[OW•16] Aroma

271 31 15
                                    

Kita sudahi dulu sad-sad-nya, mari happy bersama. (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

๑☯๑๑☯๑

"Zhan ... mau makan spicy chicken ..."

"Gak boleh! Wei Ying masih sakit, gak boleh makan yang pedes-pedes. Terus sekarang ini pencernaanmu lagi sensitif, belum boleh makan yang berat-berat."

"Dikit aja ih! Bosen tau makan bubur mulu!"

"Tunggu sembuh dulu, baru boleh."

"Dah sembuh aku loh dari kemarin!"

"Gak liat itu termometernya? 37,5°C!"

Perdebatan itu berasal dari sepasang kekasih yang hidup bersama di salah satu apartemen.

Wei Wuxian mendengus kesal sembari menyandarkan tubuhnya ke kepala kasur.

Saat ini ia sedang demam, suhu tubuhnya hanya sedikit lebih tinggi dari biasanya, tapi Wangji sudah mencak-mencak duluan.

Bahkan ia sampai menyarankan untuk ke rumah sakit, takutnya penyakit yang diderita Wei Wuxian saat ini lebih dari sekedar demam.

Ia takut, jika andai itu adalah kanker atau tumor, mereka terlambat menyadarinya, lalu penyakitnya sudah tak bisa tertolong lagi.

Butuh usaha keras bagi Wei Wuxian meyakinkan pria ini jika sakit yang ia alami hanya demam biasa.

"Yaudah, kalau gitu anterin aku ke toko swalayan aja. Mau beli barang-barang dapur yang habis," ujar Wei Wuxian.

Ia tau Wangji takkan biarkan dirinya makan spicy chicken yang beberapa hari ini sudah ia rindukan. Jadi ia pikir bisa sedikit ganti suasana dengan berjalan-jalan keluar.

Begitulah yang ia pikirkan sampai Wangji lagi-lagi menggeleng tegas. "Gak! Kau harus tetap di rumah. Jalan keluar itu bikin capek, bisa memperparah sakitmu."

Wei Wuxian melongo dibuatnya. "Lah? Terus malam ini kita mau makan apa?"

"Makan Wei Ying aja."

"Hah?" Wei Wuxian tak tau lagi bagaimana menghadapi Wangji. "Kau makan aku, aku makan apa?" tanyanya mulai putus asa.

Wangji membuat raut wajah berpikir, kemudian menjentikkan jarinya. "Minum susu aja gimana?"

Wajah Wei Wuxian memerah. Ia tau maksud dari kalimat itu. Meski terdengar biasa saja bagi orang lain, tapi tidak baginya.

"Kagak mau!" Wei Wuxian kemudian menarik selimut membungkus seluruh tubuhnya. Bisa-bisa ia jadi makin sakit jika diperlakukan seperti ini.

Selang beberapa detik, ia bisa merasakan seseorang yang naik ke pinggir kasur dan membelai rambutnya dibalik selimut. "Canda kok, sayang ...."

Wangji menarik pelan selimut untuk melihat wajah Wei Wuxian. "Gimana kalau aku aja yang ke toko? Biar kamu bisa istirahat."

Wei Wuxian memandang remeh Wangji sembari mencibirkan bibirnya. "Emang tau mana aja yang kita butuhin?"

"Kan tinggal kamu buat list belanjanya, entar tinggal aku cari."

๑☯๑๑☯๑

Sudah 45 menit lamanya Wangji berkeliling di toko swalayan, tangannya mendorong troli belanja. Semua barang yang ada dalam daftar sudah ia temukan semua.

OneShoot WangXian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang