- Respon

6 2 0
                                    

Lily melambaikan tangan nya pada sang ayah yang berada di dalam mobil, "Lily sekolah dulu, jangan lupa jemput."

"Hari ini Abang dulu ya yang jemput, ayah padat kerjaan, gak masalah kan?" Tanya sang ayah.

Lily berpikir sejenak, ia yakin jika hari ini yang menjemput nya sang abang, pasti harinya akan rusak. Sudah hampir satu bulan ia tidak bertemu kakak laki laki nya itu, ia sudah sangat senang, tapi kenapa ia harus bertemu hari ini. Tapi mau bagaimana lagi, ia juga harus mengerti ayah nya, ayah nya bekerja untuk memberi nya makan.

Lily menganggukkan kepalanya lalu tersenyum, "iya, gak masalah kok."

"Ya udah, belajar yang rajin ya. Titip salam buat temen temen baik kamu. Terutama Lim sama Albert," Ucap sang ayah. Setelah itu mobil ayah nya mulai meninggalkan pekarangan sekolah.

Lily menghembuskan nafasnya, ini hari kedua ia bersekolah, ia berharap hari ini tidak terlalu berat. Ia mulai memasuki gerbang sekolah, Lily sempat berdiam diri terlebih dahulu menatap lingkungan sekolah yang masih sepi, karna memang sekarang masih jam 06:13. ia harap hari ke dua nya baik baik saja. Tanpa ingin berlama lama Ia segera menuju kelasnya, karna kelas nya berada di awal koridor dekat dengan kantor, jadi ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di kelas.

Hal pertama yang ia lihat saat berada di ambang pintu kelas ialah empat siswa yang sedang membaca buku dengan hikmat. Itu adalah Lim, Albert, Haickal dan Dion, dengan Dion yang duduk di kursinya. Apakah dia harus masuk? Tidak ada orang lain selain empat siswa itu. Apalagi setelah kejadian kemarin, akan sangat canggung jika ia tiba tiba duduk di kursi nya dan meminta Dion pergi karna ia ingin duduk.

Lily menghela nafas pelan untuk menghilangkan kegugupan nya, ia memilih untuk tidak masuk sekarang, lagipula ia tidak tau bagaimana meminta Dion pergi dari tempat duduk nya.

"Ly, mau ke mana?" Tanya Lim. Lily yang mendengar itu sontak memandang ke arah Lim dan yang lain nya.

"Mau cari angin dulu," jawab Lily kikuk.

"AC kelas kurang dingin ya?" Tanya Lim melihat satu AC yang tertempel tepat di atas susunan foto presiden dan wakil nya. Lily bingung sendiri ingin menjawab apa, berbohong tanpa direncanakan itu sulit.

"Sini kuy ikut belajar sama kita, katanya sih hari ini buk Uyun mau kasih UH." Ajak Lim. Dior dan Albert mengangkat pandangan mereka--terkecuali Haickal. Membuat Lily jadi kembali tidak enak hati jika mengingat tentang kejadian kemarin.

Saat Lily mulai mendekat Dion segera berdiri dan duduk di kursi kosong lain. Lily duduk di kursi nya, ia segera membuka tasnya dan mengambil sebuah buku dari dalam tas itu. Sebelum memberikan buku itu pada Haickal ia menarik nafas dalam, lalu membuang nya perlahan. Otak nya sekarang sedang menyusun kata yang tepat untuk meminta maaf pada Haickal.

Oke baiklah, kata kata di otak nya sudah tersusun rapi. Ia sedikit memiringkan tubuhnya untuk menghadap ke arah Haickal, ia menaruh buku itu di atas meja dengan pelan.

"Haickal, maaf ya soal kemaren. Aku beneran gak sengaja.., ini aku ganti buku nya, maaf." Ucap Lily sedikit menggeser buku itu ke arah Haickal. Semua nya kompak menatap Lily, Haickal pun melihat buku itu sesaat. Bahkan Lim, Albert dan Dion pun ikut menunggu reaksi Haickal.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

"Thanks." Haickal mengambil buku paket itu lalu menaruh buku itu di dalam lacinya. Ia kembali melanjutkan belajar nya tanpa mempedulikan teman teman nya yang tertawa jahil.

"Kiw kiw, es nya meleleh uy." Ujar Lim menaik turunkan alisnya.

"Kurang tidur kali dia hari ini." Timpal Dion.

LILYWhere stories live. Discover now