<BINTANG ANGKASA> PSH

292 19 7
                                    

Ini aku pake pov Sunghoon yaaa.

Buat lebih mengahayati (angjay) mending sambil dengerin lagu I will go to you like the first snow— AILEE.

INI DRAMA BANGET, ALAY GITU WKWKWKW SEBENRNYA SAMA SIH SAMA YANG SEBELUMNYA, CUMA PAS AKU BACA SEKARANG TUH AGAK GIMANA GITU, POKONYA UDAHLAH CERITA AKU MAH KHAS SAMA YG BERBAU DRAMA GINI AWOKAOWK.

Eh iya, kalo ada typo tolong ditandain aja ya guys, ini soalnya cerita kebut sekali, alias habis aku tulis langsung aku publish, gatel banget soalnya tanganku pengen publish cerita lagi (soalnya udah lamaaaaa aku rest nulis cuyy) dah gitu aja.

BTW ENJOY GUYSSS 🤟💐

● LECHUGOO ●

Kata orang jatuh cinta pada sosok yang banyak dicintai oleh banyak orang adalah hal paling menyakitkan, karena saat itu kamu akan banyak merasa tidak pantas—memilikinya.

Dan aku setuju.

"Kenapa semalem neng telfon ngga A'a angkat?" Dia bertanya padaku, wajahnya tertekuk sebal, dia marah. Dia menunduk untuk menatap wajahku, posisiku kini tengah berbaring berbantalkan paha si geulis.

"Maaf A'a ketiduran, A'a fikir semalem eneng sibuk, jadi A'a ngga—"

"A'a Shaka nyebelin!. Aku tuh pengen telfonan sama kamu A', pengen ketemu, pengen pacaran kaya dulu mumpung aku disini, kalo aku di Jakarta kan waktu kita cuma sedikit!" Katanya sambil marah marah, dia sudah benar marah, terdengar dari panggilan dirinya yang sudah tak lagi menyebut dirinya sendiri dengan panggilan Eneng. Wajah cantik itu kini bahkan terlihat begitu kesal, ia juga memotong penjelasanku.

"Maaf, A'a sebenernya gak mau ganggu Eneng. Semalem mau ngapel tapi di rumah Eneng kayanya lagi banyak tamu, A'a jadi ngga enak." Jujur aku bukannya tak mau seperti dulu, tapi sayang keadaan memang sudah tak lagi sama seperti dulu.

"Jangan ngambek," bujukku padanya, karena wajahnya masih tertekuk masam.

"Ngga ngambek!, cuma kesel" aku bangun dari posisi tiduran, lalu duduk disampingnya, jemariku menggenggam Jemari lentiknya.

"Iyaa gapapa kesel, A'a tau A'a salah"

"Bukan kesel sama kamu A', eneng kesel sama keadaan, kenapa kita harus backstreet gini sih?" Pertanyaan itu.

Pertanyaan yang tak aku tau jawabannya, aku bingung. Katakan aku pengecut, karena pada kenyataannya aku terlalu minder dengan status kami yang terlalu jauh berbeda.

Dia kini sudah menjadi bintang di Angkasa, sedangkan aku hanya seorang petani di desa. Kehidupan kami kini berbeda 180°, kehidupan glamor yang kental dengan citra dunianya sangat berbanding terbaik dengan kehidupan sederhana dengan citra duniaku.

"Sabar ya neng, nanti juga pasti ada waktunya"

"Kapan atuh a', neng kesel!. Ini semua gara-gara eneng milih jadi artis ya?" Tanyanya.

"Eh gak boleh mikir gitu atuh geulis. A'a gak masalah kalo kamu jadi Artis, cuma kan kamu tau sendiri kalo kehidupan kamu sekarang sedikit-banyak udah jadi konsumsi public, kita gak bisa sembarangan ngumbar kalo kita pacaran" ucapku menenangkannya.

Aku memeluknya erat, sedang dia menyandarkan kepalanya pada dadaku "Maafin Eneng yang egois ya A', Eneng cuma pengen kita kaya dulu lagi, kita pacaran tanpa harus ngumpet-ngumpet kaya gini lagi,"

"Jangan minta maaf neng, ini udah takdir kita" ucapku sambil mengusap lembut rambutnya.

"A' Shaka Jangan cape jadi pacar neng ya!, neng cuma mau sama A'a soalnya!" Katanya lalu mendongkakan wajah sambil menatap dalam mataku, aku melepaskan pelukan kami lalu mengangguki pertanyaannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[ENHYPEN AS, Ot7]Where stories live. Discover now