[DAY 35] MONSTER ON THE LOOSE

Começar do início
                                    

"Tentu saja, semua finansial hidupnya aku yang menanggungnya. Apa menurutmu aku tidak turut andil, Nyonya Ranendra?"

"HA!!" Lindia berseru keras, tatapan tidak percaya ia layangkan pada pria yang telah hidup bertahun-tahun dengannya. "Apa menurutmu, aku tidak bisa menghidupi dua putraku?"

Lindia mengusap kasar air mata yang tanpa sadar telah mengalir di pipinya. "Dengar, Tuan Ranendra. Apa kamu pikir uang yang selalu kamu berikan akan cukup menutupi saat putra kecilmu bertanya di mana kamu berada saat mereka sakit? Apa dengan uangmu, kamu bisa mengganti semua kenangan yang mereka habiskan sendiri? Jawab aku, Tuan! Kamu bilang kamu ayah mereka!"

"Baik! Aku akui, aku terlalu sibuk merintis perusahaan. Tidakkah kamu mengerti?! Aku tidak bisa membeli kenangan mereka, tapi aku yang menghidupi kalian. Mereka juga putraku!"

"Ck. They had a father, but never have a dad."

"I know. Tapi aku tidak pernah melepaskan tanggung jawab, Lindia."

Lindia terkekeh pelan, "Tanggung jawab apa? Apa kamu pernah membantunya? Apa kamu pernah menyayanginya? Aku ingatkan lagi, bahkan Randy pun pergi karena tidak tahan dengan sikapmu."

"Kamu tidak tahu apapun, Lindia."

"Apa yang tidak aku tahu?! Kamu selalu memojokkan Aksa, selalu menuntut Randy-"

"Fine! Aku akan menanyakan pada Arthur kabar Aksara, jadi berhentilah bertingkah seperti ini."

Reza yang tidak ingin memperpanjang perdebatan lagi memilih pergi. Meninggalkan Lindia yang kini menangis tersedu.

~~~~

"Selamat datang, Tuan Ranendra. Tuan Besar menunggu Anda di ruang kerjanya."

Seorang maid yang sudah berumur berjalan mengiringi langkah Reza memasuki mansion utama Adhiyaksa, di mana Arthur tinggal.

Bukan tanpa alasan ia datang ke sini. Alasan utamanya datang ke sini tentu saja menanyakan Aksa pada Arthur. Mengapa Reza tiba-tiba perduli pada anaknya?

Apakah kalian bingung dengan perubahan sikap tua bangka ini?

Sejujurnya, Reza Ranendra adalah sosok ayah yang menyayangi anaknya. Namun, gengsi tinggi membuatnya buta.

Sedari dulu saat istrinya Lindia sedang mengandung anak pertama mereka, Reza sungguh bahagia saat mengetahui mereka dikaruniai seorang anak perempuan saat di usg, bahkan ia mengumumkan kepada semua koleganya tentang kehamilan istrinya yang mengandung bayi perempuan.

Tapi siapa sangka saat hari kelahirannya, yang didapatnya adalah seorang putra. Reza sudah malu saat itu dan memilih untuk membiarkan hal itu dan memfokuskan diri ke perusahaannya. Walaupun, para koleganya mengatakan itu hal wajar, usg tidak berpengaruh besar pada jenis kelamin anak. Tapi tetap saja, Reza malu telah membicarakannya pada semua orang.

Reza tidak menyukainya, apalagi melihat Aksara yang tumbuh di lingkungan butik, bahkan ia sesekali melihat putranya dalam balutan gaun kecil itu semakin membuat ia kesal. Anaknya adalah seorang laki-laki, tapi dia tampak riang dengan gaun anak perempuan.

Perasaan itu tetap ia bawa bahkan sampai pada putra keduanya, Randy. Tapi Randy terlahir menjadi anak yang lebih terbuka dan pemberontak berbeda dengan kakaknya, itulah mengapa Randy yang muak dengan sikap ayahnya itu memilih untuk keluar dari rumah.

Pada intinya, Reza adalah orang yang selalu menyayangi anaknya dari jauh. Ia tetap menyayangi Aksara dan juga Randy. Tapi gengsinya, membuat hubungan ketiganya semakin menjauh.

"Oh, aku kira siapa yang ingin bertemu denganku di jam seperti ini, ternyata teman lamaku yang datang. Apa gerangan kamu datang ke sini?" Arthur tengah duduk di sofa di ruangannya sambil menyesapi kopi yang disediakan.

[ ✔ ] SWEET PILLS Onde histórias criam vida. Descubra agora