༺ Prolog ༻

79 18 6
                                        

©silalalolo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

©silalalolo

╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
𝑃 𝑅 𝐸 𝑆 𝐸 𝑁 𝑇
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════╝

°°°

"Selamat atas gelarnya." Pria itu tersenyum tipis seraya menyeruput secangkir mocha.

"Iyaa! Aku seneng kita bisa ketemu lagi. Makasih udah mau nung-"

"Seina.."

"Iya, kenapa?" Seina menatap pacarnya dengan lembut.

"Maaf. Aku pikir kamu gak akan balik lagi ke Indonesia. Jadi baiknya kita putus, karena aku udah punya cewek lain. Dan kita juga udah ngerencanain buat menikah bulan depan."

Seina diam mencoba mencerna perkataannya itu. Lalu ia mengaduk kopi latte miliknya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Selamat! Aku turut bahagia."

"Yaa, makasih," jawabnya sedikit canggung.

"Aku kurang apa, Aga? Sampai kamu cari perempuan lain." Seina masih mencoba tenang dengan sesekali meminum kopinya.

Arga menggeleng pelan. "Gak ada yang kurang. Masalahnya ada di aku, aku gak tahan sama hubungan LDR."

"Tapi, sekarang aku udah pulang."

"Iya, sekarang kamu udah pulang. Tapi, aku udah sayang sama dia. Dia yang selalu ada buat aku selama ini."

Seina menghela napasnya begitu berat. "Kenapa gak bilang dari awal? Kalau tau gini, harusnya aku gak sebodoh ini sampai harus jaga komitmen." Seina tertawa miris merasa bodoh, karena selama ini ia selalu menjaga perasaan Arga.

"Aku gak mau ganggu kuliah kamu."

"Alasan klasik." Seina yang sedari tadi menahan diri, akhirnya melempar cangkir berisi kopi tersebut pada pakaian jas-nya.

Arga sungguh terkejut dengan tindakan Seina barusan. Karena, Seina yang ia kenal selama ini adalah gadis lugu dan sedikit pemalu. "Kamu juga boleh tampar aku sekar-"

Plak!

"Aku benci kamu, Aga.." Setelah memberinya tamparan keras, Seina beranjak pergi dengan membawa koper yang ia bawa setelah kembali dari Jepang.

Sesak, itu yang Seina rasakan sekarang. Lihat, Arga bahkan tak mengejarnya dan dengan santainya malah bermain ponsel. Aah, mungkin dia sedang mengabari calon istrinya itu. Padahal ia sangat menantikan pertemuan saat ini setelah 4 tahun lamanya menjalankan studi di luar negeri. Tapi, kenapa kisah romansanya harus berakhir?

Selama ini ia berusaha keras agar kelulusan kuliahnya tepat waktu. Tentu saja itu semua ia lakukan karena sebegitu rindunya ia pada Arga. Pantas saja 2 tahun terakhir ia merasa komunikasi mereka sedikit melonggar. Ternyata Arga sudah menemukan pilihan lainnya.

𝗖𝗼𝗺𝗲𝘁 ✮ 🅥︎🅢︎🅞︎🅞︎Where stories live. Discover now