4

911 32 0
                                    

"Aku akan kembali ke Central besok".

Ucap Frank saat naik ke ranjang dan berbaring. Elena menatapnya dengan kesal.

"Kau sudah berjanji Frank...".

"Ini benar-benar penting. Tolong mengertilah Elena. Kau tahu ayah selalu ingin aku menyelesaikan sesuatu dengan segera. Aku tidak ingin ayah kecewa".

"Kalau begitu aku akan menelpon ayah. Bagaimana bisa dia begitu mendominasi dirimu. Aku dan anak-anak juga butuh dirimu".

"Berhentilah bersikap seperti anak-anak Elena. Kapan kau bisa dewasa? Kau sendiri yang ingin aku bekerja keras seperti ini lalu sekarang kau tidak mendukung aku. Bagaimana harga diriku di hadapan ayah? Please, hanya kali ini. Pekan depan kita bisa berlibur selama sehari penuh".

Hati Elena melunak, ia langsung tersenyum sambil memeluk Frank erat.

"Kalau begitu puaskan aku malam ini. Kau tahu aku begitu merindukan dirimu Frank".

Bisik Elena lembut yang membuat gairah Frank menggila. Tanpa aba-aba keduanya terjun ke alam aktivitas suami istri. Saat berada di atas tubuh istrinya entah mengapa wajah Larine tiba-tiba muncul.

Gairah menggebu-gebu yang awalnya datang perlahan meredup. Elena yang hampir klimaks merasa aneh dengan sikap Frank.

"Ada apa sayang?".

Frank mengurai keintiman mereka dan duduk dengan kepala tertunduk.

"Maafkan aku Elena. Aku merasa kurang sehat. Sesuatu tidak nyaman di sini".

Frank meraih telapak tangan Elena dan menaruhnya di dadanya yang berdegup kencang. Elena refleks bangun dan menatap Frank.

"Apa kita perlu memanggil dokter? Kau baik-baik saja? Aku sangat takut sayang".

Frank menjatuhkan tubuhnya di kasur dan memejamkan matanya. Ia tidak melepaskan tangan Elena.

"Maafkan aku sayang. Maaf".

Elena berbaring dan memeluknya seraya mengelus rambutnya dengan pelan.

"Mungkin kau lelah. Kau terlalu banyak bekerja. Aku akan bicara pada ayah agar kau cuti. Ayo pergi ke suatu tempat tanpa anak-anak. Hanya kau dan aku. Sudah lama kita tidak berlibur berdua ".

"Tak perlu. Biarkan aku istirahat lalu mari bicara besok".

Frank menutup matanya dan perasaan bersalah menyerangnya. Bayangan Larine mulai menghantuinya dan ia takut bahwa rasa yang pernah terkubur akan kembali muncul. Elena, dimana dia akan menempatkan wanita itu di hatinya?

Pagi harinya setelah sarapan Frank langsung kembali ke Central bersama Theodor.

"Beritahu aku jika sudah tiba di sana. Theo kau harus menjaga suamiku dengan baik atau aku akan memecatmu".

"Tentu saja Nyonya. Jangan cemas".

Di perjalanan beberapa kali Frank terlihat mendesah. Ia memijat keningnya terus.

"Apakah kita akan pergi ke dokter?".

Tanya Theodor penasaran. Frank menggeleng cepat.

"Siapkan penerbangan ke Paris".

Theodor terkejut dan menginjak rem. Tubuh Frank terlempar ke depan.

"Apa kau gila?".

"Tapi kau baru tiba. Dan tidak ada jadwal ke sana".

Protes Theodor.

"Lakukan saja! Aku memang ada urusan mendadak. Jangan beritahu Elena. Aku akan pergi sendiri. Kau bisa jaga rahasia ini".

SECOND HOME (TAMAT)Where stories live. Discover now