Bab 16: Fitting Gaun Pengantin (2)

76 8 5
                                    

"1 ... 2 ... 3 ..."

Mengikuti aba-aba Hera, kedua tirai megah berwarna putih gading itu perlahan tertarik dan terbuka, hingga menampakkan seseorang yang berdiri tegap di balik tirai.

Siapa lagi kalau bukan Illeana yang saat ini sedang berpose formal sembari menutup matanya.

"Wah cantik nya ..."

Mendengar pujian yang terdengar untuknya, Illeana perlahan membuka matanya. Netra cokelat gelap nyaris berwarna hitam itu menatap sekitar. Tak butuh waktu lama bagi Illeana untuk menemukan presensi Yuna, Rexton, beserta Hera yang kini sedang berdiri di hadapannya.

"Cantik banget, kan, Rexton?" Lagi Yuna berbicara, tetapi kali ini ucapannya langsung ditujukan kepada anaknya.

Yuna menyenggol lengan Rexton yang sedari tadi hanya terdiam memerhatikan Illeana. Pandangan Rexton sama sekali tak lepas dari penampilan gadis muda di hadapannya itu.

Illeana tampak sempurna dengan riasan simpel nan anggun yang melekat pada wajah cantik orientalnya. Rambutnya dibuat tatanan modern hair up-do layaknya kebanyakan pengantin wanita seusianya yang berhasil memberikan kesan elegan, ditambah hiasan kecil berwarna putih bak mutiara yang berpadu dengan rambut hitam legam Illeana yang seindah langit malam.

Tiara Flower yang dipilih sang ibu juga tak kalah cocoknya bersanding di atas kepala Illeana, memberi kesan kemegahan dan kemeriahan yang membuat Rexton terpana.

Belum lagi gaun putih yang begitu pas di tubuh ramping dan mungil milik Illeana. Gaun putih berbahan Lace dengan potongan dada berbentuk V yang memperlihatkan bahu indah Illeana itu memiliki corak bunga yang memenuhi bagian tengah dada. Bagian bawah gaun berbentuk A line itu dipenuhi dengan hiasan permata kecil berwarna putih. Terlihat sangat cocok dengan Illeana.

Untuk sebentar, Rexton tak dapat mengalihkan perhatiannya dari kecantikan Illeana, membuat sang Ibu kembali menegurnya.

"Rexton!" Suara melengking Nyonya Marcellius menyadarkan Rexton dari lamunannya.

Lagi-lagi Ibu Rexton berujar, "Kamu ini ditanya, bukannya jawab, malah bengong. Illeana cantik, kan, Rexton?"

Rexton mengerjap sebentar, kemudian mengalihkan perhatiannya dari Illeana. Selagi membasahi kerongkongannya yang kering, Rexton memberikan jawaban pada sang ibu dengan nada yang terbata-bata.

"E-eh, iya, Ma ..."

"Iya apa, Rexton?"

Rexton mengusap tengkuknya, merasa malu saat melihat beberapa pasang mata kini menatapnya penuh minat dan tak lupa mereka memberi senyum penuh arti ke arah Rexton.

"Iya, cantik, Ma," Jawab Rexton, ingin segera keluar dari situasi yang sama sekali tak menguntungkan baginya itu.

"Siapa yang cantik, hm?"

Beneran deh. Sekalinya Mamanya bertanya pada lawannya, Mamanya itu sama sekali enggak bakal ngelepasin lawannya dengan mudah begitu saja sampai lawannya dapat memenuhi dahaga rasa penasarannya.

Alhasil, saat ini  Rexton dibuat terjebak olehnya.

Rexton dengan wajah memerah kembali melanjutkan ucapannya, "Illeana, Mah. Illeana cantik banget."

Mendengar ucapan anaknya, Ibu Rexton tersenyum puas. "Begitu dong."

Sementara itu, Illeana yang berdiri di atas dipan pun tertawa kecil saat melihat reaksi Rexton. Rexton sangat lucu.

Kamu menyukainya, Illeana?

Illeana menoleh saat mendengar sebuah suara berbisik di telinganya.

DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu