EPS 3

452 91 10
                                    

04.00

"Darimana?"

Langkah Yujin berhenti, nafasnya terhenti untuk sejenak tepat ketika indranya mendengar pertanyaan dari suara yang dia kenal. "Ma.." sebutnya, menolehkan kepala ke samping, menatap mama yang duduk di bangku tunggu rumah sakit.

Mama berdiri, "Saya tanya kan, darimana?" intonasinya berubah tajam, berhasil membuat Yujin menelan salivanya.

"Maaf, Yujin pergi ke minimarket.." jawabnya pelan, sembari tangannya yang bergetar mengepal di sisi tubuhnya. "Sekarang biar Yujin yang jagain hyung, mama—"

"Tidak perlu." serobot mama ketus, "Mama ambil cuti, kamu saja yang pulang." lanjutnya kemudian berjalan masuk lagi ke ruangan putranya.

Yujin diam, menatap punggung mamanya. Hari ini dia masih harus sekolah. Karena itu, Yujin berjalan keluar rumah sakit dengan perasaan yang tidak tenang. Mungkin mamanya sudah tidak lagi percaya pada dirinya soal menjaga kakaknya. Mungkin akan ada hari dimana dia akan dibuang atau digantikan untuk menjaga kakak.

Mama pernah bilang, hal yang paling tidak berguna di dunia ini adalah menjadi sampah— dibuang dan digantikan dengan yang baru.

Yujin berdiri diam di halte bis dekat rumah sakit, menunggu bus datang beberapa menit lagi. Karena tidurnya yang kurang, suasana pagi jadi terasa kantuk padahal biasanya sangat segar untuk beraktifitas. Yujin menyandarkan punggung di sandaran halte, mencoba untuk berisitirahat sebentar.

Tapi tidak lama, seseorang duduk di sampingnya membuatnya terkejut karena almamater yang digunakan laki-laki itu, sama dengan miliknya.

"Oh?" Hao menaikkan satu alisnya, melihat almameter itu. "Kim Yujin." sebutnya membuat Yujin diam sebentar sebelum mengangguk. Hao tersenyum kecil, "Sudah masuk saja? Kemarin kan.."

Oh iya.. Yujin ingat, kemarin kakak alumni di dekatnya ini yang menyelamatkannya. Membawanya ke uks. Tanpa sadar— karena kikuk, Yujin menggaruk tengkuknya, "Terima kasih kak soal kemarin.." cicitnya pelan.

Hao tertawa pelan, "Tidak masalah." balasnya. "Soal orang yang menghajarmu itu, tadinya mau aku sidang dan beri sangsi, tapi dia terlibat pertengkaran lagi kemarin dengan kakak kelas. Tapi kakak kelasnya yang mengajak ribut duluan." kata Hao melirik Yujin yang membeku di tempatnya dengan kepala merunduk. "Kakak kelas itu bilang kau adiknya."

Yujin menganggukan kepalanya, "Iya, dia kakakku.." jawabnya pelan, "Maaf karena membuat keributan." dia membungkukkan kepalanya sekali.

Hao tersenyum kecil, dia menepuk bahu Yujin sekali. "Kau punya kakak yang hebat, dia membelamu." katanya yang membuat Yujin tersenyum tipis.

Benar. Kim Gyuvin itu.. kakak yang pengertian, baik dan penyayang. Tapi sayangnya, Kim Gyuvin punya adik sepertinya yang tidak tau diuntung masih memiliki kakak sedemikian rupanya. Han Yujin terlalu buruk sebagai adik.

"Hei, ayo bus sudah datang." ajak Zhang Hao menyadarkan Yujin dari lamunannya. Yujin mengangguk pelan, dan mengikuti kakak alumni itu masuk ke dalam bus.

Oh ya, "Kenapa kakak masih pakai seragam sekolah ini?" tanya Yujin, duduk di sebelah Zhang Hao.

Hao terkekeh, tau akan ditanyai seperti itu. "Ada adik kelas yang butuh bantuanku." jawabnya membuat kening Yujin berkerut. Masih bingung, tapi dia memilih diam dan mengangguk saja. "Maksudku kau, kau masih butuh bantuanku."

O'CLOCK | KIM GYUVIN & HAN YUJINWhere stories live. Discover now