2 : Musuh, Perpustakaan

35 6 1
                                    

Hidup memang tidak pernah disangka-sangka, Hao yang berkata muak nyatanya malah berteman dengan sangat baik dengan Matthew. Semua berawal dari pengacakan tempat duduk dan dia tepat berada di samping Matthew. Awalnya Hao kesal namun melihat Matthew yang mencoba untuk berdamai dengannya dan mengajaknya belajar bersama, Hao perlahan mulai menerimanya.

Sekarang ia, Matthew dan Ricky menjadi sahabat belajar yang tidak terpisahkan di kelas itu. Baru seminggu sebenarnya. Ada tambahan Taerae, anak yang tidak sekelas dengannya namun juga mengikuti Olimpiade Biologi. Entah mengapa, Taerae juga selalu ikut makan siang bersama dengannya. Terhitung sudah sebulan Hao sudah sekolah dan sudah sebulanan juga ia memiliki teman baru yang seklub juga dengannya.

"Gue gasuka, tuntutan keluarga gila banget" itu ujar Ricky saat ia dan teman-temannya sedang makan di meja makan.

Seperti biasanya, mereka akan makan siang bersama sesuai jadwal makan siang sekolah ini. Taerae dan Hao duduk bersebelahan dan di depan mereka ada Matthew dan Ricky. Sebenarnya Hao tidak suka waktu makan siang, suasana kantin sangat ramai. Tapi apa daya, sekolahnya tidak mengizinkan membawa bekal dan tidak ada makanan yang bisa dibeli. Semuanya sudah disediakan oleh sekolah dengan takaran gizi harian yang seimbang. Cukup sepadan dengan bayaran sekolah ini yang cukup mahal.

"Memang bokap lo bilang apa?" tanya Matthew.

"Gue disuruh keluar olim biologi, katanya mending masuk ekonomi atau matematika aja biar relate sama masa depan gue" jelas Ricky.

"Setuju sih, apa yang lo cari di Bio kalau lo akhirnya bakal warisin perusahaan bokap lo. Mending lo masuk mtk biar makin jago lihat grafik saham" sahut Hao sambil menikmati makanannya.

Ricky berkerut tidak suka. "Ya Biologi itu passion gue, gue suka banget sama bunga-bunga" jelas Ricky

"Aneh, kalo suka bunga kenapa gak magang di florist aja? "ucap Taerae yang juga sambil menikmati makanannya.

Ricky menatap ketiga temannya jengah. Ia tidak kembali membalas karena malas. Teman-temannya ini seperti tidak berada di pihaknya. Maka yang Ricky lakukan adalah makan makanan yang sudah ada di hadapannya.

Namun tiba-tiba dua orang datang menghampiri mereka. Tidak terlalu terkejut karena tempan makan disini memiliki meja yang panjang dengan susunan kursi berjumlah 10 per satu meja. Memang didesain untuk makan bersama. "Kok diem? Perasaan tadi kalian lagi ghibah deh" ucap salah satu dari kedua orang yang datang itu.

"Apaan sih, ngapain lo kemari vin?" Ricky mendelik kesal menatap anak yang tadi bersuara, Gyuvin namanya. Ia juga merupakan salah satu anggota Klub Olimpiade Biologi sekolah mereka yang baru mendaftar tahun ini.

"Iky sayang, yang kosong cuma di meja kalian aja" balas Gyuvin, ia menggeser Matthew dan duduk disamping Ricky. Matthew yang terdorong sampai ujung hanya bisa menahan umpatannya. Kejadian seperti ini sudah biasa. "Hari ini kamu cantik kayak biasanya" puji Gyuvin kepada Ricky.

"Najis" balas Ricky.

Gyuvin hanya tertawa mendengar itu, memang sejak masuk ke Olimpiade Biologi, ia langsung tertarik dengan Ricky. Ia pun selalu menggoda Ricky dalam setiap kesempatan, seperti sekarang ini.

"Eh bin, kemana aja lo sebulanan ini? Masih anak baru udah bolos klub aja" itu Matthew yang bertanya kepada satu anak lagi yang datang bersama Gyuvin, Sung Hanbin.

Spring Breeze (Binhao/Haobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang