[DAY 42] TREAT YOU BETTER

Start from the beginning
                                    

Mata Aksa membulat, ia seperti terpikirkan oleh sesuatu. Ia bahkan menoleh ke sana-sini, seakan mencari sesuatu.

"Kamu mencari apa, Sweetheart?"

"Aksa cari Pak Theo, kenapa dia tidak di sini? Padahal Aksa ingin menanyakan beberapa hal."

Wajah Xavier berubah masam, ada rasa tidak suka saat bibir manis itu mengucapkan nama pria lain. Bibir itu miliknya, dan hanya boleh mengucapkan namanya.

"Mengapa mencari pria itu?! Aku ada di depanmu! Tapi kamu malah mencari pria lain!"

Tubuh Aksa tersentak saat Xavier meninggikan suaranya. Bahkan, Aksa sampai terduduk saat menoleh ke arah Xavier. Aksa menunduk, apa ada yang salah dengan pertanyaannya? Mengapa Xavier terlihat marah sekali.

Xavier yang melihat Aksa yang terkejut dan terdiam membuat ia sadar telah membuat Aksa ketakutan.

"Sweetheart ... a-aku tidak bermaksud membentakmu. A-aku hanya tidak suka kamu menyebut nama pria lain."

"Enggak ... Aksa cuma kaget tiba-tiba Vier teriak. Aksa cuma penasaran kenapa Pak Theo engga di sini. Biasanya Pak Theo ngikutin Vier ke manapun dan selalu ada saat dibutuhkan."

Benar, mengapa Xavier baru sadar jika orang yang paling ia percayai tidak ada di sini? Sudah beberapa hari sejak ia terkurung di sini, tapi tidak pernah sekalipun ia melihat Mattheo datang untuk melihatnya.

"Aku kurang tahu, Sweetheart. Karena beberapa hari ini aku juga tidak lagi melihatnya datang."

"Kenapa enggak di cari?! Vier gimana, sih?! Bawahannya hilang kok enggak dicari, bos macam apa Vier ini, hah?!"

Kini ganti Xavier yang tersentak pelan, ia baru pertama kali melihat Aksa marah dan kesal seperti ini, hanya karena Mattheo?! SIAL!

"Bagaimana aku bisa mencarinya, Sweetheart? Aku terkurung dan terikat di sini, ponselku juga disita oleh Pak Tua itu."

Aksa menyengir sambil menggaruk kepalanya. "Lalu sekarang, Vier tidak khawatir?"

"Euhm ... sedikit."

Aslinya sih tidak khawatir, hanya saja jika Xavier menjawab seperti itu, takutnya si Manis ini kembali marah-marah padanya.

"Ayo, cari! Gimana kalo sesuatu terjadi sama Pak Theo?"

"Hei, dia sudah besar, pasti bisa menjaga diri dengan baik. Lagi pula, tidakkah kamu memikirkanku? Kita sudah lama tidak bertemu, harusnya kita habiskan waktu berdua ini."

"Ish! Pak Theo itu udah baik sama Aksa, dan Aksa belum liat setelah hari itu. Danu bilang mereka terlibat cekcok, terus Pak Theo menghilang."

Xavier tertegun, menghilang? Tidak mungkin Mattheo akan seceroboh itu. Tapi, memikirkan perkataan Aksa membuatnya menyadari satu hal.

Danuar. Nama itu sama sekali tidak pernah terlontar dari mulut tangan kanannya itu, dari semua nama yang ia ketahui, nama itu sedikit familiar namun terdengar dari orang lain.

"Mengapa Danu bisa mengenal Mattheo? Apa mereka pernah bertemu? Saat acara Adhiyaksa dulu, apa orang yang menyelamatkan Mattheo juga bernama Danu?"

"Mana Aksa tau, kan pas kejadian itu Aksa udah di sini," jawab Aksa dengan gerakan mengangkat bahunya yang menandakan ketidaktahuannya

Tiba-tiba Xavier merasa jengah dengan kekasihnya ini. Ada saja jawabannya,padahal saat ia mengurung Aksa kemarin, pemuda manis ini tidak secerewet seperti ini.

"Lalu bagaimana, Sweetheart? Rantai ini tidak bisa dibuka begitu saja. Dan kuncinya hanya dipegang oleh Pak Tua yang menguasai rumah ini."

"Giozan!"

✔[SEGERA TERBIT ] SWEET PILLS Where stories live. Discover now