First and Last

21 4 0
                                    

Ruby merayakan ulangtahunnya yang ke-18 dengan perasaan gembira, sekaligus penuh kekhawatiran. Entah apa yang menganggu pikirannya, hanya saja perasaan tak nyaman itu membuatnya harus pergi tidur lebih cepat. Setelah makan malam sederhana bersama keluarga, Ruby masuk ke kamarnya. Pintu kamarnya yang terkunci membuatnya merasa aneh. 

"Tak seperti biasanya," ucapnya pelan sembari mengawasi suasana sekitar. Gadis itu pun mengurungkan niatnya untuk tidur, lebih baik ia mencari keramaian daripada merasakan hawa tak nyaman seperti diikuti seseorang.

Ruby berusaha membuka pintu kamarnya, tetapi tidak berhasil. "Hei, ada apa ini? Kenapa pintu kamarku terkunci?!" Si gadis memutar bola matanya malas. "Angela! Berhenti bermain-main seperti ini!" teriaknya mulai kesal.

Tiba-tiba, cahaya di kamar Ruby menjadi redup, dan suasana menjadi mencekam. Ketika dia berbalik, si gadis terkejut melihat seorang pria misterius dengan jubah hitam yang berdiri di hadapannya dengan membelakanginya.

"Selamat ulang tahun, Ruby." Pria itu berbalik, senyum dibalik tudung itu terlihat seperti seringai mengerikan. "Permintaanmu untuk menghilangkan orang-orang yang kamu benci telah terkabul."

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya si gadis dengan wajah ketakutan.

Pria misterius itu terkekeh kecil. "Aku adalah Penjaga Bayangan, yang bertugas untuk memenuhi permintaan-pemintaan terlarang. Tetapi, permintaanmu memiliki konsekuensi yang tak terduga."

Ruby merasa ketakutan namun juga penasaran dengan situasi yang tak terduga ini. "Apa yang terjadi? Di mana semua orang?"

"Semua orang yang kau benci telah menghilang. Mereka sekarang terperangkap dalam dunia bayangan yang ada di balik pintu ini," jelas sosok yang dikelilingi aura kegelapan itu.

Gadis bermanik hijau itu menggelengkan kepalanya, merasa bersalah akan apa yang ia lakukan. "Tapi ... aku tidak bermaksud menghilangkan mereka begitu saja! Aku hanya merasa terasing dan tidak dimengerti."

Sosok itu hanya tersenyum. "Terimalah konsekuensi dari kebencianmu."

"Tunggu!" Si gadis berusaha mengehentikan sosok itu sebelum menghilang. "Aku ... aku tidak ingin semua ini terjadi, aku mohon kembalikan mereka semua."

"Permintaanmu terlalu banyak, Ruby. Kau telah menghilangkan hampir seluruh populasi manusia di bumi karena ucapanmu kemarin. Kau pun memintanya juga di hari ulang tahunmu kan?"

"Tapi ... itu hanya ...."

"Harapanmu aku dengarkan, dan aku kabulkan sekarang. Jadi terimalah apa yang kau inginkan selama ini," ungkap sosok Penjaga Bayangan itu.

Ruby menatap tak percaya sosok itu. "Tolong, aku mohon kembalikan mereka. Aku ... aku akan melakukan apa pun untuk menebusnya, aku tak bisa hidup sendirian di dunia ini kan?"

"Jika memang begitu lalu mengapa kau meminta mereka menghilang?" Ruby diam, seakan tak bisa menjawab pertanyaan tersebut. "Baiklah, sekarang. Kau harus menemukan jalan untuk mengembalikan mereka ke dunia nyata. Namun, peringatan: jika kau tidak berhasil, kau akan terjebak dalam bayangan ini untuk selamanya."

"Aku harus mencari mereka satu persatu?"

"Ya." Seolah tak ingin berlama, sosok misterius itu pun pergi meninggalkan kamar si gadis yang masih tampak menyeramkan.

Ruby memandangi pintu kamarnya dengan tatapan penuh kekhawatiran. Dia memutuskan untuk memasuki dunia bayangan dan memulai pencarian untuk menyelamatkan orang-orang yang telah menghilang.

Ketika Ruby melangkah melewati pintu, dia tiba-tiba berada di dalam dunia bayangan yang gelap. Dia terkejut melihat sosok-sosok bayangan yang bergerak dengan lambat di sekitarnya. Dalam perjalanan mencari petunjuk, Ruby bertemu dengan sosok bayangan yang tampak seperti versi gelap dari dirinya sendiri.

The Birthday CurseWhere stories live. Discover now