[OW•13] Malaikat?

323 31 15
                                    

Di lorong yang gelap dan kumuh itu, Wei Wuxian meringkuk seorang diri. Bertahan hidup hanya melalui recehan orang-orang yang berbelas kasihan padanya.

Tubuhnya mulai membiru karena saat malam tak punya tempat berteduh. Tubuhnya hanya berbalut kaus putih yang sudah lusuh dan celana hitam selutut.

Hidup seorang diri, tak seorang pun yang ia percayai selain dirinya. Itu karena ia tahu, pada akhirnya semua pasti meninggalkannya.

Bahkan ia merasa Tuhan juga sudah mengabaikannya. Apa di kehidupan sebelumnya ia telah melakukan dosa besar hingga harus menerima ini?

Orang-orang di sekitarnya sering kali berbicara tentang makhluk bernama Malaikat. Perwujudan dari makhluk putih bersayap, yang siap mengulurkan tangannya pada seseorang yang butuh bantuan.

Tiap detik ia menunggu makhluk itu, namun tak kunjung datang juga. Tunggu, bukankah Malaikat adalah makhluk ciptaan Tuhan juga? Jika Tuhan saja membencinya, bagaimana dengan Malaikat? Haha...

Hal itu perlahan membuatnya kehilangan harapan untuk hidup. Mulai tumbuh suatu keinginan dalam hatinya, keinginan untuk mati.

Berulang kali Wei Wuxian mencoba untuk bunuh diri. Tapi ketakutan dalam hatinya lebih besar daripada keinginannya untuk mati.

Tiap kali ia mencoba mati, tubuhnya bergetar hebat, ia tak sanggup sama sekali. Ia butuh seseorang untuk membantunya dalam hal ini.

๑☯๑๑☯๑

Mungkin Tuhan sudah bosan mempermainkan nasibnya hingga hari ini Tuhan mengirimkan hadiah untuknya. Itulah yang dipikirkan Wei Wuxian.

Seperti malam biasanya, Wei Wuxian hanya meringkuk di bagian terdalam dari lorong sempit untuk melindungi tubuhnya dari tetesan hujan yang turun.

Ia sempat tertidur sebentar sebelum pendengarannya menangkap suara derap langkah seseorang yang makin mendekat.

Saat ia membuka mata, yang ia lihat dari sini adalah sepatu sneakers berwarna hitam berdiri tepat di hadapannya. Ia sedikit mendongak dan mendapati sesosok pria dengan iris keemasan tengah menatapnya.

Pria itu mengenakan kaus putih yang dibalut dengan kemeja hitam, serta celana jeans. Tangan kiri pria itu tengah menggenggam payung hitam yang basah terkena hujan.

Pria itu mengulurkan tangannya yang lain ke arah Wei Wuxian. "Kau baik-baik saja?"

Seketika saja sepasang sayap putih imajiner muncul dari belakang pria itu. Wei Wuxian menatapnya dengan mata penuh binar harap.

"Malaikat?" gumamnya tanpa ia sadari.

"Hah?"

Namun, berikutnya ia tersadar. Tak seharusnya ia berharap lebih. Ia sudah sering diperlakukan seperti ini oleh orang-orang yang lewat, tapi entah mengapa kali ini rasanya berbeda.

Wei Wuxian mengubah posisinya menjadi duduk dengan salah satu kaki di lipat. Bukannya meraih uluran tangan itu, ia malah menatapnya dengan pandangan kosong.

"Ada apa dengan—" Pria itu membelalakkan matanya kala Wei Wuxian menuntun tangannya menuju leher jenjang miliknya. "Eh? Woi!"

"Bunuh aku."

"Hah?!"

"Sejak kemarin aku coba melakukannya sendiri. Tapi kutakut, harus orang lain yang melakukannya. Akhiri penderitaanku, tolong..," ujar Wei Wuxian sambil memelas.

OneShoot WangXian Where stories live. Discover now