EPS 4

502 78 12
                                    

rain

Suara mobil diluar menghentikan aktifitas Gyuvin yang tengah memakan buah apel di depan televisi yang menyala menampilkan berita akan hadirnya hujan deras malam ini. Laki-laki itu berdiri, dengan senyum merekahnya dia membuka pintu. "Ma, de— lho? Adek mana, Ma?"

Mama diam di sebelah sang kakak yang menatapnya dengan raut bertanya. Wanita itu mengepalkan tangan diam-diam, kemudian menolehkan kepalanya dengan senyum seadanya. "Adek masih ada les, pulangnya sorean, Kak."

Gyuvin mengangguk an kepalanya percaya. "Mama nanti bisa jemput adek? Atau Gyuvin aja yang jem—"

"Mama saja." serobot mama buru-buru, tersenyum kecil. Tangannya mengusap kepala si Kakak yang menatapnya. "Apelnya dihabiskan, habis itu langsung istirahat aja ya kak. Kan baru pulang dari rumah sakit." suruh mama dengan nada lembut, sebelum tangannya dia tarik dan kakinya melangkah masuk ke dalam kamar.

Gyuvin masih berdiri di depan televisi, kemudian kepalanya menoleh ke arah televisi. Berita tentang hujan deras masih berlanjut, membuat Gyuvin kepikiran tentang adiknya. "Semoga mama jemput adek tepat waktu." ucapnya berharap.

Sementara di dalam kamar, si wanita duduk di ranjang. Kedua tangannya mencengkeram rambutnya di kedua kepalanya. Detik demi detik berlalu, dan kepalanya semakin merunduk— menyesal.

Beberapa menit lalu....

"Ma, jawab Yujin. Mama suruh Yujin jauhin pria tadi karena dia—"

"Dia kakakmu Kim Yujin!" teriak si wanita, membanting stir sampai tubuh Yujin oleng. Badan depan mobil terbentur pinggiran jalan dengan kuat, menyebabkan kecelakaan ringan.

Wanita itu menggenggam stir dengan tangan bergetar. Kedua bola matanya bergerak gelisah. Dan Kim Yujin yang duduk di belakang, menahan emosinya lewat kepalan tangannya. "Bener kan, ma? Cuma demi Gyuvin hyung."

"Diam Yujin, diam!!!" teriak wanita itu, memukul stir.

Tapi Yujin, anak it— remaja itu amarahnya justru makin meledak. Dadanya berdesakkan menahan emosi yang sebenarnya rasa sakit. Kamuflase sederhana yang menyakitkan. "Jawab Yujin, ma. Kali ini lagi, juga karena— ma!"

Wanita itu keluar dari mobil, otomatis Yujin juga turun. Dia menghampiri sang mama yang juga berjalan ke arahnya. "Ma—"

plak!

"Iya, semuanya demi kakak! Demi kakak Yujin!!" teriak si wanita, sampai wajahnya memerah. Rasanya dia bisa gila, dan kegilaannya itu bisa saja membuatnya melampiaskan semua yang menyesakkan di hadapan putra bungsunya langsung. "Kenapa? Kamu nggak mau menjauhi pria itu karena kakak? Dia kakak kamu Yujin, kakak!!" jerit wanita itu, memukul dada putranya dengan isakan yang bergetar.

— si wanita memilih tetap menyimpannya.

Yujin mengepalkan erat tangannya, dia mundur membuat kedua mata si wanita pelan-pelan menatapnya yang semakin jauh. Wajah Yujin bergetar, ada raut amarah, sedih dan kecewa yang bercampur satu. "Ma,"

Air matanya jatuh setetes.

Saat itu, yang Yujin inginkan adalah mengungkapkan segalanya. Mengatakan bahwa bersama pria itu, Yujin merasa dia memiliki kekuatan untuk hidup. Jadi ketika sang mama menyuruhnya menjauhinya, Yujin ingin itu bukan hanya karena kakaknya, lagi.

"Yujin izin les."

Tapi tidak ada satupun kata yang bisa mendeskripsikannya. Sejauh apa Yujin berjalan, sejauh itu rasa kecewa dan sakit membawanya pergi meninggalkan si wanita yang hanya diam menatap punggung si bungsu.





You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

O'CLOCK | KIM GYUVIN & HAN YUJINWhere stories live. Discover now