EPS 2

615 113 15
                                    

03.00

"Kakak benar sudah tidak apa-apa? Mama panggil dokter ya?"

Gyuvin yang baru saja sadar, menggelengkan kepalanya dengan senyuman tipis. "Gausah ma, kakak baik-baik aja. Maafin kakak ya, karena berantem di sekolah, mama jadi repot buru-buru pulang kerja." ucap Gyuvin, memegang kedua tangan mamanya erat.

Mama menghela nafasnya gusar, "Iya.. asal kamu baik-baik saja, mama enggak masalah buru-buru kemari." balas mama tersenyum hangat. "Lalu, kenapa kamu sampai berantem, kak? Ada yang buat kamu marah?"

Gyuvin tidak langsung menjawab, butuh waktu untuk merangkai kata. "Itu.. karena Gyuvin liat ada orang yang ngehajar a—"

cklek.

"Hyung.." mata Yujin gantian menatap mamanya. "Ma.." sapanya dengan vokal ragu dan pelan.

"Dek," Gyuvin balas menyapa, menyambut Yujin. "Kemari." ajak Gyuvin. Yujin berjalan hingga berhenti di samping bangsal— dihadapan kakaknya. Gyuvin memperhatikan adiknya lamat, wajah Yujin masih terlihat pucat. "Adek sudah istirahat?"

Yujin menelan salivanya, ragu menganggukan kepala.

"Wajah kamu pucat. Kamu sakit, kan?"

Yujin langsung menggeleng, "Aku baik-baik saja hyung." jawab Yujin menelan salivanya, melirik hati-hati mamanya.

Gyuvin menghela nafasnya, "Jangan berbohong." tegur Gyuvin tidak suka. Dia menatap mamanya, "Ma, adik sepertinya harus dirawat juga. Mama bisa antar Yujin cek ke dokter?" pinta Gyuvin.

"Hyung, tidak perlu." tolak Yujin, menggeleng keras. "Aku benar-benar baik—"

"Ayo, dek." ajak mama, menyela ucapan Yujin. "Mama antar cek ke dokter." katanya dengan senyum simpul, sebelum keluar lebih dulu dari ruangan. Yujin menegak salivanya sekali lagi, ragu melangkahkan kaki keluar ruangan.

Saat keluar ruangan, Yujin pikir mamanya akan berhenti berjalan dan tidak jadi mengantarnya ke ruangan dokter, namun ternyata mamanya tetap berjalan ke ruangan dokter. Yujin merunduk, "Ma, Yujin enggak perlu di cek. Yujin—"

Langkah wanita itu berhenti— otomatis Yujin turut berhenti. "Mama bawa kamu cek ke dokter supaya kamu tidak ada lagi alasan untuk mengabaikan kakak kamu. Kamu tau, kelalaian kamu lagi-lagi buat kakak kamu dalam bahaya, Yujin. Kapan kamu bisa—" wanita itu menghembuskan nafasnya, dan memilih tidak melanjutkan ucapannya.

Yujin masih diam di tempatnya sementara wanita di depannya sudah jalan kembali. Kemudian dia melangkahkan kakinya, mengikuti wanita itu lagi. Lagi dan lagi, dia disalahkan.

Sewaktu Yujin masuk ke dalam ruang dokter, mama tidak ikut masuk. Jadi, ketika Yujin duduk di atas bangsal bersama dokter di ruangan itu, Yujin jadi sedikit lega karena mama mungkin tidak akan melihat kondisi tubuhnya sekarang.

"Bisa kamu buka baju kamu?"

Yujin mengangguk, dia membuka pakaian atasnya hingga memperlihatkan badannya yang kurus. Dokter itu mengerutkan keningnya, "Saat pakai baju, tubuh kamu tidak sekurus ini." kata Dokter heran, "Apa karena ini kamu pakai baju double?"

Yujin tidak mengelak, tidak mengangguk juga.

Dokter mengerti, dia menghela nafasnya pelan. "Sekarang saya minta, kamu tutup mata kamu."

O'CLOCK | KIM GYUVIN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang