05. Kebetulan?

134 25 0
                                    

"Han, nanti jadi kerkel 'kan?" tanya Wendy melalui telfon. Nada bicaranya terdengar agak redam karena mulutnya sedang mengunyah kacang mede yang ia ambil dari atas meja kosan Yosephin.

Wendy membawa pulang satu stoples kacang tanpa seijin Yosephin, untung saja gadis itu tidak apa-apa karena ia tak terlalu suka kacang yang selalu diberi mamanya. Berulang kali Yosephin harus bilang kalau ia tidak terlalu suka kacang, tapi kata mama biar diambil Wendy aja. Jadi ya Yosephin tidak teralu mempermasalahkan stoples kacangnya yang suka menghilang setelah Wendy berkunjung. Asal stoples Tupperware itu kembali dengan bersih dan mulus, hati Yosephin tenang.

"Jadi dong, eh tapi ntar temenku ikut yaa soalnya dia bingung mau ngapain karena libur kerja," tutur kata Jihan ini dibalas anggukan oleh Wendy, walaupun anggukan itu tidak terlihat karena mereka telfon suara, bukan telfon video. Wendy saja yang agak aneh.

"Boleh deh, cewek atau cowok?"

"Cewek dong."

Wendy mengangguk lagi, "Oke deh, datengnya barengan atau gimana?"

"Sendiri-sendiri."

Kemudian telfon terputus setelah mengucapkan kalimat basi seperti 'iyaa', 'oke', 'terima kasih', 'sampai jumpa nanti'. Gadis yang sedari pagi kerjaannya hanya geluntungan di kasur pun meregangkan tubuhnya, bangkit berdiri untuk mengambil handuk dan segera membasuh dirinya. Oh, ngomong-ngomong dia juga belum mandi dari pagi, karena prinsip yang dipegangnya ialah 'hari libur mandi pun libur'.

Selesai mandi, Wendy merias wajahnya seperti biasa. Rambut basah yang tergulung dengan handuk itu ia buka dan keringkan, dicatok seperti biasa pula. Wendy dan Jihan akan pergi ke kafe dengan nuansa bunga, jadi dia memilih dress putih corak floral yang terlihat manis dipadukan dengan jaket denim merah muda. "Siap!" serunya setelah menyemprotkan parfum.

-

Jihan belum sampai, maka dari itu Vicky mengeluarkan laptopnya terlebih dahulu untuk menyusun kerangka makalah kelompok yang akan dibuat. Untuk kekurangan materinya biar Jihan nanti yang mencari. Jemari-jemari lentiknya mulai mengetik di atas keyboard laptop, selama beberapa saat ia sibuk berkutik dengan tugasnya sampai-sampai ia tak menyadari kehadiran seorang gadis di dekatnya. "Permisi.."

"Iya?" jawab Wendy lalu ia segera menolehkan kepala.

Wow, apakah Wendy sedang melihat malaikat?

"Halo?" gadis itu melambaikan tangannya di depan wajah Wendy yang sepertinya terlalu terpana sampai mulutnya melongo. "Ah, maaf ya."

"Kamu temennya Yolanda Jihan anak Decelis?"

"Iya, kamu temennya Jihan yang katanya mau ikut nugas ya?" si gadis bersurai coklat tersenyum. Aduhai, manisnya.

"Kenalin aku Cecil."

Wendy dengan senang hati menyambut uluran tangannya, "Wendyna, panggil Wendy aja."

"Aku tahu kamu kok dari Jihan."

"Jihan cerita?" Cecil menggeleng. "Aku yang tanya."

Yang bertanya membulatkan mulutnya, tandanya dia paham akan penjelasan Cecil. Lalu setelahnya, mereka terdiam dalam kecanggungan. Cecil menoleh ke kanan dan ke kiri, sementara Wendy memilih untuk kembali berkutik pada tugasnya.

"Oh iya.."

"Iya??" Wendy menjawab cepat.

"Emm itu..aku boleh minta Insta kamu ngga?"

Wendy terdiam selama beberapa waktu sebelum menjawab pertanyaan Cecil dengan gugup, "B..boleh, boleh banget!"

Cecil menyerahkan ponselnya agar Wendy bisa mengetikkan username Insta miliknya. "Makasih banyak yaa," kata Cecil setelah Wendy mengembalikan ponsel. Gadis penjual makaron itu tersenyum canggung, "Sama-sama, nanti aku ikutin balik waktu udah sampai kosan ya?" Cecil mengangguk mengiyakan.

"Eh Cecil udah dateng aja!" itu Jihan.

"Kamu yang telat!" Wendy menegur Jihan, yang diingatkan malah cengengesan.

"Maaf maaf tadi mules sih habisnya." Wendy hanya menggeleng-geleng sebelum ia menjelaskan materi-materi apa saja yang perlu Jihan susun.

-

Lelah, Wendy sangat lelah duduk di kafe selama kurang lebih lima jam hanya untuk mengerjakan makalah, itupun baru jadi setengah jalan. Salah sebenarnya ia mengusulkan pada Prof. Rudi agar pembuatan makalah berkelompoknya diisi dua orang saja untuk meminimalisir terjadinya ketidakseimbangan pembagian tugas. Sekarang, Wendy sendiri yang kelabakan karena materi yang diberikan bukan main banyaknya.

Wendy merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel, niat hati ingin mengikuti balik akun Insta milik gadis cantik jelita yang ia temui di kafe tadi.

Wendy merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel, niat hati ingin mengikuti balik akun Insta milik gadis cantik jelita yang ia temui di kafe tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wendy cukup terkejut melihat betapa banyak jumlah pengikut Cecil, bukan bukan..gadis itu adalah model ternama? Bukan hanya itu, tapi dia juga...

"...Elbara?"

Apakah ini suatu kebetulan?



Seol Yoona
as
Cecilie Theresia Gauri Elbara

Seol YoonaasCecilie Theresia Gauri Elbara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
1. Wendyna Punya CeritaWhere stories live. Discover now