7

744 43 1
                                    

Tiga hari Elena ada di Paris dan ia sangat menikmati liburannya bersama teman- temannya. Siang ini mereka akan mengunjungi pusat perbelanjaan terbesar di Paris sebelum pulang ke Kopenhagen sore nanti.

Elena sedang menikmati makan siang saat ia melihat Larine dan Sena keluar dari sebuah butik. Dengan buru-buru ia berdiri dan menghampiri Larine. Ketiga temannya melihatnya dengan penuh tanda tanya.

"Larine!".

Teriaknya gembira, lalu berlari memeluk Larine erat. Ia sangat bahagia. Mereka berdua pernah bertumbuh bersama di Kopenhagen sebelum Larine pindah ke Paris.

"Hai, apa ini benar-benar dirimu? Apa yang kau lakukan disini? El,kau begitu bersemangat".

Protes Larine saat ia tidak bisa bergerak oleh pelukan ketat Elena. Dengan sedikit malu Elena melepaskan pelukannya.

"Maaf, aku hanya terlalu senang. Aku tidak menyangka bisa bertemu dirimu di sini. Mmm... Aku turut berduka atas kepergian Carl".

"Terima kasih. Kau tahu El, kita tidak bisa menolak takdir. Oh ya, ini Sena putriku bersama Carl".

Elena menunduk dan memeluk Sena. Ia menciumnya bertubi-tubi.

"Kau sangat cantik Sena. Ayo berkunjung ke Naerum, Mattew dan Shawn pasti memanjakanmu ".

Larine tertawa mendengar ucapan Elena. Ia melihat sekeliling dan berpikir mungkin Frank ada di sini.

"Kau berlibur? Atau bekerja?".

"Tidak. Aku sedang jalan-jalan dengan teman-temanku. Frank terlalu sibuk dengan pekerjaannya jadi aku harus melakukannya sendiri. Apa kalian mau bergabung? Kami sedang makan siang di sana".

Elena menunjuk ke dalam restoran, ke arah teman-temannya. Larine menggeleng.

"Aku dan Sena harus mengejar kereta ke Colmar. Lain kali aku akan bergabung".

Elena mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Beberapa lembaran uang dan memasukkannya ke saku mantel Sena.

"Belilah permen dan es krim sayang, aunty tidak punya sesuatu untukmu. Atau jika kau mau ayo beli baju dan pita rambut".

Elena mencium pipi Sena sekali lagi yang membuat mata Sena berbinar. Namun Larine menggeleng.

"Jangan terlalu memanjakan Sena, ini akan sulit untukku El".

Elena memeluk Larine sekali lagi.

"Aku merindukan dirimu. Hubungi aku jika kau ingin berkunjung ke Naerum. Ayah pasti senang sekali, ia selalu khawatir padamu. Apalagi kini kau harus hidup berdua saja dengan Sena".

"Terima kasih. Aku akan memikirkan itu, titip salam rindu untuk semuanya. Aku minta maaf tapi kami harus pergi sekarang".

"Baiklah. Sampai jumpa".

Elena masih berdiri di tempatnya sampai bayangan Larine dan Sena menghilang dari pandangannya. Ia menarik napas dan tersenyum.

Dia masih cantik, tak ada yang berubah darimu Lar....

Di atas kereta Larine masih memikirkan Elena. Sepupunya itu benar-benar seperti dewi. Cantik dan ia yakin Elena bahagia dengan pernikahannya. Tiba-tiba saja ia teringat Frank, ...

Mereka pasangan serasi, sama-sama adalah orang yang baik.

Malam harinya Elena baru tiba di Kopenhagen. Ia menelepon Frank untuk menjemputnya tapi Theodor yang datang. Wajahnya terlihat kesal selama perjalanan.

"Sebenarnya, seberapa sibuk Bos mu itu? Benar-benar tidak ada waktu untukku".

Theodor tertawa kecil.

"Itu karena Tuan Jensen tidak ingin mengecewakan Tuan Besar. Kau tahu, Tuan Jensen harus mengontrol beberapa perusahaan sekaligus Nyonya".

SECOND HOME (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang