Bab 8: Permisi, Nona Mesum (4)

325 20 8
                                    

Tiiiit ....

Rexton mematikan TV di ruang tamu. Muka datarnya menatap kesal ke arah layar hitam TV itu.

Rexton tidak tahu apa yang menjadi salahnya sampai-sampai ia disalahpahami sebagai seorang masokis oleh Illeana.

Semua bermula dari film sialan itu.

Illeana terlalu banyak menonton film dewasa sampai-sampai isi kepalanya kosong dan menuduh Rexton yang tidak-tidak.

Seharusnya Rexton mengecek terlebih dulu film yang ditonton Illeana sehingga kejadian ini tidak akan menimpanya.

"Lho, kenapa filmya dimatiin? Itu, kan, buat referensi belajarmu, Rexton."

Rexton menoleh ke arah Illeana.

Benar-benar deh, Rexton ingin mengusir Illeana keluar dari apartemennya, tetapi ia merasa kasihan setiap ia melihat gadis muda itu. Sendirian dan diusir. Rexton tidak bisa membayangkan dirinya berada di posisi Illeana.

Jadi niatan untuk mengusir Illeana itu ia urungkan, tetapi rasa kesal tetap saja menyerangnya.

"Udah gua bilang berapa kali, Illeana, gua enggak masokis. Gua bukan seorang masokis, ngerti?" Rexton menekan setiap kata dalam ucapannya agar Illeana mengerti maksudnya.

Illeana tersenyum lebar, ia kemudian mendekati Rexton, "Kalau bukan masokis, terus apa dong? Kenapa kamu bereaksi saat aku merendahkanmu di tempat kaset?"

Rexton terdiam.
Sebenarnya ia juga tidak mengerti untuk hal yang satu itu. Kenapa Rexton hanya bereaksi pada Illeana setelah ia beberapa kali mencoba?

Atau memang bukan karena Illeana, tetapi memang benar kalau ia seorang masokis seperti yang dikatakan Illeana padanya?

"Tuh, kan, diam. Berarti benar ya kamu seorang masokis?"

"Gua bilang enggak ya enggak, dasar lu cewek mesum!"

"Ssst!" Illeana mengarahkan tangannya ke arah celana Rexton. "Kamu enggak perlu malu, aku ngerti kok. Kamu pasti masih belajar, kan? Tenang aja. Kamu beruntung ketemu aku yang merupakan cewek mesum ini, karena aku yang akan mengajarimu segalanya, Rexton."

Saat mendengar perkataan Illeana, sontak muka Rexton merah padam. Ia tidak tahu apakah ia harus merasa malu atau tidak saat mendengar perkataan Illeana yang begitu terang-terangan menyerangnya itu.

Tapi, di sisi lain, Rexton juga tidak menampik kenyataan bahwa saat ini dirinya tengah terpancing oleh Illeana.

Rexton pasrah saja saat Illeana mendorongnya ke arah sofa. Illeana kemudian memamerkan tali rafia di tangannya.

Illeana sama sekali tidak menyerah dengan ide tali rafianya dan konsep Rexton masokis itu.

"Kayaknya emang harus diiket gini, deh, biar kamu enggak lari-lari lagi," Illeana bermonolog sendiri dengan tali rafia di tangannya, berusaha mencari pola yang pas untuk mengikat Rexton.

Justru yang ada orang udah lari duluan soalnya lu kelamaan ngiketnya, Rexton berdalih dalam hati, tetapi ia tetap terdiam, siap menerima apapun yang akan dilakukan Illeana.

Memang sepertinya ada yang salah juga dengan otak Rexton saat ini. Bisa-bisanya Rexton mau-mau aja menerima perlakuan mesum Illeana.

"Nah, aku udah nemu pola yang cocok buat kamu, Rexton."
...

Rexton yang tidak tahan dengan godaan Illeana pun melepaskan diri dari jeratan tali yang mengekangnya. Sangat mudah bagi Rexton melakukannya karena Illeana mengikatnya seperti seorang amatiran.

"AHH!" Illeana terkejut saat Rexton berhasil melepaskan diri. "Kenapa kamu bisa melepaskan diri?"

"Illeana, lain kali, gua bakal ajarin lu ngiket tali yang bener gimana," Rexton bangkit dari posisi tidurnya, kemudian ia mengulas seringai saat melihat ekspresi Illeana yang terkejut. Begitu lucu.

DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓Where stories live. Discover now