setidaknya ia tidak menangis di depan putrinya. Ia sangat merasa gagal dalam memberikan sebuah kebahagiaan pada Anara. "Maafin papi ya kalau papi belum bisa buat Angel bahagia. Papi harap, kamu bahagia sama Sky. Apapun yang terjadi antara kamu sama Sky, dilewati bareng ya? Pelan-pelan."

Anara semakin mengeratkan pelukannya. "Iya papi. Papi juga sehat-sehat. Cukup mami yang ninggalin Angel, papi jangan."

Papi Arya mencium puncak kepala putrinya.

"Aduh! Arya jangan buat calon mantuku nangis ih! Rusak itu kan make up nya!" Pekikan itu berasal dari Mama Rainy yang sudah panik di sebelahnya ada Papa Langit yang hanya terkekeh.

"Ar. Ke bawah, acara mulai sepuluh menit lagi," ajak Papa Langit langsung diangguki oleh Papi Arya.

"Mbak mbak. Tolong dibenerin lagi ya. Duh papi kamu tuh ya Ngel, udah tau acara mau mulai malah kamu dibuat nangis lagi." Mama Rainy terus berceloteh sehingga membuat Anara tak begitu sedih lagi.

Kini ia merasa kekurangan itu kembali terisi.

***

"Bagaimana para saksi?"

"SAH!"

Lelaki yang kini telah resmi menjadi suami Anara Angel Dijiwa seketika bersorak gembira dalam hatinya. Finally! Ia menatap papanya serta papi Anara dengan bangga. Usai mengucapkan ijab kabul, sesi doa bersama guna untuk mendoakan rumah tangga Sky dan Anara selalu diberkati oleh Tuhan.

Menit kemudian, seluruh pasang mata memerhatikan arah tangga yang mana, ada sosok gadis yang detik ini telah menyandang sebagai istrinya. Anara tampak cantik dibaluti kebaya putih serta rambut disanggul dengan hiasan mahkota kecil. Ia terpana melihat Anara lebih tampil dewasa kali ini. Auranya sangat ... Memukai. Kebaya serta tatanan riasnya cukup pas bagi Anara.

Anara melempar senyum lebar pada orang-orang yang hadir dalam acara akad nikahnya. Mama Rainy terus menuntunnya sampai tiba di sebelah Sky. "Selamat ya sayang. Semoga rumah tangga kamu dan Sky diberkati oleh Tuhan selalu," ucap Mama Rainy sebelum meninggalnya.

Sebelum Anara duduk, para penghulu menyuruhnya untuk mencium punggung tangan sang suami. Ah, untuk penampilan lelaki di hadapannya kini juga tak kalah memukaunya. Menggunakan kemeja putih yang senada dengan kebayanya tak lupa kopiah yang bertengger di kepala Sky.

Anara meraih tangan Sky yang kini menjadi suaminya lalu diciumnya dengan rasa penuh haru. Ia tidak menyangka jika perjalan cintanya sampai di sini, apa ini bukan akhir dari kisahnya? Melainkan sebuah awal mula kisahnya dimulai? Batinnya. Ia segera menepis pikiran-pikiran yang seharusnya tidak ia pikirkan karena ia yakin jika Sky adalah seorang yang tepat dari Tuhan untuknya.

Hangat. Itu yang Sky rasakan saat Anara mencium punggung tangannya. Setelahnya, ia memajukan tubuhnya seraya berbisik, "finally you're mine, Anara," katanya lalu mencium kening Anara.

Sebelum acara foto-foto, kedua mempelai lebih dulu melakukan pasang cincin lalu mengisi surat-surat yang telah disediakan.

"Nar. Aku cuma mau bilang sama kamu, jangan pernah mikir buat ninggalin aku, paham?" Ucap Sky setelah mereka berdiri berdampingan guna untuk foto.

"Kamu tuh ngomong apa sih kak? Mana mungkin aku pergi ninggalin kamu," protes Anara tidak suka.

Sky tersenyum lebar lalu mencium pipi istrinya. "I love you Nar."

"HUSTT! Kamu ini ya! Mentang-mentang udah sah, seenaknya cium sana-sini!" Tegur Papa Langit menyudahi aksi Sky.

***

Semua rentetan acaranya berjalan dengan hikmat meskipun Anara merasakan lelah yang luar biasa karena ia perlu ganti pakaian sebanyak dua kali, belum lagi menata kembali make up-nya. Sky yang melihat wajah lelah istrinya hanya menggeram pelan. Ia ingin sekali menyudahi acara ini dan membawa kabur Anara namun itu hanya terlintas dalam benaknya. Mana mungkin ia kembali mengecewakan orangtuanya dengan sikap semena-mena seperti itu.

Malam ini, Sky mendekati Anara yang masih diajak ngobrol oleh sang mama di ruang keluarga rumah Anara. "Ma. Anara capek dari tadi. Biarin dia istirahat dulu ya Ma?" Ucapnya pelan seraya menatap pada Anara.

Anara mendelik sebal. Ia tidak ingin menyinggung perasaan sang mertua. "Kak. Apaan sih?! Aku enggak capek lho," katanya menahan lengan sang suami yang hendak menariknya pergi dari sana.

"Angel udah. Mending kamu istirahat aja. Bener kata suami kamu tuh. Kamu keliatan capek banget dari tadi. Sekalian mama mau pulang dulu," sahut Mama Rainy seraya bangkit dari duduknya.

Akhirnya keduanya pergi ke kamar setelah kepergian Mama Papa Langit. Sedangkan Papi Anara telah istirahat lebih dulu karena besok pagi harus kembali keluar kota untuk menghadiri sebuah acara peresmian bisnis temannya.

Sepanjang menuju kamar, tangan kekar Sky terus merangkul pundak Anara, seolah tidak akan pernah melepaskan sang istri sedetikpun.

"Kamu mau ke kamar mandi enggak?" Tanya Anara pada Sky karena ia telah mengganti pakaiannya dengan piyama polos warna pink.

Sky yang duduk di ranjang hanya menatapnya sambil tersenyum lebar. Anara merasa malu dilihat seperti itu. "Apa sih kak? Biasa aja dong liatnya!" Gerutunya pelan.

Sky terkekeh lalu menarik tubuh Anara untuk duduk di pangkuannya. Ia memeluk erat tubuh Anara, mencium aroma tubuhnya dalam-dalam. "Kamu mau punya anak berapa, Nar?" Tanyanya dengan suara yang semakin berat.

Anara meneguk ludahnya. Pertanyaan dengan posisi mereka yang seperti ini membuatnya merinding setengah mampus. Masa harus banget sekarang sih?! Ia menggigit bibir bawahnya. "Kak. Aku kan masih sekolah. Masih enggak kepikiran punya anak," jawabnya takut-takut.

"Ya udah. Setelah kamu lulus sekolah. Gimana?" Tawarnya dengan posisi yang masih memeluk tubuh Anara.

Anara menggeleng pelan. "Aku juga mau kuliah kak. Gimana sih?"

"Kalau aku enggak ngizinin kamu kuliah gimana Nar?"

***

GMNA PART INI? HEHEHE GABUT AJA SI BUAT CERITA INI😭🙏

HOPE YOU LIKE THIS STORY OK!
Sebenernya udh ada banyak draft-nya WKWKW
Komen ya, mau up kapan?

T. B. C

SKYNARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang