kedelapan

722 70 2
                                    

Hari ini hari Jumat. Lusa merupakan hari dimana Jeonghan dan Chan akan kembali pulang ke rumah mereka kembali. Berarti kalau dihitung dengan jari, sudah 3 hari juga Seungcheol mencoba untuk menarik hati keduanya yang sepertinya bisa ia bilang bahwa ia sudah gagal.

Pada hari kedua, Jeonghan dan Chan sudah Seungcheol ajak untuk bermain di taman bermain paling besar di Seoul, berakhir dengan Jeonghan yang hanya duduk manis di restoran karena ia merasa kepanasan, membiarkan Chan bermain di area playground (iya ayunan, bukan di wahana permainan) dan Seungcheol yang menjaganya dari dekat. Iya mungkin keduanya sempat naik permainan bombom car dan komedi putar, selebihnya ya keduanya hanya memutari taman bermain.

Pada hari ketiga, Seungcheol membawa keduanya berjalan-jalan di salah satu pusat perbelanjaan dengan pikiran bahwa ia akan mentraktirkan kedua orang ini sebuah pakaian atau mungkin tas untuk keperluan. Dua-duanya menolak, mereka hanya ingin memakan sebuah makanan yang sedang ramai di media sosial, potato cheese bread. Akhirnya hari itu ditutup dengan Chan yang bermain air di kolam renang buatannya dan menonton TV.

Pada hari keempat, Museum Leeum menjadi destinasi utama untuk Seungcheol. Ia berani bilang kalau ia sedikit merasa percaya diri kalau ini akan menjadi momen dimana hati keduanya berhasil ia bawa, karena sejak sampai ke dalam museum, Chan memegangi dan menggenggam erat tangannya dan dengan semangat menunjuk beberapa benda di dalamnya. Chan Lee sangat antusias dan senang sekali dibawa ke sini, hal tersebut membuat ia juga ikut senang tetapi tiba-tiba saja ada klien perusahaan yang ia temui, membuat Chan sedikit marah karena 10 menit waktunya terpotong. Klien tersebut seperti baru sadar kalau lawan bicaranya membawa anak, barulah ia pergi tanpa meminta maaf. Chan sudah keburu bad mood dan hanya ingin pulang bermain dengan mobil-mobilan yang dibelikan oleh Jeonghan.

Hari ini hari kelima dan Seungcheol sedikit kebingungan. Ia sudah mengatur jadwal untuk membawa keduanya ke Namsan Tower tetapi entah kenapa Chan Lee tiba-tiba sedikit demam. Hal itu membuat Jeonghan mencoba menolak ajakan Seungcheol. Tetapi Seungcheol tidak mau hari itu kembali berantakan, ia memaksa keduanya untuk tetap jalan, menyuruh Jeonghan untuk tenang saja karena ia sudah membelikan obat. Jeonghan tidak mau membantah pun akhirnya menuruti keinginannya.

Seungcheol membawa kedua orang yang ia sayangi ini ke Namsan Tower dengan mobilnya. Ia sudah mempersiapkan obat-obatan dan roti yang ia beli di toko roti kesukaannya.

"Chan Lee mau lihat Kota Seoul dari atas kan? Cantik loh nak," ajak Seungcheol kepada anaknya yang ia genggam tangannya. Memegangi anak itu agar tidak terjatuh karena Chan yang tampak lemas. Dan ketiganya masih di parkiran mobil untuk para pengunjung yang ingin ke Namsan Tower, masih memerlukan waktu lagi karena ketiganya ingin menaiki kereta gantung untuk sampai ke atas sana.

Chan hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Ayahnya.

Seungcheol jadi agak merasa bersalah sebetulnya tapi, ya mau bagaimana?

Seungcheol mengeluarkan satu roti yang sembarangan ia ambil dari tas kertas dan memberikannya ke Chan, mencoba menawarkan anak lelakinya itu untuk memakan roti agar anaknya ada tenaga, "Makan dulu sedikit ya."

Chan menerima tawaran rotinya, ia lepas genggaman tangan dengan Ayahnya untuk memakan roti tersebut dengan cara disobek kecil-kecil kemudian baru ia makan. Sembari berjalan dengan pelan menuju pintu masuk, ia dan Seungcheol memakan roti tersebut.

Saat sudah sampai di pintu masuk menuju kereta gantung, Seungcheol baru sempat menawarkan tas kertas tersebut ke Jeonghan yang berjalan tidak jauh dari mereka. Jeonghan hanya menolak dengan gerakan tangan.

"Itu roti rasa apa?" Tanya Jeonghan setelah menolak.

Seungcheol mengangkat bahunya, sedikit bingung karena kenapa Jeonghan yang menolak malah bertanya rasa roti ini.

Tolerate ItWhere stories live. Discover now