White;-Chapter06:end-

75 9 1
                                    

"Lo suka sama Ayesha kan?"

Damian langsung terdiam seketika. Wajahnya tertegun, tapi tidak lama setelahnya cowok itu memalingkan wajahnya.

"Ngga"

Abian ketawa kecil, "gausah ngeles. Lo suka sama dia. Buktinya aja lo nonjok sohib lo sendiri sampe masuk rumah sakit buat itu cewek"

"Itu karena ulah si bangsat itu sendiri ya! Dia udah rendahin Ayesha didepan umum. Dan gue ngga suka perempuan manapun direndahin kaya gitu. Lo pikir dari mana kita lahir, njing?! Dari perempuan!!"

"Ya santai dong anjir?! Gue kan cuma berpendapat. Bener apa engganya lo suka sama Ayesha, tanya sama hati lo sendiri tuh! Dahlah, gue pinjem charger laptop!"

Sialan memang.

Perkataan abangnya kemarin terngiang di otak Damian sampai-sampai dia tidak bisa tidur semalaman. Damian meletakkan kepalanya di atas meja, kebetulan jam pertama ini kelas kosong karena guru yang harusnya mengajar tidak hadir karena ada urusan dan hanya meninggalkan tugas.

"Dam"

Damian menghela nafas lelah. Baru saja dia akan memejamkan mata untuk tidur setidaknya untuk tiga jam kedepan, Langit yang duduk disampingnya malah memanggilnya.

"Hm" Damian hanya berdehem tanpa merubah posisinya.

Masih dengan kepala yang diletakkan diatas kedua tangannya yang dilipat diatas meja sebagai bantal, Damian hanya berdehem.

"Yesha kemana ya? Udah seminggu lebih dia ngga masuk, gue datengin kosannya juga kata pemilik kosnya dia udah lama ngga disitu lagi"

Mendengar itu Damian langsung menegakkan tubuhnya, menatap Langit penuh selidik.

"Apa?" tanya cowok itu yang heran dengan tatapan temannya.

"Lo ngapain ke kosan Yesha? Punya niat yang enggak-enggak kan lo?!"

Langit langsung mendelik sebelum akhirnya menjitak kepala temannya itu yang suka ngawur kalau ngomong.

"Mulut lo tuh ya, bangsat! Gue bukan Sagara ya!" jawab Langit ngegas, tapi begitu mengucapkan nama sepupunya nada bicaranya langsung memelan.

"Sagara?" gumam Damian pelan.

Langit mengangguk santai.

"Apa hubungannya sama si babi satu itu?"

Langit yang tadinya mau main game langsung mendelik begitu mendengar pertanyaan Damian.

"Serius lo ngga tau?" nada bertanya Langit terdengar begitu kaget.

Langit langsung memasukkan ponselnya kedalam saku lalu membenarkan posisi duduknya agar berhadapan dengan Damian yang masih menatapnya bingung.

"Dam, sebenarnya udah berapa lama sih lo tetanggaan sama dia?" tanya Langit yang masih ngga percaya.

Damian berdecak kesal, "tinggal cerita aja kenapa sih? Gue tampol juga lo ah!"

Langit diam sejenak tapi kedua matanya melirik ke sekeliling. Kelas mereka memang sedang berisik, tapi entah kenapa Langit terlihat tidak yakin bercerita di tempat ini.

"Ikut gue"

***

Dan di sinilah mereka berdua pada akhirnya, rooftop sekolah yang terletak agak terpencil dari lingkungan sekolah. Jarang ada yang ke sini karena jaraknya lumayan jauh. Damian sendiri sampe heran kenapa Langit mengajaknya ke sini.

Sepenting apa bahan gosip yang akan diceritakan oleh Langit sampai cowok penakut itu memilih tempat yang konon katanya angker ini?

"Lo mau ngomongin apa dah sampe ke sini segala?"tanya Damian begitu mereka sampai si rooftop terbengkalai itu. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

storiette; enhypen√Where stories live. Discover now