pertama

2K 132 7
                                    

edited: june 19th, 2023 - 8.13 pm


Kedatangan sosok pria yang pernah mewarnai hidupnya itu membuat Jeonghan yang sedang merapihkan meja kerja nya dan memegang cangkir dengan air dingin terkejut. Untung saja cangkir tersebut tidak jatuh, tetapi lembaran kertas kerja nya berterbangan karena tangan kirinya yang panik. Ia tidak tahu bagaimana pria ini bisa menemui dirinya di kota kecil, dimana pada saat ia pergi ke memilih ke kota tersebut, ia memiliki harapan bahwa pria ini tidak akan bisa menemukannya lagi.

"Jeonghan-ah?" Panggilnya lagi dengan menyebut namanya.

Tangan kiri Jeonghan tanpa sadar memegang perutnya, lalu turun ke celananya untuk membersihkan tangannya. AH salah, seharusnya ia membersihkan tangan kanannya yang sedang memegang cangkir. Cangkir itu ia letakan di atas meja, kemudian tangan kanannya ia bersihkan dengan celana nya.

"Hai!" Sapa nya dengan tenang. Sangat tenang, tolong catat, bersamaan dengan ia yang mengulurkan tangan kanannya yang sudah bersih untuk mengajak pria ini berjabat tangan.

Mata mereka saling bertemu, seakan ada cerita lama yang belum selesai dan patutnya memang harus diselesaikan agar semua ketakutan dan keraguan yang Jeonghan selama ini tahan-tahan bisa mereda. 

Pria ini membuka mulut, "Kamu masih mengingatku kan?" Bersamaan dengan tangan miliknya itu meraih tangan Jeonghan.

Mengingatnya? Jelas dia yang sudah membuat hidupnya sengsara karena patah hati tentu saja jawaban Jeonghan saat itu adalah, "Ya, sedikit mengingat tentu saja."

Sedikit. Ingat sedikit.

Pria tampan dengan pakaian super rapi itu tertawa, senyum nya terlihat sampai gigi-gigi juga terlihat. Gila, ini sudah lebih dari 10 tahun dan Jeonghan masih harus mengomentari bentuk wajah tampan pria ini? Kedua tangan yang saling berpegangan selama lebih sepuluh detik itu juga sudah terlepas karena pria ini tertawa karena pria ini ingin menggaruk bagian belakang kepalanya.

"Kamu memang paling jago bercanda, Jeonghan."

Jeonghan tidak bisa mempertahankan wajah seriusnya ikut tersenyum dan berkata, "Pastinya, Seungcheol."

Choi Seungcheol. Sumber patah hati pertama nya dan sumber kebahagiaan nya sampai detik ini.

--

Café di depan kantor Jeonghan tidak begitu ramai saat pukul 3 sore. Sebagian anak sekolahan baru akan pulang nanti saat pukul 4 dan orang kerja kantoran akan pulang pukul 7 malam. Saat ini, hanya ada Jeonghan dan Seungcheol yang duduk manis, saling berhadapan di pojokan. Tentunya dengan pegawai café yang sibuk membuat pesanan minuman mereka.

"Kamu orang yang sangat sulit ditemukan ya?" Seungcheol yang pertama kali membuka pembicaraan setelah keheningan yang mereka buat dari awal duduk.

Jeonghan menganggukan kepalanya, "Yap, aku tidak akan membantah hal tersebut." Jawabnya dengan singkat.

Keduanya kemudian terdiam lagi sampai pegawai datang dan menyerahkan pesanan minuman mereka. Satu kopi hitam panas dan satu es cokelat. Milik Seungcheol dan milik Jeonghan.

Seungcheol menyeruput kopinya sebelum Jeonghan sempat mempersilahkan. Bisa Jeonghan lihat, rasa pahit itu menyerang Seungcheol karena raut wajah nya yang tiba-tiba berubah.

"Kamu tahu kan kalau yang mencarimu itu tidak hanya aku tapi kembaranmu, Jisoo?"

Kembarannya yang memutuskan untuk pergi terbang ke Amerika Serikat dengan Papahnya tentu tidak pernah luput dari pikirannya. Saat Jeonghan memutuskan untuk memutus semua tali hubungan dengan Seungcheol, kembaran nya jadi ikut terkena imbasnya.

Tolerate ItWhere stories live. Discover now